Terjebak bersama

153 11 0
                                        

Jangan lupa vote dan comments ya:)

***

"Zora!" panggil Dicko dengan keras. Ia kalang kabut saat gadisnya itu menghilang seusai pesta dansa. Pasalnya, sudah dari pukul tujuh malam tadi atau lebih tepatnya satu jam yang lalu Zora nya menghilang.

Ia takut sampai Zora tersesat di wilayah ini, karena ini puncak bukan Jakarta. Kalau ini masih di daerah Jakarta, mungkin Dicko gak akan sekhawatir ini, karena Zora gak mungkin akan tersesat.

"Permisi, lo liat Zora gak?" tanya Dicko pada salah satu teman kelasnya itu.

"Enggak tau gue"

"Oke thanks!" jawab Dicko. Lalu ia pun mencari lagi ke berbagai tempat di penjuru wilayah ini. Ia sudah mencoba menelpon Zora, namun sialnya ponsel gadis itu, ternyata ia bawa.

"Kamu dimana Ra" gumam Dicko dengan nada khawatir.

Bruk,, saat ia sedang mengusap wajahnya dengan kasar, tiba-tiba saja ada seseorang yang menabrak bahunya dengan keras.

"Kalau jalan tuh pake mata!" umpat orang itu.

"Lo buta? Lo sendiri yang nabrak gue, ngapain lo jadi salah in gue!" sentak Dicko dengan keras.

"Bangke! Kalau gue lagi gak nyari Andra, udah gue pites lu" umpat Imam. Ya orang yang menabrak nya tadi adalah Imam.

Kening Dicko pun mengkerut. "Jadi si brengsek itu juga ngilang?"tanya Dicko pada Imam.

"Mana saya tau, saya kan ikan" jawab Imam dengan asal.

"Gak guna ngomong sama lo!" ujar Dicko dengan tatapan tajamnya.

"Mampus, Andra ga ada di parkiran Mam" ujar Nathan yang tiba-tiba datang.

"Jangan-jangan Andra yang bawa kabur Zora" ucap Dicko dengan pelan namun masih bisa didengar oleh mereka kedua.

"Jadi Zora juga hilang?" tanya Nathan.

"Hmm"

"Yaudah kalau gitu gausah kita cari, pasti mereka juga lagi kencan" ujar Imam dengan santai, dan langsung mendapat tatapan tajam dari Dicko dan Nathan.

"Sembarangan lo, pokoknya kita harus cari mereka! Kasian kalau mereka tersesat di sini!" ujar Nathan final. Lalu mereka bertiga pun mulai meninggalkan sekolahan untuk mencari kedua sejoli itu.

***

Sudah terhitung berjam-jam Andra menyetir mobilnya dengan kencang. Ia seperti tak kenal kata lelah. Sekarang sudah menunjukkan pukul satu dini hari, dan Zora sama sekali tak mengerti mau kemana Andra membawanya malam-malam seperti ini.

Zora pasrah, saat mobil Andra terus melaju tak tentu arah. Ia sudah lelah untuk berdebat dengan Andra. Dan sampai saat ini,mobil itu masih melaju semakin menjauhi kota Bogor.

Cittt,, tiba-tiba Andra mengerem mendadak mobilnya membuat tubuh Zora terhuyung ke depan. Bukan tanpa alasan Andra melakukan itu, ia melihat ada beberapa preman yang menghadang jalannya.

Fake [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang