Pagi ini Marsha terlihat sedikit lesu. Marsha merasa sedikit pusing karena menangis semalam. Tapi herannya meski ia menangis semalaman matanya tidak terlihat sembab. Tidak seperti sebelumnya.
Bagaimana bisa? Entahlah
Setelah sarapan bersama keluarganya, Marsha pun bergegas pamit untuk berangkat ke sekolahnya. Hari ini ia ingin diantarkan oleh kakaknya saja. Mood nya sedang tidak baik untuk bertemu Arelfan.
Meskipun ternyata Arelfan sudah berada dirumahnya untuk menjemputnya, tapi nyatanya Marsha tetap bersikukuh ingin berangkat bersama kakaknya.
"Caca mau berangkat bareng kakak aja ya" mohon Marsha sambil menunjukkan puppy eyes nya.
"Tapi dek, itu Arelfan udah nungguin lo dari tadi" selah Marshal.
"Ck. Tau ah" Marsha pun beranjak dari hadapan Arelfan dan Marshal.
"Mau kemana sayang?"
"Mau kemana ca?"
Tanya Arelfan dan Marshal bersamaan.
Marsha tidak menjawab pertanyaan mereka berdua, Marsha terus saja berjalan keluar gerbang rumahnya.
Arelfan pun mengejar Marsha.
"Mau kemana sih sayang, hmm?" Arelfan mencekal pergelangan tangan Marsha.
Marsha pun langsung menepisnya.
"Ish" tepis Marsha.
Arelfan bingung atas sikap Marsha pagi ini. Perasaan masalah yang kemarin sudah selesai dan Marsha pun sudah baik-baik saja kemarin padanya. Tapi kenapa Marsha malah seperti lagi ini sekarang.
"Aku ada buat salah lagi sama kamu?" Tanya Arelfan sambil memegang kedua bahu Marsha. Seperti biasa dengan intonasi yang lembut.
Marsha hanya diam sambil melihat jam di ponselnya seolah tidak mendengar Arelfan tengah berbicara padanya.
"Kakak gak mau nganterin Caca? Caca mau naik taxi aja" teriak Marsha pada kakaknya yang tengah menyaksikan perdebatan anak muda tersebut.
"Aku anter ya" bujuk Arelfan.
"Anak muda memang membuat kepala pening" ucap Marshal sambil memasuki mobilnya sebelum adik kesayangannya mengamuk.
Mobil Marshal pun menghampiri Marsha.
Marsha pun masuk kedalam mobil Marshal, meninggalkan Arelfan dengan segala kebingungannya.
"Fan gue tunggu di kantor" ujar Marshal didalam mobil.
Arelfan pun mengangguk. Ia akan pergi ke kantor Marshal setelah ini.
Sementara didalam mobil hanya keheningan yang mendominasi antara Marsha dan Marshal, sebelum akhirnya Marshal bersuara.
"Lo ada masalah sama Arelfan?" Tanya Marshal melirik kearah Marsha sebentar lalu fokus kembali menyetir.
Marsha hanya menunduk saja sambil memainkan jari tangannya.
Marshal tahu adiknya yang manja ini sangat pintar menyembunyikan masalah.
Hufff... Marshal menghembuskan napasnya. Ia tahu, adiknya ini sangat susah untuk menceritakan masalahnya. Entahlah padahal adiknya ini sangat manja. Tapi sangat susah untuk terbuka.
"Yaudah kalo kamu masih belum mau cerita gak papa, kakak ngerti" finish Marshal. Marshal selalu memakai kosakata kamu pada Marsha jika adiknya tengah bersedih dan jika suasana tengah serius.
Akhirnya setelah lama diperjalan menuju sekolah, Marsha pun telah tiba disekolahnya dan berpamitan kepada kakaknya.
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
My Young Girl
Romance"Om ada kecoa" Marsha menggertak Arelfan seakan Arelfan akan takut. "Terus?" Shit, om om ini tidak takut sama sekali dengan kecoa. Batinnya. "Caca teriak nih" ancam Marsha bersiap untuk berteriak. "Kakaa--" teriakannya terhenti saat sebuah benda ken...