Saat ini Marsha sudah berada di kamarnya. Ia sudah pulang saat tadi diantar oleh Arelfan.Dan ia pun sudah berbaikan dengan Marshal.
Dan saat ini Marshal tengah berada di balkon kamar Marsha.
"Kak" panggil Marsha.
Marshal pun menoleh kearah Marsha. "Hmm" jawabnya.
"Caca boleh minta uang gak?"
"Buat apa?" Tanya Marshal sambil menatap Marsha serius.
"Ehhmm" Marsha tampak bingung. "Caca mau gantiin uangnya kak Arel yang tadi dipake buat beli novel yang Caca beli" jujurnya.
Marshal seketika tertawa mendengar pernyataan adiknya itu. Membuat Marsha mengerutkan dahinya bingung.
"Kok malah ketawa sih kak, ada yang lucu?" Tanya Marsha penuh keheranan.
"Dek" Marshal mulai menghentikan tawanya. "Arelfan gak bakal nerima uang lo" lanjutnya.
"Kenapa?"
"Denger ya, Arelfan itu orang kaya. Pengusaha muda sukses. Buat dia ngeluarin uang segitu mah gak berasa" jelas Marshal sambil masih sedikit tertawa.
"Ya tetep aja kak"
"Lagian Arelfan itu suk--" hampir saja Marshal keceplosan.
"Suk apa kak?" Tanya Marsha.
"Gajadi, hehe" jawab Marshal sambil menyengir.
"Bisa ngamuk si Arelfan kalo gue sampe keceplosan bilang dia suka sama Caca" batin Marshal.
Bukan apa-apa, Arelfan hanya ingin mendekati dan meyakinkan Marsha bahwa ia memang benar-benar sayang pada Marsha. Ia takut jika Marsha akan menolak dan menghindarinya jika ia tergesa-gesa bilang bahwa ia menyukainya.
Tahu sendiri jika Marsha selalu menolak didekati laki-laki. Apalagi ini Arelfan terpaut usia yang jauh. Pertama kali bertemu saja Marsha memanggilnya 'om'. Itu semakin membuat nyali Arelfan menjadi ciut.
"Kak Arel ternyata baik ya" tutur Marsha tiba-tiba.
"Lo suka ya sama dia?" Tuduh Marshal yang membuat Marsha refleks mencubit lengan kekar kakaknya itu.
"Aduh sakit dek" pekik Marshal bohong. Padahal tidak berasa sama sekali dilengan kekarnya.
"Lagian kalo ngomong suka gak di filter dulu"
"Suka juga gak papa kok, emang kenapa?" Tanya Marshal memancing.
Sebenarnya memang benar Marsha menyukai Arelfan, sejak kejadian tadi. Arelfan laki-laki yang baik. Dan entah mengapa ia merasa nyaman berada didekat Arelfan. Tapi Marsha tidak suka sifat menyebalkan dari Arelfan yang selalu mengganggunya.
"Udah ah Caca ngantuk" Marsha mengalihkan pembicaraan.
"Eh dek" Marshal menahan tangan Marsha yang hendak masuk ke kamarnya.
Marsha menaikkan sebelah alisnya seolah bertanya 'apa?'.
"Kalo seandainya Arelfan suka sama lo gimana?" Marshal mulai serius.
Marsha diam tidak tau harus menjawab apa.
"Dek" Marshal membuyarkan diamnya Marsha.
"E-eh kenapa kak?"
"Eehh bocah malah ngelamun, jadi gimana kalo seandainya Arelfan suka sama lo?" Tanya Marshal mengulang.
"Ya...gak mungkinlah kak, jangan berandai-andai" jawab Marsha.
"Berandai-andai aja dek. Gue cuma butuh jawaban lo" sanggah Marshal.
"Caca gak tau" Marsha pun pergi ke kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Young Girl
Romance"Om ada kecoa" Marsha menggertak Arelfan seakan Arelfan akan takut. "Terus?" Shit, om om ini tidak takut sama sekali dengan kecoa. Batinnya. "Caca teriak nih" ancam Marsha bersiap untuk berteriak. "Kakaa--" teriakannya terhenti saat sebuah benda ken...