Rumah Andra

139 10 0
                                    

Minggu pagi merupakan hari yang paling disukai oleh Zora. Seperti saat ini, ia sedang berolahraga di taman komplek nya. Ia sangat bersemangat karena udaranya yang sangat sejuk, juga cuaca yang cerah. Namun tidak secerah mood Zora. Ia masih kesal lantaran Andra mencuri ciumannya lagi.
Ia berharap jika berolahraga pagi bisa mengembalikan mood nya kembali. Akhirnya ia pun memutuskan untuk lari mengelilingi taman. Setelah lelah ia pun duduk di kursi taman.

"Huft,, capek juga gue", ucap Zora sambil mengibaskan tangannya.
Sedang asik bersantai ria, tiba-tiba ada seseorang yang menyapanya.

"Ekhem,, hay Ra", suara berat mampu membuat Zora menolehkan kepalanya.

"Eh Arya. Sini duduk", lalu Zora pun menggeser duduknya supaya Arya bisa ikut duduk disebelahnya.

"Sendirian aja Ra?", tanya Arya pada Zora

"Iya tadi mau ngajakin temen-temen, tapi mereka masih pada ngebo"

"Gue temenin boleh?"

"Boleh dong, lo kan juga temen gue", ucap Zora sambil terkekeh.

"Mm gue boleh nanya gak Ra?"

"Boleh kok, emang lo mau nanya apa?"

"Apa benar lo lagi deket sama Andra"

"Lo tau darimana Ar?"

"Ya cuma dari anak-anak sih, katanya lo lagi deket sama Andra. Emang berita itu benar ya Ra"

"Eh,, e-enggak kok"

"Kalau gak bener, kenapa lo gugup gitu"

"Siapa yang gugup, g-gue b-biasa aja k-kok"

"Ouh yaudah. Gue harap ya Ra berita itu gak bener."

"Kenapa lo ngarepnya begitu?", tanya Zora penasaran. Lalu tiba-tiba ia merasakan tangannya di genggam oleh Arya.

"Jujur ya Ra, gue masih sayang sama lo. Gue tau pasti lo bakal benci gue karena gue udah pernah nyakitin lo, tapi gue harap lo mau maafin gue Ra dan lo kembali kaya dulu lagi. Lo mau kan Ra?"

Deg
Apa-apaan ini baru semalam Andra menyatakan cinta padanya, lalu pagi ini gantian Arya yang menyatakannya. Astaga lidah Zora kelu, ia tak bisa berucap sekarang.

"Mm g-gue minta maaf Ar, g-gu-"
Tiba-tiba perkataan Zora dipotong oleh seseorang.

"Lepasin tangan lo dari cewek gue brengsek", ucap Andra yang langsung melepas genggaman tangan mereka.

"Maksud lo apaan tiba-tiba dateng dan bikin rusuh hah", ucap Arya tak terima

"Lo yang apa-apaan. Zora itu pacar gue, milik gue. Jadi lo gak berhak nyentuh dia" , ucap Andra tegas. Kemudian ia menarik tangan Zora dengan kasar lalu memeluk pinggangnya secara posesif.

"Udah deh Ndra lo tuh apa-apaan sih baru dateng aja malah bikin rusuh", ucap Zora melerai keduanya.

"Kok kamu malah belain dia sih Ra? Yang pacar kamu itu aku bukan dia"

"Udah deh, disini yang salah itu lo. Kalau gak tau apa-apa mending lu diem dulu jangan asal narik-narik orang sakit nih tangan gue", ucap Zora.

"Maaf Ra. Aku gak suka ya tangan kamu dipegang pegang sama orang lain."

"Apaan sih lo ga jelas tau nggak"

"Eh gue peringatin sama lo ya jangan sentuh Zora lagi atau gue akan.."

"Akan apa? Gue gak takut sama ancaman lo bangsat"

"Lo bener-bener ya", ucap Andra yang ingin melayangkan pukulannya namun dicegah segera oleh Zora.

Fake [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang