"Papa."
Gadis kecil berkucir dua itu langsung merangsek ke dalam peluk sang papa yang telah merentang kedua tangannya. Keringat di sekitar kepala bocah itu diusap papanya menggunakan lengan jasnya sendiri disusul ciuman basah pada kedua pipinya.
Taera memang menjadi lebih manja akhir-akhir ini. Seolah paham bahwa sisa waktu mereka untuk sering bersama-sama tidak akan banyak tersisa.
"Tadi teman-teman beri banyak sekali surat untuk Taera," ujar si gadis kecil sambil memegang kedua pipi papanya.
"Oh ya, itu artinya teman-teman sangat sayang dengan Taera. Nanti malam akan kita baca satu-satu sebelum tidur ya?"
Si bocah mengangguk semangat, membuat Taehyung tak sanggup untuk tidak mencubit pelan pipi putri kecilnya.
"Tuan Kim, Nona Lee sudah datang." Sekretarisnya tiba-tiba masuk dan menyela saat keduanya masih asyik bercengkrama.
Mendengar hal itu, sang putri bukannya berpindah, namun malah memeluk erat papanya. "Papa, i don't want to go with that lady," bisiknya dengan suara pelan dan dipastikan Kim Taehyung dapat mendengarkannya.
(Papa, aku tidak ingin pergi dengan perempuan itu)Taehyung sendiri tidak paham kenapa putrinya tidak menyukai sekretaris pribadinya itu. Namun ia sendiri tidak tega jika Taera harus merengut sebab disuruh pergi dan akan mendiamkannya hingga beberapa saat, seperti yang sudah sudah. Padahal waktu mereka juga tidak banyak dan Taehyung berjanji pada dirinya sendiri untuk menghabiskan waktu lebih lama.
"Okay, Sweety. Tapi papa harus bekerja sebentar. Kalau Taera tidak berisik dan bisa menunggu dengan tenang, kita akan pergi makan sushi dan es krim setelah itu. Deal?"
"You're the best, Papa." Taera bahkan memberi hadiah berupa ciuman kecil pada pipi Taehyung.
"Suruh saja dia masuk."
Sekretarisnya menurut, segera keluar dan mempersilahkan Lee Ara memasuki ruang kerja Kim Taehyung. Hari ini mereka akan mulai membahas proyek baru sesuai kesepakatan sebelumnya. Meski belum final, tetapi ada beberapa perusahaan yang mengajukan revisi sesuai kebutuhan masing-masing. Dan Ara, sebagai penanggung jawabnya secara wajib harus memenuhi keinginan perusahaan-perusahaan mitra tersebut.
"Selamat siang, Tuan Kim." Well, meski sebelumnya mereka sudah sempat berbincang bahkan saling mengenal, gadis itu menjunjung tinggi profesionalitas. Malah Taehyung yang merasa sedikit terkejut sebab gadis itu hadir dengan tampilan yang benar-benar jauh lebih memukau.
Rambut hitam panjangnya sedang diikat tinggi, mengenakan blouse berwarna pink pastel dengan pita diikat di sekitar lehernya. Gadis itu juga mengenakan rok pensil pink peach selutut, hingga terlihat jelas perut rata dan kaki jenjangnya. Kakinya dibalut heels hitam, tangannya memegang tas tangan serta tas laptop berwarna senada di tangannya.
"G-gadis kecil ini?"
"Hai, nona cantik? Anda, nona cantik yang di rumah sakit, bukan?"
Keduanya berpandangan selama beberapa saat hingga Taehyung menjadi kebingungan sendiri.
"Taera?"
Gadis kecil itu mengangguk. Mendongak ke arah wajah sang papa yang masih memangkunya sambil berkata," Papa, ingat nona cantik yang Taera ceritakan di rumah sakit waktu itu? Itu, nona ini, Papa. Nona cantik ini yang membantu mengembalikan Taera ke petugas."
KAMU SEDANG MEMBACA
PUNISHMENT✔
Fanfiction[COMPLETED] "Aku tidak akan menggugat, kau tak perlu kembali pada kehidupan lamamu yang melarat. Satu syaratnya, gantikan peran kakakmu." - Kim Taehyung ©️msvante • 2019