"Bukan benci yang membuatku menjauhimu, tapi kekecewaan atas perbuatanmu yang membuatku menjauh darimu!"
***
Seminggu berlalu, kini Andra dan Dicko pun sudah kembali ke sekolah. Mereka sudah pulih dan segar kembali.Dan selama seminggu juga, Zora tidak bertemu dengan Andra. Harusnya ia bahagia karena Andra benar-benar pergi dari hidupnya, namun kini rasanya malah terbalik.
Kringg,, bel istirahat pun berbunyi, seluruh siswa berbondong-bondong menuju ke kantin. Zora dan Dicko pun melakukan hal yang sama.
Sesampainya di kantin, ia dikejutkan oleh pemandangan yang tak mengenakkan sama sekali, yaitu Andra yang sedang bermesraan dengan Fanni.
Hatinya sesak. Salah! Harusnya ia tidak boleh merasa cemburu.
"Ra,, kamu mau pesan apa, biar aku pesenin", ujar Dicko yang ternyata berhasil mengalihkan perhatian Zora dari dua sejoli itu.
"Sama in aja Ko", ujar Zora sambil tersenyum.
"Yaudah, aku pesen makanan dulu, dan kamu cari tempat duduk buat kita"
"Iya"
"Yaudah aku kesana dulu ya", ujar Dicko sambil tersenyum, lalu ia pun meninggalkan Zora.
Setelah lumayan lama ia mengedarkan pandangannya, Zora sama sekali tidak menemukan bangku yang kosong.
Sebenarnya ada dua bangku yang kosong, tapi bangku itu berada di meja yang sama dengan Andra.
Ia bimbang, apalagi saat ini Nathan sudah menginstruksikan untuk gabung dengan mereka. Ia bingung harus bagaimana sekarang, kalau ia kesana, nanti ujung-ujungnya makan ati, tapi kalau ia tidak kesana, nanti kasian Dicko, dia sudah capek-capek mengantre makanan, masa harus capek-capek cari tempat duduk lagi.
Dengan berat hati ia pun melangkahkan kakinya ke meja mereka. Sesampainya disana, ia langsung disambut dengan adengan yang tak mengenakkan matanya.
Deg,, bagaimana bisa, mereka bermesraan di tempat umum seperti ini? Zora merasa jijik saat Fanni dengan beraninya mencium Andra di tempat seperti ini. Meskipun cuma ciuman di pipi, namun bukankah hal itu tidak senonoh jika dipamerkan di tempat umum seperti ini?
"Duduk Ra", ujar Nathan, dan berhasil membuat dua sejoli itu menghentikan sebentar kebucinan mereka.
"Oh ada Zora, hay Ra", sapa Fanni dengan nada sok manisnya, sedangkan Andra hanya menatap Zora saja, ia sama sekali tak menyapa Zora.
"Iya", jawab Zora dengan senyumnya yang sangat tipis.
"Lo belum pesen makanan ya? Kok lo gak bawa apa-apa kesini?", tanya Nathan pada Zora.
"Gue udah dipesenin sama Dicko, mungkin bentar lagi dia dateng, nah tuh orangnya", tunjuk Zora kepada Dicko saat ia sedang melihat cowok itu membawa nampan berisi pesanannya. Dan semua orang yang berada di meja itupun menoleh kearah Dicko.
"Owh,, btw gue duluan ke kelas ya guys, ga enak gue cuma jadi obat nyamuk diantara kalian", pamit Nathan saat ia melihat Dicko datang sambil membawakan nampan.
"Oke"
"Kalian romantis banget ya jadi pasangan, bikin iri deh", ujar Fanni, dan Zora pun hanya menyunggingkan sedikit senyum kearahnya.
"Ck, gitu aja lo bilang romantis", ujar Andra sambil melirik Zora dengan tajam.
"Romantis tau sayang, coba deh kamu liat, Dicko itu udah pesenin Zora makan, dan aku yakin nanti pasti Dicko juga suapin Zora juga", ujar Fanni yang sengaja memancing emosi Andra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake [END]
Genç Kurgu[SELESAI] Dalam Bahasa Inggris, fake artinya palsu. Sesuai dengan judulnya, cinta,kasih sayang, dan persahabatan yang dimiliki Zora hanyalah kepalsuan. Penghianatan seolah sudah menjadi makanan sehari-hari nya. Mampukah ia melewatinya atau malah tak...