Pahlawan Kesiangan

118 11 0
                                    

"Lepasin gue hiks,, gue mohon",ucap Zora dengan meronta-ronta saat dirinya di ikat di dalam kamar Dicko.

"DIAM!!", bentak Dicko.

"Gue salah apa sih sama lo kenapa lo lakuin ini sama gue", ucap Zora ditengah-tengah tangisnya.

"Karena lo adalah pacar dari musuh gue darling", ucap Dicko menyeringai.

"Hiks, Andra tolong", lirih Zora.

"Hahaha darling pacar lo itu gak bakal nolongin lo. Dia pasti lagi sibuk pacaran dengan pacar keduanya itu", ucap Dicko sambil tertawa jahat.

"Andra pasti nolongin gue."

"Cih pd amat lo, ingat semalem waktu lo nelfon Andra dia bahkan sama sekali gak ngangkat telfon lo. Lo itu gak penting darling. Mending lo disini aja sama gue"

"Gue gak mau, lepasin gue", ucap Zora dengan meronta-ronta.

"Semakin lo berontak, ikatan itu semakin kuat", ucap Dicko.

"Hiks,.. sakit. ANDRA TOLONGIN AKU", teriak Zora dengan keras.

Plak,, Dicko pun langsung menampar pipi Zora dengan keras, hingga sudut bibir Zora mengeluarkan darah.

"Jangan pernah lo nyebut nama pria bajingan itu di depan gue"

"YANG BAJINGAN ITU LO BUKAN ANDRA BRENGSEK!", teriak Zora tepat di depan Dicko.

Plak,, lagi-lagi Dicko menampar Zora. Kini, kedua pipi Zora sudah merah karena tamparan Dicko.

"Itu tamparan buat lo karena lo udah lancang sama gue bitch." ucap Dicko.

"Lo itu banci beraninya sama cewek, kalau lo benar-benar laki, harusnya lo tanding sama Andra bukannya nampar gue kaya gini" ucap Zora dengan penuh keberanian.

"Bangsat", maki Dicko dengan penuh emosi. Lalu ia pun menarik rambut Zora dengan kencang dan membuat Zora merintih kesakitan. Setelah itu ia pun membenturkan kepala Zora ke tembok dan hal itu berhasil membuat kepala Zora mengeluarkan darah. Lalu, ia pun pergi meninggalkan Zora sendiri.

Blam,,
Dicko menutup pintu kamarnya dengan keras sehingga membuat Zora kaget.

"Hiks,, mama..papa..Andra.. tolongin Zora hiks", lirih Zora. Dan setelah itu Zora pun tak sadarkan diri.

"Aarggh..", teriak Dicko saat ia keluar dari kamarnya.

"Kenapa Ko?", tanya Ian.

"Cewek itu udah berani sama gue."

"Udahlah bro biarin aja. Mungkin dia stres gara-gara lo tawan makanya kaya gitu", ucap Ian.

"Hmm, Ian sekarang lo cek ke kamar gue, kaya nya dia pingsan tadi", ucap Dicko.

"Siap boss", ucap Ian dengan semangat.

"Bangunin dia, sekalian juga lo suruh dia makan, kalau dia gak mau paksa aja. Dan ingat jangan sampe lo ngobati dia, biar dia merasa tersiksa."

"Oke". Setelah itu Ian melenggang pergi menuju kamar Dicko.

***

"Gimana udah ada yang nemuin Zora belum?", tanya Andra pada teman-temannya.

"Belum"

"Aarrgh..kamu kemana sih Ra", teriak Andra frustrasi.

"Gue curiga kalau ada yang sengaja menculik Zora deh Ndra", ujar Nathan.

"Ho'oh boss ku gue juga merasa gitu. Gak mungkin kan tiba-tiba Zora hilang gitu aja", ucap Imam.

"Tapi siapa yang udah culik Zora?", tanya Andra.

Fake [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang