Kecelakaan

188 14 2
                                    


Plakk,, satu tamparan keras berhasil mendarat pada pipi mulus milik Zora.

"Bitch! Gue udah peringatin berapa kali sih Ra, jangan pernah deketin cowok gue!" ujar Fanni dengan emosinya yang meluap-luap.

"Lo apa-apaan sih Fan, siapa yang deketin cowok lo hah!" habis sudah kesabaran Zora. Ia sudah muak dituduh Fanni terus padahal ia sama sekali tak bersalah.

"Oh ya? Murahan banget sih lo, maksud lo apa duet bareng sama Andra kemaren hah!"

Plakk,, Zora pun membalas tamparan Fanni dengan sangat keras. Ia tak terima jika ada yang menghinanya seperti ini.

"Selama ini gue diam saat lo ngehina gue Fan, karena gue masih nganggep lo itu sebagai sahabat gue sendiri. Tapi kenapa semakin lama lo semakin keterlaluan sama gue Fan! Apa salah gue sama lo!" ujar Zora sambil berkaca-kaca. Tak lama kemudian air matanya pun menetes. Dan Fanni pun langsung mengangkat wajahnya.

"Lo tanya salah lo itu apa? Haha,, lo itu pelakor Ra. Lo itu cuma orang baru yang tiba-tiba datang di hubungan gue sama Andra. Lo tau.." ucap Fanni dengan sengaja menggantungkan ucapannya saat air matanya jatuh.

"Lo udah ngrebut tunangan gue Ra, dan lo udah nyakitin Andra. Gue gak terima kalau ada orang yang nyakitin dia!" ujar Fanni sambil menyeka air matanya.

"Maksud lo?" tanya Zora dengan bingung. Apa maksud ucapan Fanni dengan menyebut ia sebagai orang jahat yang menyakiti Andra? Bukankan selama ini malah Andra yang telah menyakitinya?

"Gausah sok polos deh Ra! Basi tau gak!"

"Tapi gue beneran gak paham maksud lo Fan. Bukannya selama ini malah dia yang bersalah sama gue, kenapa lo jadi nuduh gue lagi!"

"Malam dimana saat orangtua kalian meninggal, Andra nyamperin ke rumah lo, dia mau minta maaf sama lo, tapi saat dia kesana, dia malah dikejutkan saat lo sama Dicko pelukan di ruang tamu. Lo mikir gak sih Ra, lo itu punya pacar, tapi lo masih aja ganjen sama cowok lain"

Deg,, jadi Andra melihat semuanya? Pantas saja dulu ia langsung menjauhi nya tanpa sebab, ternyata Andra sudah salah paham.

"Kalian salah paham Fan! Gue sama Dicko gak ada apa-apa. Waktu itu, dia cuma nenangin gue."

Fanni pun tertawa keras. "Lo pikir gue peduli? Gue malah bersyukur Ra, dengan adanya salah paham itu, sekarang Andra udah balik lagi sama gue"

"So,, gue minta sama lo, jauhin cowok gue!" ujar Fanni sambil memperingati nya lagi.

"Gue harus bilang berapa kali lagi ke lo sih Fan kalau gue gak pernah deketin cowok lo! lo gak liat bahkan cowok lo sendiri yang deketin gue, bukan gue yang deketin dia. Kalau lo lupa, gue ingetin lagi deh Fan, seminggu yang lalu bukannya Andra kabur dari rumah sakit demi liat keadaan gue ya?" ujar Zora dengan tegas. Sedangkan Fanni hanya diam tak berkutik.

"Dan satu lagi Fan, soal kemaren  bukan gue yang ke ganjenan, tapi keluarganya sendiri yang udah mohon-mohon sama gue buat nyanyi bareng sama dia Fan." memang benar, tiga hari sebelum acara, Zora diminta oleh keluarga Wirawan untuk menemani Andra bernyanyi. Awalnya Zora menolak, tapi karena hasil bujuk rayu dari tante nya Andra, ia pun akhirnya luluh dan bersedia berduet dengan Andra.

"Kalau lo ga percaya, lo bisa tanya sendiri sama Renata, dia ada saat tante nya Andra mohon-mohon sama gue. Dan gue minta satu hal dari lo Fan, stop salah-salahin gue lagi, karena kenyataannya gue gak pernah ganjen sama Andra." ujar Zora. Setelah itu ia pergi meninggalkan Fanni sendiri yang masih mematung di parkiran.

"Liat aja Ra, gue bakal balas kelakuan lo!", ujar Fanni dengan smirk saat ia melihat Zora sedang menelepon seseorang yang ternyata ia orang itu adalah Dicko. Zora sengaja menelfon Dicko biar dia menjemputnya, karena tadi ia berangkat bersama dengan Dicko.

Fake [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang