Arelfan kini tengah berada di kantor Marshal. Jujur ia pun sedikit enggan sebenarnya untuk datang ke acara reunian tersebut. Masa SMA nya tidak begitu membekas dengan baik sehingga membuatnya malas untuk datang ke acara reunian tersebut.
"Lo mau dateng gak shal?" Tanya Arelfan yang sedang bingung itu.
"Gue gak tau fan, ini kerjaan gue masih banyak. Lo sendiri gimana?" Tanya Marshal balik.
"Gue juga gak tau shal. Males" decak Arelfan malas.
"Bukannya tadi Lo maksa nyuruh gue buat dateng" ujar Marshal.
Marshal yang sedang menatap layar laptop pun mengalihkan tatapannya kepada arloji yang melingkar ditangannya. "Astaga, Caca belum gue jemput".
Arelfan refleks langsung menoleh "Kenapa si shal ngagetin aja?" Tanya Arelfan yang kesal karena terkejut.
"Ini adek gue belum gue jemput fan, gue tanggung masih belum selesai" jawab Marshal. "Pasti Caca nunggu lama nih".
Marshal mengambil ponselnya dan menghubungi Marsha. Ia melihat spam chat dan 10 panggilan tak terjawab dari adiknya.
Ponsel Marsha tidak dapat dihubungi. Dan hal itu membuat Marshal semakin khawatir takut terjadi apa-apa dengan Marsha.
"Fan gue titip kerjaan gue dulu ya, gue mau jemput adek gue dulu" Marshal bergegas pergi untuk menjemput Marsha karena ia tidak ingin hal buruk terjadi kepada adiknya.
Tapi tiba-tiba ucapan Arelfan menghentikannya.
"Eh shal biar gue aja yang jemput, Lo lagi tanggung kan sama kerjaan Lo" ujar Arelfan.
Marshal tampak sedang berpikir. Dengan rasa khawatirnya, namun disatu sisi pekerjaannya belum selesai.
"Lo kagak percaya sama gue?" Tanya Arelfan. "Kan kemaren Lo yang nitipin adek Lo ke gue, dan gue berhasil jagain dia".
"Bukan gitu, masalahnya---" ucapan Marshal terhenti kala melihat wajah Arelfan.
"Ok, kalo gitu. Gue titip adek gue buat Lo jemput. Gue bakal selesain kerjaan gue secepatnya" finish Marshal "bawa pulang langsung. Jangan diajak keluyuran" amanatnya.
"Laksanakan kakak ipar" ucap Arelfan diakhir dengan mengucapkannya didalam hati.
Arelfan belum mau mengungkapkan perasaannya.
*****
Sudah tiga puluh menit lamanya Marsha menunggu kakaknya untuk menjemputnya pulang. Namun kakaknya itu tak kunjung datang juga.
Saat ia hendak ingin menelpon kakaknya, ternyata ponselnya mati karena baterai ponselnya habis.
"Kak Marshal mana sih?" Gumamnya saat tak kunjung melihat tanda tanda kakaknya akan datang menjemputnya.
Tin tin
Suara klakson mobil itu mengalihkan pandangan Marsha. Ia melihat sebuah mobil hitam dihadapannya.
Marsha bertanya-tanya siapakah pemilik mobil itu. Ini bukan mobil kakaknya, pikirnya.
Lalu si pemilik mobil itupun keluar hingga membuat Marsha melotot kaget.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Young Girl
Romance"Om ada kecoa" Marsha menggertak Arelfan seakan Arelfan akan takut. "Terus?" Shit, om om ini tidak takut sama sekali dengan kecoa. Batinnya. "Caca teriak nih" ancam Marsha bersiap untuk berteriak. "Kakaa--" teriakannya terhenti saat sebuah benda ken...