Keesokan harinya ijab kabul Ali dan Prilly dilakukan pukul 9 pagi. Dengan pakaian seadanya dan tatanan ruang tamu yang hanya dihias bunga-bunga kecil acara ijab kabul mereka dilaksanakan penuh hikmat dan haru.Prilly hanya memakai gamis sutra model terusan namun sedikit mengembang di bagian lengan dengan corak emas membuat gamis itu terlihat mewah dan begitu pas membalut tubuhnya.
Ali sendiri mengenakan pakaian koko putih dengan celana hitam serta peci hitam yang semakin menambah kadar ketampanan pria itu. Semua surat dan kelengkapan lainnya sedang dalam pengurusan jadi mereka perlu menunggu beberapa hari lagi untuk menerima buku nikah.
Tidak masalah toh yang penting mereka sah terlebih dahulu, lagian Ali sudah berjanji akan menemani Prilly di sini minimal sampai 10 hari kepergian orang tua Prilly.
"Sah.."
"Alhamdulillah.."
Suara Nando dan Bagus paling keras terdengar ketika menyebutkan kata 'Sah' lalu di ikuti ucapan syukur dan lagi-lagi mereka yang paling bersemangat.
Yoga yang menikahkan Ali dan Prilly tersenyum haru ketika melihat Ali mengecup kening istrinya dengan begitu lembut. Begitupula Prilly yang mencium tangan suaminya dengan penuh rasa hormat.
Ada tokoh masyarakat yang menyaksikan pernikahan mereka juga orang-orang dari KUA setempat. Akhirnya Ali dan Prilly sah menjadi suami dan istri.
Prilly menatap Ali dengan mata berkaca-kaca. Dia sama sekali tidak menyangka kalau Ali pria yang dikirimkan Tuhan untuk menemani masa tuanya.
Kiara yang juga datang menangis haru melihat sahabatnya sudah menikah. Semalam begitu sampai dari luar kota dia segera menuju rumah Prilly, dia merasa sangat bersalah ketika Prilly terpuruk dia malah tidak ada. Namun dengan penuh pengertian Prilly membesarkan hati Kiara yang kala datang tadi pagi menangis tersedu-sedu.
Kiara memang tahu Prilly menikah hari ini tepatnya satu jam sebelum akad dimulai, dia tidak ingin berkomentar dia hanya berdoa semoga pernikahan sahabatnya selalu dicurahkan rahmat Tuhan dan selalu dalam lingkaran kebahagiaan.
Amiin..
Ali mengusap lembut air mata istrinya. Ah, istrinya. Dia mulai menyukai kata itu. Kata yang akan menunjukkan pada dunia kalau gadis cantik ini adalah miliknya.
"Mas sayang kamu." bisiknya pelan hanya mampu didengar oleh Prilly.
Prilly merekahkan senyumannya menatap suaminya penuh Cinta. "Aku juga sayang kamu Mas."
"Ini kapan adegan ciumannya di mulai sih?"
Ali dan Prilly sontak membulatkan matanya ketika mendengar seruan gila sepupunya siapa lagi sepupunya yang gila kalau bukan Bagus.
Ternyata namanya tidak mencerminkan kepribadian Bagus sama sekali. Ck! Ck! Namanya aja Bagus otaknya mah karatan!
Suara tawa tiba-tiba memenuhi ruang tamu menghilangkan suasana haru yang beberapa saat lalu mereka rasakan. Bagaimana tidak tertawa kalau saat ini Bagus sedang menjerit tertahan ketika Tante Yuni datang lalu memasukkan tisu ke dalam mulut putra badungnya.
**
Setelah pernikahan sederhana mereka digelar pagi tadi. Sekarang Prilly dan Linda mulai disibukkan dengan berbelanja untuk persiapan tahlilan orang tua mereka nanti malam.
Prilly sudah tidak menangis, setidaknya hari ini dia belum menangisi kepergian orang tuanya. Dia sudah berjanji pada Ali kalau dirinya akan ikhlas demi kelapangan orang tuanya di sana.
"Mbak Prilly, ini bawain dulu makanan untuk suami Mbak Prilly, kasihan Mas Ali capek banget dari tadi." Seorang Ibu-ibu tetangga Prilly datang membawa nampan berisi nasi dan lauk untuk Ali.
![](https://img.wattpad.com/cover/205830174-288-k547489.jpg)