Setelah acara belajar memasak, Marsha, Arelfan dan Ana pun makan bersama. Satrio tidak ikut makan lantaran belum pulang karena ada urusan.
Dan kini, Marsha sudah ada dirumahnya setelah tadi diantar pulang oleh Arelfan.
Marsha masih terheran-heran kenapa Arelfan belum memberitahukan kepada ayah dan ibunya bahwa Marsha ini kekasihnya dan bukan dia anggap adik yang seperti ayah dan ibu Arelfan pikirkan.
"Mungkin belum saatnya aja" ucap Marsha mencoba berpikir positif.
Ceklek
"Dek" panggil Marshal saat sudah membuka pintu kamar adiknya itu.
"Eh kakak" Marsha langsung berlari dan menarik tangan Marshal untuk duduk.
"Gimana ceritanya kakak bisa sama Fashya?" Tanya Marsha menuntut karena itu adalah pertanyaannya utamanya sejak tadi.
"Kepo" sambar Marshal yang langsung melepaskan tangannya dari Marsha.
"Issh nyebelin banget si"
Marshal terkekeh melihat adiknya yang memanyunkan bibirnya gemas.
"Dek" panggil seseorang dibalik pintu.
"Mami? Ada apa?" Tanya Marsha saat Eren sudah masuk kedalam kamarnya.
"Eh ada kakak juga" ujarnya. "Itu diluar ada Arelfan. Katanya mau ketemu kamu"
Marsha terlihat mengerutkan dahinya. Bukankah Arelfan baru saja mengantarkannya pulang tadi sore? Mengapa ia mau bertemu lagi dengannya?.
"Dasar bucin baru pisah beberapa jam aja udah mau ketemu lagi" sindir Marshal yang langsung pergi. Sepertinya untuk menemui Arelfan dibawah.
Marsha pun ikut menemui Arelfan dibawah. Yang sedang mengobrol dengan papinya.
"Dasar bucin lo" sembur Marshal saat sudah duduk dihadapan Arelfan.
"Jomblo mah iri dengki mulu kerjaannya" balas Arelfan tidak terima.
"Mau ngapain lo kesini?" Tanya Marshal ketus
"Ya mau ketemu pacar gue lah" jawab Arelfan tak kalah ketus.
"Ada apa kak" tanya Marsha yang sudah duduk.
"Aku cuma mau ngajak kamu jalan aja" jawab Arelfan sambil tersenyum manis. "Bolehkan om, tante, Arelfan ajak Caca keluar sebentar?" izin Arelfan.
"Boleh. Asal pulangnya jangan terlalu kemaleman" sahut Armand.
"Pih, kok boleh sih. Kan selama ini papi cuma bolehin Caca keluar malem sama Marshal aja" protes Marshal tidak terima. Pasalnya Marsha memang tidak pernah keluar malam jika bukan bersamanya.
Terus kenapa sekarang papinya semudah itu memberi izin kepada orang lain untuk membawa adiknya keluar, malam hari pula.
"Papi percaya sama Arelfan kak, papi yakin dia bisa jaga Cacanya kita dengan baik"
Marshal pun mengalah jika sudah seperti ini.
*****
Ternyata Arelfan mengajak Marsha ke taman komplek dekat rumahnya. Pantas saja ia tak diperbolehkan ganti pakaiannya terlebih dahulu.
Kini mereka duduk disalah satu kursi panjang yang ada di taman tersebut. Keadaan taman lumayan ramai oleh penduduk kompleks. Ditambah pemandangannya yang indah, membuatnya menjadi daya tarik tersendiri.
Arelfan dari tadi hanya memperhatikan Marsha, membuat Marsha agak sedikit risih karena diperhatikan seperti itu.
"Kenapa si kak ngeliatinnya kaya gitu?" Tanya Marsha yang mulai jengah.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Young Girl
Romance"Om ada kecoa" Marsha menggertak Arelfan seakan Arelfan akan takut. "Terus?" Shit, om om ini tidak takut sama sekali dengan kecoa. Batinnya. "Caca teriak nih" ancam Marsha bersiap untuk berteriak. "Kakaa--" teriakannya terhenti saat sebuah benda ken...