Akhir dari segalanya

565 24 2
                                    

Tiga belas hari kemudian

"Saya terima nikah dan kawinnya Fanny Ayudya binti Hendrawan dengan mas kawin uang sebesar satu milyar rupiah dan emas dua ratus gram di bayar tunai" Arya berhasil mengucapkan kalimat ijab kabul dengan lantang dan dengan satu tarikan nafas membuat semua orang yang hadir bisa bernafas lega.

"Bagaimana saksi?"

"SAH"

Setelah itu, penghulu pun membacakan doa untuk kedua mempelai. Kemudian, Fanny disuruh mencium punggung tangan Arya, dan Arya pun mencium kening Fanny.

Acara ijab kabul pun selesai. Kini saat nya menggelar acara resepsi pernikahan mereka. Hari ini Fanny dan Arya telah sah menjadi suami istri. Meskipun keduanya tidak saling mencintai, tetapi mereka melakukan pernikahan ini demi Arfan.

Awalnya Fanny enggan menikah dengan orang yang sama sekali tak ia sukai, tetapi begitu ia bertemu dengan Arfan,hatinya langsung menghangat dan merasa bersalah. Ia merasa paling jahat telah membuang anak setampan Arfan ini. Dan akhirnya setelah beberapa hari pertemuan singkat ia dan anaknya, Fanny pun menyatakan siap menikah dengan Arya.

Memang, setelah kejadian penculikan Zora, Arya dan Fanny pun merasa bersalah dan mereka menyatakan sudah bertobat. Mereka bahkan sudah berbaikan dengan Zora dan juga Andra. Dengan bukti, bahwa sekarang, Andra dan Zora datang ke pesta pernikahan mereka.

"Selamat ya Fan, gue doa in kalian berdua menjadi keluarga yang sakinah, mawadah, warohmah" ucap Zora.

"Aamiin" ucap Arya mengamini.

Tiba-tiba saja kedua bola mata Fanny berkaca-kaca, ia pun langsung memeluk Zora, dan Zora pun juga langsung membalas pelukan nya.

"Makasih ya Ra lo udah mau dateng ke pernikahan gue, dan makasih juga selama ini lo udah urusin Arfan. Maafin gue, selama ini gue, Amel dan Arya selalu rencanain sesuatu untuk jahat in lo"

"Gue udah maafin kalian kok, bagaimana pun juga, kalian adalah sahabat gue" ucap Zora saat pelukan keduanya terlepas.

"Sekali lagi makasih ya Ra"

Zora pun tersenyum lalu ia mengangguk. Dan setelah Zora mengucapkan selamat, kini gantian Andra yang mengucapkan untuk kedua mempelai itu.

"Selamat ya buat kalian berdua, cepet kasih adek buat Arfan pokoknya" ucap Andra bercanda. Namun berbeda dengan Fanny yang menatapnya dengan malu saat Andra mengatakan hal seperti itu.

"Pasti bro, lo tinggal tunggu kabar baik aja besok." Arya pun juga tertawa pelan dalam menanggapi ucapan Andra.

"Yang penting jangan ganas-ganas, kasihan Fanny nya" sambung Andra lagi. Dan kedua lelaki itu terus menerus mengobrolkan hal itu, yang membuat Fanny menjadi tersipu malu.

"Udah-udah kalian ini sama aja, tuh lihat kasihan Fanny, dia udah malu gitu" ucap Zora. Dan detik kemudian mereka pun tertawa bersama.

"Mama,, papa" tiba-tiba saja suara mungil seorang balita lelaki menghentikan tawa mereka. Ia adalah Arfan.

"Kenapa sayang? Kok kamu sendiri? Kemana om Dicko?" tanya Zora dengan nada khawatir. Pasal nya, tadi anak itu bermain dengan Dicko, namun kenapa anak itu menjadi sendirian di tengah-tengah pesta yang sangat ramai seperti ini?

"Om ganteng lagi pacalan sama tante cantik mah. Telus tadi Alfan dicuekin sama meleka, ya udah Alfan kesini"

Ucapan polos Arfan membuat mereka tertawa pelan, tak terkecuali orangtua kandung anak itu.

"Om ganteng pacaran? Sama siapa sayang? Sama tante Renata ya?" tanya Zora. Karena ia yakin kalau akhir-akhir ini, Dicko itu sama sekali tak pernah dekat dengan gadis lain kecuali dengan dirinya dan juga Renata.

Fake [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang