30. TERUNGKAP

21.5K 1.3K 58
                                    

Marsha segera mengalihkan pembicaraannya. Ia merutuki dirinya sendiri yang tidak sengaja membicarakan hal yang selama ini ia sembunyikan.

"Kak mau pake nasi gak? Caca ambilin dulu ya" Marsha beranjak untuk mengambil nasi. karena Arelfan hanya diam saja dan menatapnya datar.

Sebelum Marsha benar-benar beranjak, Arelfan mencekal tangannya terlebih dahulu.

"Kamu denger semuanya?" Tanya Arelfan dengan tatapan yang sulit diartikan. Lebih tepatnya khawatir jika Marsha memang benar-benar mendengarkan semua percakapannya dengan kedua orangtuanya.

Marsha yang sudah mulai berkaca-kaca mengalihkan pandangannya kearah lain.

"Caca ambilin nasi nya du--"

Arelfan menarik Marsha kedalam dekapannya. Saat itu pula tangis Marsha pecah.

"Aku minta maaf" rasa bersalahnya semakin besar terhadap Marsha tatkala gadisnya mengetahui hubungannya tidak direstui oleh kedua orangtuanya.

Marsha terus terisak didada Arelfan tanpa berniat membalas pelukan yang Arelfan berikan.

Marsha melepaskan pelukan Arelfan dan menghapus air matanya.

"Kamu udah janji gak bakal pergi apapun yang terjadi" kata Arelfan memegang bahu Marsha.

"Caca gak pernah janji"

"Gak. Kamu udah janji sama aku Caca" kukuh Arelfan.

"Kak"

"Sayang please" Arelfan menggenggam kedua tangan Marsha.
Arelfan benar-benar takut jika Marsha akan pergi darinya. Membayangkannya saja ia benci.

"Kakak pulang" teriak Marshal memecah situasi antara Marsha dan Arelfan.

Marsha melepaskan diri dari dekapan Arelfan. Lalu menghapus sisa air matanya.

"Enak banget Lo bedua peluk-pelukan" sembur Marshal.

"Waahh ada makanan. Kebetulan lagi laper" lanjut Marshal saat melihat dihadapannya tersedia masakan.

"Siapa yang masak nih" Marshal menyendokkan tumis kangkung yang Marsha buat.

"Caca" ucap Marsha saat satu suapan baru masuk kedalam mulut Marshal.

"Shit" umpat Marshal dengan sendok masih dalam mulutnya.

"Enak anjir Lo makan gak masakan cewek gue" Arelfan menjejalkan tumis kangkung tersebut kedalam mulut Marshal dengan paksa.

Marshal tersedak akibat ulah biadab sahabatnya itu. "Sialan lo njing" maki Marshal sedikit terbatuk.

Marshal mengunyah tumis kangkung tersebut. Dahinya mengernyit menatap sang adik seakan tidak percaya. Marshal menyentuh dahi Marsha dengan punggung tangannya.

"Dek. Lo gak lagi cosplay jadi chef Renata kan?" Tanya Marshal dengan raut wajah dibuat serius nya.

"Ish apaansi kak" dengus Marsha menyingkirkan tangan kakaknya yang berada di dahinya.

"Lo sejak kapan pinter masak Marsha Armanto?" Heboh Marshal seakan adiknya itu habis mendapat juara olimpiade.

"Cewek gue emang pinter. Iya kan sayang?" Arelfan memeluk pinggang Marsha.

Marsha menoleh kearah Arelfan. Terdapat tatapan harap dalam tatapan Arelfan. Marsha mengerti itu.

Marsha lagi-lagi mengesampingkan perasaannya. Ia tersenyum manis sambil mengangguk kepada Arelfan. Lalu membalas memeluk Arelfan dari samping.

Arelfan tersenyum bahagia, hatinya kembali tenang. Gadisnya mulai mengerti sekarang tentang keadaannya.

"Makasih udah ngerti sayang" bisik Arelfan ditelinga Marsha. Lalu mengecup pipi gadisnya.

My Young GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang