Kematian memang terjadi pada setiap yang bernyawa, hanya saja kita harus menunggu kapan waktu itu datang kepada kita.
***
Kringg,, bel pulang sekolah pun berbunyi, seluruh siswa pun berbondong-bondong meninggalkan sekolahnya. Zora pun sama, ia juga melajukan mobilnya sendiri tanpa ada pengganggu 2 singa itu. Entahlah ia juga tidak tahu kemana perginya mereka berdua. Sebab, semenjak Zora kembali ke kelas tadi, ia tak menemui Dicko. Sedangkan Andra? Ia juga tidak mengetahui keberadaan kekasihnya itu. Padahal jelas-jelas tadi Andra sedang kesakitan di UKS, namun saat ia kembali lagi untuk menyerahkan tas nya, ia sama sekali tidak melihat Andra. Kata pak satpam Andra sudah pulang duluan, entahlah itu benar atau tidak. Yang terpenting, saat ini Zora ingin mengembalikan tas itu ke rumah Andra.
Setelah beberapa menit perjalanan, akhirnya Zora pun sampai di rumah Andra, kemudian ia pun memarkirkan mobilnya di pekarangan rumah Andra. Namun saat ia hendak masuk ke rumah Andra, tiba-tiba ia menyipitkan matanya saat melihat sebuah mobil yang tak asing untuknya yang sedang terparkir dihalaman rumah Andra. Karena penasaran, ia pun memutuskan untuk melangkah kan kakinya untuk masuk ke rumah Andra, dan betapa terkejutnya ia saat melihat Andra dan Renata, sahabat nya, sedang berpelukan di depan ruang keluarga.
"A-andra, Rena", ucap Zora terbata, yang mampu mengagetkan mereka berdua. Lalu mereka pun segera melepas pelukannya.
"Ra, ini gak seperti yang lo liat", ucap Renata.
"K-kalian ada hubungan apa?", tanya Zora.
"Ini gak seperti yang lo pikirkan Ra", ucap Renata dengan panik.
"Lo salah paham Ra!", ucap Andra.
"Tapi-", ucapan Zora terpotong.
"Lo ngapain kesini lagi?", tanya Andra untuk mengalihkan perhatian Zora.
"A-aku cuma mau nganterin tas kamu.", jawab Zora.
"Tadinya gausah, biarin aja tas nya di sekolahan aja, tas di rumah gue juga masih banyak", ucap Andra.
"Maaf berhubung tasnya udah aku anter, jadi aku pulang dulu, dan maaf aku udah ganggu kalian", ucap Zora. Setelah itu ia pun menaruh tas itu ke sofa dan melangkahkan kakinya pergi keluar dari rumah Andra.
"Ra, lo jangan pergi, lo salah paham Ra", teriak Renata setelah melihat Zora pergi dari rumah Andra dengan matanya yang berkaca-kaca. Saat ia ingin mengejar Zora, tiba-tiba tangannya dicekal oleh Andra.
"Udah biarin aja, cepat atau lambat juga dia bakal tahu hubungan kita", ucap Andra santai.
"Tapi ini bukan waktu yang tepat! Padahal gue berniat mau jujur sama dia, tapi udah kepergok duluan", ucap Renata.
"Udahlah Ren biarin aja, anggap aja itu hukuman dia karena udah sakitin gue", ucap Andra pada Renata.
"Kasian Zora. Meskipun kaya gitu, dia tetap sahabat gue Ndra, gue jadi merasa bersalah kan", ucap Renata sambil berkaca-kaca.
"Udah ya lo jangan nangis, biar gue yang jelasin ini sama dia", ucap Andra sambil menelangkupkan pipi Renata.
"Iya pokoknya lo harus jelasin ke dia!", ucap Renata.
"Iya bawel lo", ucap Andra dengan malas, lalu ia pun mencubit gemas pipi Renata.
"Au ah gue mau pulang", ucap Renata sambil melepas tangan Andra dari pipinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Fake [END]
Teen Fiction[SELESAI] Dalam Bahasa Inggris, fake artinya palsu. Sesuai dengan judulnya, cinta,kasih sayang, dan persahabatan yang dimiliki Zora hanyalah kepalsuan. Penghianatan seolah sudah menjadi makanan sehari-hari nya. Mampukah ia melewatinya atau malah tak...