24. HARI TANPA SEMANGAT

23.5K 1.4K 35
                                    

Marsha menangis tersedu-sedu setelah mengatakan kata yang sangat menyakitkan untuk pertama kalinya ia ucap.

"Caca cuma gak mau punya pacar calon tunangan orang" racaunya.

"Kenapa Caca baru tau sekarang? Setelah Caca beneran sayang sama kak Arel...hiks hiks"

"Jadi ini alasannya kak Arel gak pernah cerita hubungan Caca sama kak Arel ke ayah dan ibu" Marsha masih sangat tersedu-sedu hatinya semakin berdenyut nyeri.

"Kalo kak Arel udah mau tunangan kenapa kak Arel nembak Caca...hiks hiks"

Salah apa tidak jika Marsha merasa dirinya hanya seorang selingkuhan? Bahkan Marsha tidak tahu saja jika Arelfan juga baru tahu ia dijodohkan setelah ia menembaknya.

Bahkan jika Arelfan dijodohkan terlebih dahulu, ia akan tetap memilih Marsha.

Jadi siapa yang salah? Entahlah.

Disisi lain...

Arelfan sangat terkejut mendengar ucapan menyakitkan itu keluar dari mulut manis gadisnya.

Kenapa? Apa yang Arelfan lakukan hingga membuat gadisnya memutuskannya? Apa dia berbuat salah? Padahal semalam sebelum berpisah ia sempat berpelukan erat dan baik-baik saja. Apa ini pertanda firasat buruk yang semalam ia rasakan?.

Arelfan terus menghubungi Marsha lagi. Siapa tahu jika ia hanya salah dengar.

Kak Arel
[Kamu istirahat aja ya, ini udah malem. Besok aku telpon lagi. Good night sayang]

Arelfan mengirimkan pesan itu kepada Marsha. Berharap Marsha akan membalasnya atau sekedar membacanya.

Tidak lama kemudian centang abu-abu itu berubah warna menjadi biru tanda sudah dibaca.

Tapi tidak ada balasan sama sekali. Mungkin Marsha-nya sudah tertidur.

Arelfan sungguh ingin cepat-cepat pulang saja, ia sangat takut kehilangan gadisnya.

Marsha sudah membaca pesan itu. Kenapa Arelfan tidak mengerti juga bahwa tadi ia sudah mengatakan kata perpisahan tapi kenapa Arelfan mengirimkannya pesan seperti itu.

"Jangan buat Caca jatuh terlalu dalam kak, ini aja udah sakit banget" Marsha memegang dadanya yang terasa sesak.

"Tega banget si jadiin Caca selingkuhan" Marsha kembali menangis.

Pikirannya sedang tidak jernih.

Marsha semakin merasakan sakit yang tidak pernah ia rasakan selama ini. Jika rasanya sesakit ini, ia tidak akan pernah mau memulainya.

*****

Pagi harinya Marsha sudah siap dengan seragam yang melekat ditubuhnya. Matanya sedikit sembab. Ia pun menutupinya dengan sedikit make up. Hanya sedikit. Bahkan ini terlihat natural. Itupun terpaksa, biasanya Marsha tidak memakai benda itu ketika ke sekolah.

Tring...

Ponselnya berbunyi tanda ada notifikasi pesan masuk.

Kak Arel
[Good morning sayang, semangat ya sekolahnya. Love you ❤️]

Marsha tidak menanggapi pesan yang masuk itu sedari malam.

Ia pun bergegas untuk berangkat.

"Ca sarapan dulu sini sayang" ajak Eren ketika Marsha melewati ruang makan.

My Young GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang