20. RANDOM

23.3K 1.5K 37
                                    

Marsha sudah siap dengan seragam sekolahnya. Ia bergegas turun untuk sarapan bersama kedua orangtua dan kakaknya.

"Pagi mih" sapa Marsha lalu mencium pipi Eren.

"Pagi sayang"

"Pagi Pih" Marsha mencium pipi Satrio pula.

"Pagi sayang" balas Satrio.

"Pagi kak" sapa Marsha tanpa mencium kakaknya.

"Kok gak dicium"

Muaaacchh Marsha mencium Marshal sampai bernada.

Marshal pun terkekeh geli.

"Pak, bu diruang tamu ada den Arelfan" ucap pembantu rumah tangga keluarga Armand.

"Loh tumben pagi-pagi. Suruh gabung aja kesini bi" kata Eren menyuruh bi Siti memanggil Arelfan untuk bergabung sarapan.

Tidak biasanya sahabat putranya itu bertamu sepagi ini.

"Baik bu" patuh bi Siti.

"Kak Arel" batin Marsha.

"Hmmm bau-bau dijemput pacar nih" sindir Marshal yang tengah mengunyah sarapannya.

"Siapa?" Tanya Eren bingung sampai-sampai keningnya mengerut.

"Assalamualaikum om, tante. Selamat pagi" sapa Arelfan.

"Waalaikumsalam. Ada apa?--hah?-- bentar-bentar. Jadi-- apa jangan-jangan?---"tunjuk Eren kepada Arelfan lalu Marsha, Eren menutup mulutnya tidak percaya.

"Iya mih mereka pacaran" Marshal mengiyakan tebakan Eren.

"Loh sejak kapan?" Tanya Satrio sama terkejutnya dengan Eren.

"Beberapa hari yang lalu om" jawab Arelfan sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, mungkin gugup.

"Duduk sini sarapan bareng" ajak Satrio pada akhirnya.

"Gak perlu om, refan udah sarapan. Lagian ini juga udah siang, refan takut Caca kesiangan" tolak Arelfan dengan halus.

"Yaudah mih, Pih, kak, Caca berangkat dulu ya. Assalamualaikum" Marsha pun menyalimi tangan mereka tak lupa mencium pipinya.

"Waalaikumsalam" jawab mereka serentak.

"Jagain Caca ya" bisik Eren ketika Arelfan menyalami tangannya.

*****

"Silahkan tuan putri" Arelfan mempersilahkan Marsha untuk turun dari mobil karena sudah sampai didepan gerbang sekolah.

"Makasih" ucap Marsha.

"Nanti pulang aku jemput lagi ya"

"Gak usah kak, nanti aku dijemput kak Marshal aja" tolak Marsha.

"Gak. Nanti aku yang jemput" kukuh Arelfan.

"Hmm yaudah. Aku masuk ya kak. Hati-hati"

Marsha pun memasuki sekolahnya.

Saat di koridor yang masih lumayan sepi ia mendengar sedikit percekcokan. Dengan rasa penasarannya yang tinggi ia pun mencari tau sumber suara tersebut.

Ia melihat sahabatnya, Areya dan? Tunggu itu bukannya pak Nasif? Guru olahraganya.

"Jadi bapak udah tau dari awal?" Tanya Areya sedikit mendongak karena tingginya hanya sebatas dada Nasif.

My Young GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang