Baku hantam

129 7 0
                                    

"Pilihannya hanya dua, pingsan atau mati!"

***


Brakk,,, Andra menendang gerbang markas Dicko dengan sangat brutal. Ia marah. Ia ingin membalas perbuatan Dicko kepadanya saat di club semalam. Dan ia pun membawa semua teman-temannya untuk menyerang markas Dicko.

"Keluar lo brengsek!", teriak Andra saat ia berhasil menghancurkan pintu gerbang markas Dicko.

"Jangan jadi pengecut lo! Keluar sekarang!",

"Oke kalau lo gak mau keluar juga, gue hancurin markas lo!", ancam Andra, dan benar detik selanjutnya ia dan pasukannya berhasil memporakporanda kan markas Dicko dengan sangat brutal.

Pyar,, akhirnya Andra pun memecahkan kaca jendela nya. Anak buah Dicko pun tersentak saat Andra dengan beraninya merusak markas mereka. Lalu setelah David mengirimkan pesan kepada Dicko, ia pun mengajak teman-temannya untuk keluar menemui Andra.

"Maksud lo apa hah,, tiba-tiba rusakin markas orang", ujar Tama, anak buah Dicko yang tiba-tiba keluar bersama teman-temannya.

"Ouh ternyata berani keluar juga kalian! Mana si brengsek itu!", ucap Andra dengan berapi-api.

"Ada urusan apa lo mau ketemu sama Dicko", ujar David.

"Suruh dia keluar sekarang atau-"

"Atau apa hah! Kami gak takut sama kalian", ujar Tama sambil menatap Andra dengan tatapan tajamnya.

"Brengsek! Mana Dicko sekarang! Suruh dia keluar! Jangan jadi banci woy!", ucap Andra dengan setengah berteriak karena ia sangat marah saat ini.

"Dicko gak ada disini!", ucap David.

"Ouh jadi boss kalian itu sedang sembunyi sekarang? Haha,, banci banget jadi orang!", ujar Nathan sambil tertawa mengejeknya.

"Bangsat! Gue bilang dia gak ada disini bukan sembunyi! Mending kalian pergi sekarang atau gue akan bunuh kalian satu persatu!", ujar David, dan ia pun langsung menarik kerah Nathan, dan pandangan mereka berdua pun sama-sama dipenuhi emosi saat ini. Namun cekalan David pun langsung terlepas ketika ada seseorang yang datang.

Prok,, prok,,
Saat ketegangan mereka, tiba-tiba ada seseorang yang bertepuk tangan dan disertai dengan senyum smirknya.

"Woah ternyata gue kedatangan tamu nih", ujar Dicko sambil menatap Andra dengan tajam.

"Baru keluar lo? Shit banci!"

"Astaga,, sorry gue telat bukain pintu buat lo ya? Ya lo maklum aja sih, soalnya tadi gue abis jalan sama Zora", ujar Dicko dengan nada alay nya.

"Sekali lagi lo deket sama Zora, gue abisin lo saat itu juga!"

Dicko pun terkekeh. "Emang lo siapa ngelarang-ngelarang gue? Sadar diri dong lo itu udah jadi mantan. So,, berarti gue bebas kan deket sama dia", ujar Dicko.

"Selamanya Zora tetap jadi milik gue!"

"Kita liat aja nanti", ujar Dicko sambil menatap Andra dengan tatapan meremehkan.

"Brengsek!", maki Andra.

"Ngapain lo kesini,, pergi dari markas gue sekarang juga bajingan!", ujar Dicko sambil mengetatkan rahangnya.

"Gue gak bakal pergi sebelum balas perlakuan lo semalam sama gue", ujar Andra.

"Buat apa lo balas hah! Lo itu brengsek! Lo udah nyakitin Zora!  Cih,, ternyata lo dan nyokap lo itu sama aja, sama-sama perusak kebahagiaan orang!", ujar Dicko.

Fake [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang