Arelfan sedari tadi sudah menghubungi Marsha, tapi nomor Marsha tidak dapat dihubungi. Ia pun sudah menghubungi Marshal, tapi Marshal tidak mengangkatnya. Ia jadi semakin khawatir terjadi apa-apa pada gadisnya.
Ia semalam tidak membalas pesan dari Marsha, Ia pun tidak menghubunginya dari semalam.
Apa gadisnya itu marah? Arelfan semakin kelabakan jika benar hal itu terjadi.
Ia pun meraih jacket dan kunci mobilnya untuk segera kerumah Marsha.
Tidak lama kemudian ia telah sampai dirumah Marsha.
Ting nong...
Dengan tidak sabaran Arelfan memencet bel rumah Marsha. Sampai tidak lama kemudian pintu pun terbuka menampilkan sahabatnya.
"Shal kenapa lo sus--"
Bugh
Marshal menyambut Arelfan dengan sebuah bogeman.
Arelfan tersungkur kelantai sambil mengusap sudut bibirnya yang berdarah "Shal lo apa-apaan sih" sungut Arelfan yang tidak terima diperlakukan seperti itu.
Arelfan pun berdiri dan menatap sengit sahabatnya itu. "Caca mana?" Tanya Arelfan menghiraukan tatapan tajam yang diberikan Marshal.
Bahkan ia tidak peduli dengan sudut bibirnya yang sakit. Ia hanya ingin gadisnya sekarang."Shal dimana Caca" tanya ulang Arelfan karena Marshal sama sekali tidak menjawabnya.
Bugh
Bugh
Bugh
Marshal menghajar Arelfan dengan membabi buta. Ia terlanjur gelap mata karena melihat air mata adiknya menangisi sahabat brengseknya ini.
Arelfan sama sekali tidak membalas pukulan Marshal, ia hanya pasrah. Ia pun tidak tahu kenapa Marshal melakukan hal seperti ini. Apa salahnya?.
"Kakaaakk" teriak Marsha berlari menyadarkan Marshal dari gelap matanya menghajar Arelfan.
"Kakak udah kak hiks...hiks..." Marsha menarik Marshal yang nampak terengah dengan tatapan masih terfokus pada Arelfan.
"Sa-sayang" panggil Arelfan lirih.
Marsha menoleh dan terkejut melihat keadaan Arelfan yang sudah babak belur. Marsha menoleh kearah kakaknya. "Kak..." Lirih Marsha dengan tatapan menuntut penjelasan.
"Dia pantes buat dapetin itu" sengit Marshal.
Arelfan bangkit dan berkata. "Gue gaktau salah gue apa shal sampe lo hajar gue kayak gini". Arelfan melihat Marsha yang tampak menunduk dan tak melihat kearahnya. Ia semakin dibuat bingung.
"Salah lo karena lo udah nyakitin adek gue" Sengit Marshal dan menatap Arelfan tajam.
"Kak..."
"Aku ada buat salah apa sama kamu sayang?" Arelfan mencoba meraih tangan Marsha, namun ditepis dan Marsha bersembunyi dibalik tubuh tegap Marshal.
"Jangan pernah temuin adek gue lagi" perintah Marshal yang langsung diprotes tidak terima oleh Arelfan.
"Gak bisa gitu shal. Lo gak bisa larang-larang gue buat gak ketemu Caca. Caca pacar gue" Arelfan menaikkan nada bicaranya karena emosi. Ia tidak tahu salahnya apa. Kenapa ia dilarang bertemu dengan gadisnya. Apa sebenarnya salahnya.
"Nggak mulai hari ini" sahut Marsha dibalik tubuh Marshal yang langsung mengalihkan atensi Arelfan.
"Sayang..."
"Stop kak, mulai hari ini kakak bukan siapa-siapa Caca lagi. Jangan pernah temuin Caca lagi" ucap Marsha dengan air mata mengalir di pipinya.
"GAK AKAN PERNAH. sayang aku punya salah apa sama kamu? Aku minta maaf. Please bilang sama aku kalo aku ada salah. Tampar aku pukul aku kalo emang aku salah. Tapi please jangan tinggalin aku" Arelfan mendekati Marsha membuat Marsha semakin menyembunyikan dirinya dipunggung Marshal.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Young Girl
Romance"Om ada kecoa" Marsha menggertak Arelfan seakan Arelfan akan takut. "Terus?" Shit, om om ini tidak takut sama sekali dengan kecoa. Batinnya. "Caca teriak nih" ancam Marsha bersiap untuk berteriak. "Kakaa--" teriakannya terhenti saat sebuah benda ken...