Kadang orang-orang terlalu pintar untuk menyadari kesalahan orang lain tapi terlalu bodoh untuk menyadari kesalahan diri sendiri.
***
Minggu pagi itu terlihatlah sang matahari yang enggan menampakkan dirinya. Hanya mendung tebal yang menghiasi kota Jakarta. Cuaca nya pun seakan-akan mendukung suasana hati Zora yang tak kunjung mendapat kabar dari Andra.
Cklek,,
"Mah", panggil Zora saat ia keluar kamar tamu milik keluarga Andra.
"Eh non Zora udah bangun?", tanya Bi Minem, pembantu di keluarga Wirawan.
"Udah bi. Mamah sama Andra kemana ya kok rumahnya kaya sepi?", tanya Zora.
"Tadi pagi-pagi sekali, nyonya Rosa pergi ke LA sama tuan Wirawan non, katanya ada urusan penting. Kalau den Andra belum pulang dari semalem", jawab bi Minem.
"Loh kok mendadak banget sih bi? Aduh aku jadi gak enak kalau tinggal di rumah ini tanpa mama Rosa." ujar Zora.
"Tadi nyonya pesan sama saya, non Zora ga boleh meninggalkan rumah ini sampai orangtua non pulang ke Indonesia." jawab bi Minem.
"Tapi aku gak enak bi. Ouh iya Andra kemana ya bi?", tanya Zora.
"Mm itu non, den Andra nya belum pulang dari kemaren." ujar bi Minem.
"Andra belum pulang bi?", tanya Zora sekali lagi.
"Belum non", jawab bi Minem.
"Ya udah, Zora telfon Andra dulu ya bi", ujar Zora pada bi Minem.
"Iya non, kalau gitu bibi ke dapur dulu ya, kalau non butuh apa-apa tinggal panggil bibi aja", ujar bi Minem.
"Iya bi,, makasih", ujar Zora. Dan setelah itu, Zora pun langsung menghubungi nomor Andra. Namun ia tidak mengangkat telfonnya sama sekali. Malah hanya terdengar suara operator saja.
"Tumben Andra gak angkat telfon gue", batin Zora.
Zora pun tak kenal putus asa, ia pun terus menerus menghubungi Andra namun tetap saja nomor Andra tidak aktif. Karena kesal, ia pun segera menghubungi Nathan.
Tut,, panggilan pun terhubung.
"Hallo Ra", sapa Nathan diseberang sana.
"Hallo Nath,, Andra kamu suruh pulang sekarang bisa?", pinta Zora.
"Kok lo nyuruh gue sih Ra? Bukannya Andra baru di rum-", ujar Nathan terpotong ketika Imam yang langsung menyerobot telfonnya.
"Iya Ra, nanti aku suruh Andra buat balik ya, lo tenang aja", ujar Imam.
"Mm makasih ya Mam", ujar Zora. Dan setelah itu, ia pun menutup panggilannya.
"Ada yang aneh. Kenapa tadi Nathan malah bingung sih? Au ah gue pusing", monolog Zora.
Cklek,, saat Zora sedang asik dengan pikirannya, tiba-tiba saja pintu utama rumah keluarga Wirawan pun terbuka. Dan terpampanglah disana ada seseorang yang amat dirindui Zora, ya dia adalah Andra. Tanpa aba-aba, Zora pun langsung menghampiri Andra dan ia langsung memeluk Andra. Andra tertegun, tubuhnya terasa sangat kaku, jantungnya pun juga sangat berdebar- debar saat ia mendapat pelukan dari Zora.
"Andra kamu kemana aja hmm", ujar Zora lembut. Lalu Andra pun langsung tersadar dari lamunannya dan ia pun langsung menyentak tubuh Zora dengan kasar hingga membuat Zora tersungkur.
"Jangan sentuh gue!", betak Andra.
"Andra kamu kenapa? Aku ada salah apa sama kamu?", tanya Zora sembari membagunkan tubuhnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Fake [END]
Novela Juvenil[SELESAI] Dalam Bahasa Inggris, fake artinya palsu. Sesuai dengan judulnya, cinta,kasih sayang, dan persahabatan yang dimiliki Zora hanyalah kepalsuan. Penghianatan seolah sudah menjadi makanan sehari-hari nya. Mampukah ia melewatinya atau malah tak...