"Ternyata aku bukan siapa-siapa"
***
Hari ini adalah hari santai untuk Zora. Akhirnya, setelah selama satu minggu ia menghadapi Ujian Nasional susulan, kini kelar sudah perjuangan nya. Dan ia pun bisa bernafas lega sekarang.
Berhubungan sekarang hari Minggu, Zora pun berencana ingin membantu bersih-bersih bersama para pembantu di rumah besar keluarga Wirawan. Ia merasa tak enak, karena selama hampir tiga minggu ini ia berada di rumah nenek dan kakeknya Andra. Meskipun ia dipaksa menumpang, namun ia harus membantu mereka bukan, setidaknya dengan membantu bersih-bersih rumah misalnya. Maka dari itu, ia sengaja bangun lebih awal hari ini.
Namun, sebelum ia bebersih, ia berniat membuat sarapan dahulu untuk para anggota keluarga di rumah ini. Ia pun juga dibantu oleh pembantu paruh baya yang bernama bi Irah.
"Non, biar saya aja yang masak non, kalau tuan tau bisa dimarahin nanti saya non" ujar bi Irah dengan memohon.
"Bibi tenang aja, opa gak bakal pecat bibi kok, lagian aku juga merasa gak enak bi, masa aku cuma numpang tapi gak bantuin apa-apa"
"Gak papa non, lagi pula non kan belum sehat, non belum ingat sepenuhnya kan? Jadi non fokus aja sama terapi nya non, dan biar saya saja yang memasak.", memang bi Irah tau kalau Zora mengalami amnesia saat ini.
"Gini aja deh, bibi mending bantuin aku aja gimana?"
"Ya sudah, kalau non butuh apa-apa, nanti panggil bibi aja ya non"
"Siap bi", ujar Zora dengan semangat. Lalu ia mulai mencincang halus bawang merah dan bawang putih lalu ia pun menumisnya hingga harum.
"Bi, bisa tolong ambilkan garam nya gak? Soalnya aku gak tau dimana garamnya"
"Baik non, sebentar biar bibi ambilkan" ujar bi Irah. Lalu tak lama kemudian ia pun kembali dengan membawa satu toples garam.
"Terimakasih bi"
"Kira-kira non butuh apa lagi? Biar bibi ambilin"
"Oh itu bi tolong kupasin petai nya dong, nanti tinggal aku masukin aja ke masakannya" ujar Zora sambil menuangkan nasi putihnya ke wajan. Ya, menu sarapan pagi ini adalah nasi goreng petai kesukaan keluarga ini.
"Siap non, bentar ya bibi ngupas petai nya dulu" ujar bi Irah dan Zora pun hanya mengangguk dengan antusias.
"Bi,, ini kecapnya abis ya kok aku cari gak nemu-nemu?" tanya Zora sambil mencari botol kecap di rak dapur.
"Iya non kecapnya abis. Maaf ya bibi lupa belum beli kemaren" ujar bi Irah sambil nyengir kearah Zora.
"Iya gak papa bi, kalau gitu aku beli dulu ya, bibi tolong jagain masakan aku" ujar Zora sambil mengaduk-aduk nasi gorengnya itu.
Namun, saat ia ingin berbalik dan berniat membeli kecap, tiba-tiba saja ia dikejutkan oleh sebuah pelukan dari belakang, siapa lagi pelakunya kalau bukan Andra.
"Masak apa hmm" tanya nya dengan suara serak khas bangun tidur.
"Jorok ih, masa bangun tidur langsung kesini" ujar Zora sambil mencoba melepaskan pelukan itu, namun Andra tak mau melepaskannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake [END]
Teen Fiction[SELESAI] Dalam Bahasa Inggris, fake artinya palsu. Sesuai dengan judulnya, cinta,kasih sayang, dan persahabatan yang dimiliki Zora hanyalah kepalsuan. Penghianatan seolah sudah menjadi makanan sehari-hari nya. Mampukah ia melewatinya atau malah tak...