Di part sebelumnya, komennya mencapai rekor terbanyak sepanjang sejarah Punishment.
Terima kasih, aku ga bisa bales satu-satu tapi aku selalu usaha bacain dan itu bikin semangatku naik terus untuk membuat tulisan yang bagus.Hari ini, karena banyak yang minta buat update sekaligus mendukung gerakan #DiRumahAja jadi aku update yaaa. Betah-betah di rumah dan stay safe! Gausah keluar kalo ga penting. Kita harus saling dukung dan berharap semua ini cepat berlalu. Kalau suka dan pengen dukung aku silahkan vote dan komen.
Selamat membaca<3***
Ana, gadis cantik yang terlampau sempurna hingga menjadi idola dan kesayangan semua orang di tempat kumuh, para imigran, kelas tidak terpandang yang kemudian berhasil menikahi seorang CEO ternama, Kim Taehyung. Banyak yang tahu tentang kisah ini. Banyak yang memuja, banyak yang mengumpat, banyak pula yang tak peduli.
Semua orang bilang Ana sangat beruntung. Seperti Cinderella yang menikah dengan seorang pangeran.
Aku bahkan tak mampu menghitung berapa banyak keberuntungan yang Ana peroleh dibanding diriku sendiri. Aku yang selalu terbelakang, tak pernah disayang seperti dirinya, tak pernah disanjung seelok dirinya.
Ana memohon, merongrong dengan air mata yang membasahi seluruh wajah cantiknya. Berlutut hingga mencium kaki Kim Taehyung yang belum bergeming semenjak ia mengucapkan sebuah kalimat yang menghantam keras poros kesadaranku.
Rautnya pucat, rambutnya berantakan luar biasa, tubuhnya berbalut hoodie abu-abu dan jeans biru yang aku tahu itu bukan gaya Ana sekali.
Dunia memang suka menciptakan kisah yang rumit.
"A-Ana ..." Suaraku bergetar hebat. Mendekat melewati Taehyung yang masih diam tak berkutik.
"Ara," Ana langsung bangkit. Menghambur ke arah diriku, memelukku hingga hampir terjungkal ke belakang. "Ara, aku merindukanmu adikku," katanya sambil terisak.
Bau Ana berubah, tidak seharum dulu. Namun kurasakan ia terus terisak di atas bahuku, memelukku kian erat dan aku pun merasakan hal yang sama. Seperti separuh kelegaanku telah kembali sebab aku selalu menyayangi Ana.
"Ana, kau dari mana." Isakan kami berdua bersahutan. Sedang Ana tak mengucapkan dan hanya terus menangis pilu.
Sesaat kulihat ke arah Taehyung, yang menaruh tatap pada kami berdua tanpa ada ekspresi sama sekali. Tak mengerti harus bereaksi apa, aku membuang pandang, seolah minta waktu agar kami bisa lepaskan rindu setelah sekian lama tak bersua.
"Taehyung, kumohon ampuni aku. Kumohon, Taehyung." Ana kembali berlutut, tersungkur pada kaki pria itu dan ia masih tidak mengatakan apapun sama sekali. Aku ikut menangis dan mencoba mengajaknya untuk bangkit tetapi Ana tidak mau. Ia terus merapalkan permohonan maaf.
"Taehyung, kumohon berikan aku kesempatan kali ini saja. Aku akan berubah, Taehyung. Aku akan merubah segalanya. Kita bisa mulai dari awal lagi. Kumohon, Taehyung. Aku sadar bahwa aku mencintaimu."
Rasanya, entahlah. Gejolak hebat berkecamuk dalam diriku. Aku tak mampu lagi mendeskripsikan seberapa bahagianya ketika aku bisa melihat wajah Ana lagi dan betapa getirnya kenyataan yang kuhadapi mendengar kesungguhan yang Ana lontarkan.
Taehyung tak segera menjawab, tetapi kurasakan rautnya sedikit berubah. Kemudian ia menunduk, mengambil satu tangan Ana yang masih memegangi kakinya. Membantunya bangkit, yang entah mengapa rasanya sama seperti menghujam jantungku dengan ribuan batu.
"Kita bicara di dalam."
Aku segera mendekati Ana, membantunya berjalan seperti orang sakit dan menuntunnya mengikuti Taehyung yang membawa kami ke ruang dimana kami baru saja melakukanーsudahlah. Ana duduk, aku berada di sebelahnya. Seolah tak ingin melepaskannya barang sedetik saja sebab takut Ana akan meninggalkan aku lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
PUNISHMENT✔
Fanfiction[COMPLETED] "Aku tidak akan menggugat, kau tak perlu kembali pada kehidupan lamamu yang melarat. Satu syaratnya, gantikan peran kakakmu." - Kim Taehyung ©️msvante • 2019