Saat ini Arelfan, Marsha, Ana dan Satrio sedang berada diruang keluarga. Mereka tengah menonton tv.
Satrio memulai percakapan diantara mereka yang tadinya hening dan hanya suara tv yang mendominasi.
"Refan" panggil Satrio.
"Hmm" jawab Arelfan.
"Besok temen ayah bakal datang kerumah, jadi besok kamu gak usah berangkat ke kantor dulu" ujar Satrio.
"Terus apa hubungannya sama refan yah?" Tanya Arelfan sambil mengunyah makanan yang ada di depannya.
"Kamu lihat aja besok".
"Caca ngantuk ya?" Tanya Ana mengalihkan pembicaraan saat melihat Marsha terus menguap.
"Tidur gih nak, besok kamu harus sekolah juga kan" suruh Satrio.
Marsha mengangguk dan berjalan agak sempoyongan ke kamarnya.
Arelfan pun juga berpamitan kepada kedua orangtuanya untuk kekamarnya.
Namun, bukan itu tujuan utamanya. Ia tiba-tiba menggendong Marsha yang tengah berjalan sempoyongan akibat mengantuk itu. Tentunya tanpa sepengetahuan Ana dan Satrio.
"Kak Arel" pekik Marsha kaget langsung melotot saat matanya sudah tidak kuat menahan kantuk. Arelfan sudah menggendongnya ala bridal style.
"Syuuutt, nanti ayah sama ibu denger. Kamu tidur aja" titah Arelfan.
Marsha pun menurut karena kantuknya sudah tidak dapat ditahan lagi, mengalungkan tangannya dileher Arelfan dan menenggelamkan kepalanya di dada bidang Arelfan.
Setelah sampai Arelfan pun membaringkan dikasur, lalu menyelimutinya hanya sebatas dada. Lalu ia pun menyesuaikan suhu AC nya agar Marsha tidak terlalu kedinginan.
"Tidur ya sayang" Arelfan mengecup kepala Marsha cukup lama. "Aku kekamar dulu" saat hendak beranjak tiba-tiba tangannya dicekal oleh Marsha.
"Kenapa?" Tanya Arelfan yang kembali pada posisinya.
"Temenin Caca sampe Caca tidur" pintanya, matanya sudah sangat berat.
Dengan senang hati Arelfan mengangguk. Arelfan mengusap-usap kepala Marsha agar gadisnya cepat tertidur.
Tidak lama kemudian terdengar dengkuran halus yang artinya gadisnya sudah tertidur.
"Sleep tight baby, I love you" bisiknya, lalu beranjak pergi ke kamarnya setelah mencium kening Marsha.
Rasanya masih seperti mimpi saat gadis kecilnya kini sudah menjadi miliknya. Arelfan berjanji tidak akan pernah menyakiti Marsha barang seujung kuku pun. Semakin hari rasa sayang dan cintanya kian bertambah untuk Marsha.
Gadis manja dan kekanakkan itu sangat ajaib, bisa meluluhkan hatinya secepat ini.
*****
Pagi harinya Marsha sudah siap untuk pergi kesekolah, dan kini ia tengah sarapan.
Dia akan diantar oleh Arelfan yang katanya hari ini tidak akan pergi ke kantor karena ada pertemuan dengan teman Satrio. Entahlah pertemuan macam apa yang akan mereka lakukan.
Marsha tidak terlalu ambil pusing. Mungkin hanya akan membicarakan soal pekerjaan saja.
Saat sudah sampai dihalaman sekolah Marsha pun segera pergi, namun tidak lupa untuk berpamitan terlebih dahulu kepada kekasihnya. Astaga rasanya sangat canggung menyebut laki-laki dewasa itu sebagai kekasihnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Young Girl
Romance"Om ada kecoa" Marsha menggertak Arelfan seakan Arelfan akan takut. "Terus?" Shit, om om ini tidak takut sama sekali dengan kecoa. Batinnya. "Caca teriak nih" ancam Marsha bersiap untuk berteriak. "Kakaa--" teriakannya terhenti saat sebuah benda ken...