Sore itu, Dicko dan bunda nya sengaja ke mall, karena ia ingin membeli sesuatu untuk hari ulang tahun Zora sekaligus ia ingin meminta maaf kepada Zora atas kejadian beberapa hari yang lalu. Awalnya Dicko ingin pergi ke mall sendiri, namun bunda nya itu memaksa untuk menemaninya ke mall, dengan alasan ia juga ingin memberikan kado kepada Zora.
Sesampainya di basement mall, Dicko pun membukakan pintu untuk Ratna.
"Makasih sayang" ucap Ratna sambil tersenyum manis kearah anak semata wayangnya itu. Dan Dicko hanya membalas anggukan kecil serta senyum tipis saja.Setelah nya, mereka pun melangkahkan masuk ke mall, namun tiba-tiba saja kedua bola mata Ratna menangkap seorang gadis yang sedang dibekap oleh seseorang. Dan betapa terkejut nya ia saat mengetahui bahwa gadis itu adalah Zora.
"Dicko, itu Zora mau diculik!" ucap Ratna dengan panik.
Dicko pun menoleh mengikuti arah pandang ibunya, dan benar saja, di seberang sana ada seorang gadis yang sangat mirip dengan Zora. Tanpa aba-aba, ia pun langsung berlari kearah orang itu.
"Baik, saya akan membawa nya ke gudang dekat stasiun lama"
Kedua tangan Dicko terkepal kuat,saat ia mendapati bahwa gadis yang tengah mereka culik itu adalah Zora.
Tut,, setelah panggilan itu terputus, mereka pun langsung memasukkan tubuh Zora ke dalam mobil. Namun tiba-tiba saja Dicko menarik kerah orang itu dan menghajar nya dengan brutal.
Bugh,, preman itu juga tak mau kalah, ia membalas pukulan Dicko dengan brutal. Namun, Dicko tumbang, ia kalah. Karena ada empat preman yang mengeroyok nya. Setelah di rasa Dicko tumbang, para preman itupun langsung meninggalkan nya begitu saja.
"Astagfirullah, kamu gak papa kan sayang?" tanya Ratna dengan panik saat ia melihat anaknya itu dipukuli. Lalu ia pun membantu untuk membangunkan anaknya itu.
"Gak papa bund" jawab Dicko santai sembari mengelap darah yang keluar dari sudut bibirnya.
"Lebih baik kamu telfon polisi aja sayang, ini bahaya"
Dicko menggeleng. "Jangan bund, nanti kalau Dicko lapor, nyawa Zora dalam bahaya. Dicko tau apa yang harus Dicko lakuin!"
Setelah itu, ia pun menelfon Andra. Iya, ia akan memberi tahu hal ini kepada Andra karena yang menculik Zora adalah Black Eagle.
Tak lama kemudian, Andra datang dengan panik sembari menggendong Arfan.
"Dimana Zora?"
"Zora diculik sama Black Eagle!"
Sontak saja, kedua tangan Andra mengepal. Gigi-gigi nya saling ber gemeletuk menahan emosi.
"Sial! Gak akan gue biarin mereka hidup kalau sampai terjadi apa-apa sama Zora!"
"Jangan ngumpat! Lo lagi bawa anak kecil!" peringat Dicko. Sontak saja Andra langsung menatap anaknya yang menatapnya dengan tatapan takut.
"Gue tau Zora dimana. Kita kesana sekarang keburu Zora disakitin sama mereka!" Andra pun langsung mengalihkan pandangannya menuju lelaki yang berada di depannya itu.
Andra mengangguk. "Tapi gue nganterin Arfan dulu ke rumah Zora"
"Ga usah nak Andra,biar dia anak kamu sama bunda aja" ucap Ratna. Andra pun langsung beralih menatap Ratna dan juga Arfan.
"Mm,, gausah tan, biar saya anterin pulang aja anak saya" tolak Andra dengan kikuk.
"Gak papa, bunda gak keberatan kok. Lagipula kalau kamu pulang dulu pasti bakal lama, bunda khawatir sama Zora"
Betul juga ucapan Ratna. Mau tak mau, ia harus menitipkan Arfan pada Ratna.
"Bunda yakin bisa nyetir sendiri?" tanya Dicko dengan khawatir. Karena bunda nya itu pernah kecelakaan mobil, dan sempat mengalami trauma.

KAMU SEDANG MEMBACA
Fake [END]
Teen Fiction[SELESAI] Dalam Bahasa Inggris, fake artinya palsu. Sesuai dengan judulnya, cinta,kasih sayang, dan persahabatan yang dimiliki Zora hanyalah kepalsuan. Penghianatan seolah sudah menjadi makanan sehari-hari nya. Mampukah ia melewatinya atau malah tak...