Luka

194 13 0
                                    

Akhirnya kita saling sepakat, kita saling melepaskan meski hal itu dianggap tidak tepat.

***


Dentuman musik yang sangat keras serasa ingin memecahkan telinga, lampu-lampu pun kerlap-kerlip yang berhasil menyilaukan mata, dan para wanita-wanita penghibur itu dengan luwes nya menari diatas dance floor.
Malam ini, Andra dan kedua sahabatnya berada di sebuah club.

"Tumben boss lo ngajakin kita kesini?", tanya Imam bingung. Pasalnya, Andra itu bukan tipe orang yang senang berada di dunia malam. Dan bahkan, untuk menginjakkan kakinya disini bisa hitungan jari.

"Cerita aja Ndra, lo gak mungkin ngajak kita kesini kalau gak ada masalah. Lo lagi ada masalah sama Zora atau sama Fanni?", kali ini Nathan yang bertanya.

"Gue putus sama Zora", ucap Andra lesu.

"What? Gimana- gimana? Gak salah dengar nih gue? Lo lagi nge prank kita kan Ndra?", tanya Imam dengan heboh.

Pletak,, Nathan pun langsung menjitak dahi Imam. Ia tak habis fikir disaat keadaan lagi tegang, ia malah sempat-sempatnya memborong pertanyaan yang sangat absurd.

"Anjir sakit ogeb", ujar Imam sambil memegang dahinya. Namun tak di gubris sama sekali oleh Nathan, dan ia pun malah bertanya kepada Andra.

"Kenapa bisa putus?", tanya Nathan.

"Zora udah tahu tentang hubungan gue sama Fanni", ucap Andra.

"Gue udah bilang dari awal Ndra, lo harus nya bisa pilih salah satu. Karena, kalau dari dulu lo gak egois dan bisa milih diantara keduanya, gue yakin lo gak bakal jadi kaya  gini", ucap Nathan.

"Gue emang gak bisa pilih salah satu Nath, gue cinta mereka berdua, gue sayang mereka berdua", ujar Andra sambil menenggak segelas vodka.

"Lo egois brother, kalau lo masih sayang sama Fanni, ngapain lo harus tembak Zora? Dan kalau lo udah sayang sama Zora, ngapain lo harus balikan sama Fanni?", tanya Imam.

"Gue juga gak tahu", ujar Andra parau.

"Ish,, kisah cinta lo emang rumit ya boss, untung gue jomblo", ujar Imam. Namun Andra sama sekali tak menanggapinya, ia malah melanjutkan meminum vodka nya. Namun saat gelas ke lima, tiba-tiba Nathan merebutnya.

"Lo gila hah! Lo udah mabuk Ndra, stop jangan minum lagi!", ujar Nathan.

"Apaan sih lo, sini gelas gue", ucap Andra yang mulai tak sadar.

"Lo udah mabuk bego!", ujar Nathan yang mulai emosi.

"Haha,, peduli apa lo sama gue. Lo liat? Semua orang yang gue sayang pergi. Orangtua gue pergi dan sekarang Zora juga pergi", ucap Andra mulai meracau.

"Woy Ndra sadar lo!", ucap Imam.

"Gue mau minum Nath, gue mohon, siniin gelas gue", ujar Andra.

"Gak! lo udah mabuk Ndra!", ucap Nathan.

"Gue pingin lupain Zora, Nath! Siniin gelas gue", ucap Andra.

Bugh,, tiba-tiba Andra mendapat bogeman mentah di rahangnya. Bukan, bukan Nathan maupun Imam yang melakukannya tapi Dicko.

"Lo apa-apaan anjing, dateng-dateng udah bikin rusuh!", ujar Imam dengan penuh emosi.

"Mending kalian gak usah ikut campur! Ini masalah gue sama si brengsek ini!", ujar Dicko sambil menunjuk Imam dan Nathan.

Fake [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang