Zora Diculik

126 10 0
                                    

Blam,,
Dicko menutup pintu mobilnya dengan kencang dan membuat kaget teman-temannya. Ya, saat ini Dicko membawa Zora ke markasnya.

"Wuih mangsa baru tuh boss", tanya David, salah satu teman sekaligus anak buahnya.

"Hmm", ucap Dicko dengan singkat.

"Wuih mantab, doi cantik banget coy, cocok banget sama kriteria gue. Bagi-bagi dong Ko, gue juga mau yang kaya gitu.", ucap Ian. Ia juga teman Dicko, dan ia juga terkenal oleh sifatnya yang playboy makanya sekali ia lihat cewek cantik, matanya langsung jelalatan.

"Ck,, daripada lo berisik, mending sekarang lo bersihin kamar gue", perintah Dicko kepada Ian. Lalu ia pun mendudukkan Zora ke sofa kecil yang ada diruangan itu.

"Wuh si boss gercep juga ternyata, mentang- mentang ceweknya cakep langsung diajak ML", canda Ian dan langsung membuat seisi ruangan menjadi tertawa.

"Bangsat, diem lo semua. Ian sekarang juga lo bersihin kamar gue atau daging yang ada di seluruh tubuh lo gue cincang sekarang"

"Hehe iya deh siap boss. Sans dong jangan marah-marah mulu, lagi PMS ya", goda Ian lagi dan langsung diberi tatapan membunuh oleh Dicko.

"Gue hitung mundur dari angka 3, kalau lo belum juga pergi buat bersihin kamar gue, siap-siap aja besok pagi lo udah gue kuburin"

"Tiga"

"Dua"

"Sat-", ucap Dicko terpotong saat Ian langsung lari terbirit-birit menuju ke kamarnya.

"Hua kabur", ucap Ian yang sudah lari menuju ke kamar atas milik Dicko. Namun saat ia lari, ia masih tertawa mengejek Dicko. Dan anak-anak yang lainnya hanya tertawa sambil geleng-geleng kepala melihat aksi Ian.

"Dav, sekarang lo sama anak-anak pergi ke rumah Zora dan hilangin jejak gue. Dan sekalian lo benerin jendela yang udah gue pecahin tadi", instruksi Dicko kepada David.

"Siap boss. Yuk guys ikut gue semua", ajak David kepada rekannya. Dan setelah itu, mereka pun langsung meninggalkan markas dan menuju ke rumah Zora.

"Finish boss", teriak Ian dari kamar Dicko. Lalu Dicko pun membawa tubuh Zora ke dalam kamarnya.

"Cie udah kaya pengantin baru aja bos pake acara gendong-gendongan segala"

"Bacot. Mending sekarang lo nyusul David aja sono, sekalian bantuin dia buat ilangin jejak gue"

"Oke. Selamat menikmati honeymoon nya bos, inget ya jangan main kasar", ucap Ian yang langsung lari sebelum ia diamuk oleh Dicko. Setelah kepergian Ian, Dicko pun melangkah masuk ke kamarnya. Dan ia pun membaringkan tubuh Zora ke ranjangnya.

"Selamat tidur cantik", ucap Dicko sambil menyeringai. Dan setelah itu, Dicko pun keluar dari kamarnya dan ia pun mengunci pintu itu supaya Zora tidak bisa keluar.
Kemudian ia pun menuju ke sofa kecil miliknya dan merebahkan badannya ke sofa. "Siap-siap aja lo Ndra, bakal gue beri surprise yang sangat indah", ucap Dicko dengan senyum smirk nya. Btw ada yang aneh dengan Dicko. Kenapa? Karena setiap ia menculik seseorang, ia tidak pernah mengurungnya di kamar, ia cuma mengikat tawanannya di kursi usang miliknya. Namun entahlah Dicko sendiri juga tidak tau kenapa ia membawa gadis itu ke kamarnya.

Pagi harinya pukul 06:00
Pagi itu matahari sangat cerah, dan cahaya matahari pun masuk ke celah-celah jendela. Hal itu mampu mengusik tidur Zora, dan ia pun langsung membuka matanya. "Eungh", leguhan Zora saat tiba-tiba rasa pening menguasai dikepalanya. Namun ia tetap membuka matanya, dan betapa terkejutnya dia saat ia berada di kamar yang asing. Lalu ia pun segera mengecek bajunya, dan ia bersyukur bajunya masih utuh.

Fake [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang