Kilauan lampu yang sangat terang, mampu membuatnya kembali sadar dari kritisnya. Orang itu adalah Andra, ia akhirnya sadar setelah tadi muntah darah dengan hebat. Namun sekarang tubuhnya masih sangat lemah untuk bangun. Sayup-sayup ia mendengar ada langkah menuju ke ruangannya, lalu ia pun pura-pura pingsan lagi, ia ingin melihat siapa yang masih peduli dengannya saat ia seperti ini.
Cklek,, pintu pun terbuka, dan seseorang itu masuk ke dalam ruangan Andra. Ia berharap, orang itu adalah Zora.
"Hallo", ujar orang itu yang Andra yakini adalah Imam, karena jelas sekali dari suaranya. Namun Andra memutuskan untuk tetap menutup matanya.
"Ngapain lo telfon gue? Kangen sama gue?", tanya Imam.
"..."
"Gini amat punya temen", batin Andra
"Bisa aja kan lo kangen sama gue"
"..."
"Paan? Kalau mau ngomong ya ngomong aja"
"..."
"Apa! Semalam Zora diteror sama Black Eagle? Kok bisa? Terus Zora gimana?", tanya Imam dengan bertubi-tubi.
Mendengar hal itu membuat darah Andra langsung mendidih. Rasa sakit disekujur badannya pun langsung menghilang digantikan perasaan khawatir dan takut kalau Zora dilukai terlalu jauh.
"..."
"Santai aja, Andra gak bakal gue kasih tau dulu, kasian dia masih tahap pemulihan juga sih", ujar Imam sambil melirik kearah Andra.
"Bego! Tanpa lo kasih tau, gue juga udah denger kali!", batin Andra.
"Oke,, lo jagain terus bidadarinya dulu ya, biarin gue yang jagain pangeran nya", ujar Imam sambil terkekeh.
"Kalau badan gue udah sembuh, gue janji bakal nampol pala lu Mam!", ujar Andra dalam hati.
"Oke", ucap Imam singkat, sebelum ia mematikan telepon dari Nathan.
Setelah itu, ia pun berjalan menuju ke brankar Andra.
"Cepat sembuh ya boss, bidadari lo butuh lindungan lo", ujar Imam. Lalu setelahnya ia pun menuju ke sofa dan merebahkan badannya ke sofa itu. Dan tak lama kemudia ia pun tertidur.
"Thanks Mam, gue janji, bakal jagain dia!", jawab Andra dengan lirih, saat ia melihat Imam sudah tidur di sofa.
Pagi harinya, tepatnya pukul setengah 6 pagi, Andra sudah bangun. Ia memutuskan untuk menemui Zora saat ini. Persetan dengan kaki nya yang masih sakit. Ia hanya ingin melihat Zora, hanya itu.
Saat ia mengendap-endap keluar ruangan, ia beruntung karena teman-temannya tidak ada yang menjaganya, hanya ada beberapa anak buahnya Andra, dan mereka pun masih tertidur di kursi tunggu.
Tak menyia-nyiakan hal ini, ia pun langsung berjalan menuju keluar rumah sakit ini dengan tertatih- tatih, karena kakinya masih sakit.
Saat diperjalanan, ia bertemu dengan satpam, dan satpam itu langsung berjalan menuju kearahnya.
"Selamat pagi mas, pagi-pagi begini, anda mau kemana ya?", tanya satpam itu.
"Mau jalan-jalan bentar pak, saya suntuk di ruangan itu terus", ujar Andra.
"Tapi kenapa arahnya menuju ke pintu keluar ya mas? Kenapa tidak jalan-jalan di taman saja?", tanya pak satpam itu.
"Mati gue!", maki Andra dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake [END]
Teen Fiction[SELESAI] Dalam Bahasa Inggris, fake artinya palsu. Sesuai dengan judulnya, cinta,kasih sayang, dan persahabatan yang dimiliki Zora hanyalah kepalsuan. Penghianatan seolah sudah menjadi makanan sehari-hari nya. Mampukah ia melewatinya atau malah tak...