11. FILM HOROR

37.1K 2.2K 50
                                    

"ish maunya apa si" Marsha terus menggerutu sepanjang perjalanan menuju kamarnya.

"Dek" panggil Marshal saat Marsha hendak naik kelantai dua dimana letak kamarnya berada.

Marsha tidak menyahut. Ia terus saja berjalan dengan kakinya dihentak-hentakkan ke lantai.

"Caca" panggil Marshal lagi.

Marsha terus saja melangkah keatas menghiraukan panggilan kakaknya.

Marsha masih kesal, kakakya akhir-akhir ini jarang menjemputnya.

Ceklek

Marshal membuka pintu kamar Marsha yang ternyata tidak dikunci.

"Dek" Marshal menghampiri Marsha dan duduk dipinggir ranjang Marsha.

"Lo marah?" Tanya Marshal sambil memegang bahu adiknya itu.

"Menurut L?" Seru Marsha sok asik.

"Marah kenapa lagi?"

"Apa? Kakak gak sadar? Kenapa kakak nyuruh kak Arel buat jemput Caca?" Tanya Marsha menggebu-gebu karena kesal. Awalnya tidak kesal, tapi semenjak Arelfan merebut paksa ice cream nya yang sedang ia makan, Marsha mendadak jadi kesal.

Marshal mengehela napas. Jadi ini yang membuat adik menggemaskan nya itu marah padanya.

"Bikin Caca malu tau" Marsha merajuk lagi.

"Loh kok bikin malu? Emang Arelfan bikin ulah?"

"Gimana gak malu, kak Arel ngaku-ngaku jadi calon suami Caca didepan temen-temen Caca. Gimana kalo mereka percaya?" Sungguh kesabaran Marsha sudah habis.

"Pepet teroooss bos" kekeh Marshal dalam hati mendengar penuturan Marsha terhadap Arelfan.

"Ya maaf dek, tadi dia yang minta"

"Kenapa dia mau jemput Caca? Dan kenapa kakak izinin? Kakak gak takut apa kalo Caca diapa-apain atau di cul--" ucapan Marsha dipotong oleh Marshal.

"Duh dek satu-satu dong, kakak pusing nih" keluh Marshal mendapat ocehan dari Marsha.

"Tau ah, sana keluar. Caca males ketemu kakak" Marsha mengerucutkan bibirnya.

"Duuuh adeknya kakak yang gemesin ini masa ngambek sih" Marshal mencubit kedua pipi chubby Marsha sehingga membuat sang empu meringis.

"Sakit kakaaakk" Marsha melepaskan cubitan tangan Marshal di pipinya. "Caca bilang papi sama mami, biar kakak dimarahin" ancam Marsha sudah memegang ponselnya yang hendak menelpon orangtuanya.

"E-eh jangan dong dek, nanti kakak dimarahin. Emang lo mau liat kakak di maki-maki mami sama papi?" Tanya Marshal dramatis.

"Bodoamat"

"Kakak beliin ice cream deh" tawar Marshal.

Marsha tampak berpikir sejenak. "Gak mau" dia ingin lebih jual mahal sedikit.

"Macaron?" Tawarnya lagi.

Marsha masih enggan untuk menjawab dan bersiap men dial mami dan papinya untuk mengadu.

"E-eh kakak turutin deh apa aja yang lo mau" Marshal pun terpaksa mengucapkan itu agar Marsha tak mengadu.

"Apa aja?" Tanya Marsha memastikan.

Marshal hanya mengangguk pasrah.

"Caca mau jalan-jalan ke mall" kata Marsha.

"Cuma jalan ke mall doang?"

My Young GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang