Taehyung tahu benar, bahwa jika ia memilih jalan ini, segalanya tak akan mudah. Orang tua mana yang tak murka jika mendapati seorang pria yang pernah menyakiti putrinya kini kembali hadir setelah bertahun-tahun tak menampilkan mukanya.
Taehyung paham. Dan ia tak akan lari lagi. Ia akan menghadapi segalanya meski peluru senapan sekalipun akan menebus jantungnya. Setidaknya, ia tidak akan mati dalam kesia-siaan sebagai seorang pecundang.
Taehyung tak hanya mendapat sekali tamparan. Mungkin ada sekitar tiga atau empat kali hingga Ara meneriaki ibunya dengan tangis yang terlalu pilu. Mencoba menenangkan beliau yang terus memukuli Taehyung hingga wajah dan pakaian yang ia kenakan berantakan.
Syukur ia masih diberi masuk ke dalam rumah. Rumah yang dulu menjadi saksi betapa brengsek dirinya yang selalu kalut dirasuki setan.
Kini Taehyung tengah berlutut, menunduk dengan air mata yang terus mengalir dan bibir yang ia gigiti hingga berdarah. Entah sudah berapa kali ia merapalkan maaf, meminta ampun pada wanita yang kini duduk di hadapannya. Mencium kakinya pun Taehyung rela.
Hening yang mencekam di tengah isakan yang bersahutan kini semakin membelenggu pria itu. Seperti seorang pesakitan yang akan dibawa ke tempat pemenggalan kepala.
"Ibu." Tak jera, pria itu kembali bersuara. Bersimpuh dengan kedua lutut di lantai, kepala menunduk dan tangan di atas pahanya. "Aku minta ampun."
Sosok perempuan yang begitu ia hormati itu mungkin sudah muak. Sebab kini ia terpaksa menggubris pria itu dengan mengucapkan satu kata saja. "Duduk."
Mematuhi itu, Taehyung bangkit. Duduk pada sofa lain di hadapan ibu dan Ara. Mengangkat wajahnya yang sudah terlihat sangat kacau dengan pipi basah, rambut yang berkeringat dan bibir yang berdarah. Ia sempatkan diri melirik Ara yang tengah memegangi tisu, bersisa air mata di pipinya juga.
"Kau tahu, Taehyung. Kurasa, tak banyak atau bahkan tak ada orang tua yang mampu mengampuni perbuatan yang pernah kau lakukan di masa lalu jika itu dilakukan pada putri mereka. Termasuk, aku. Diriku yang sudah tua ini."
Taehyung tak terlalu terkejut dengan ucapan itu. Baginya, itu sudah menjadi satu kewajaran yang harus diterimanya dengan lapang dada.
"Aku bahkan mungkin bisa membawa kebencianku sampai mati." Nada ibu begitu sarat akan emosi, angkara. "Tak bisa Taehyung, tak ada pengampunan dan penerimaan maaf untukmu dariku hari ini. Aku bukan malaikat."
Telak. Taehyung sangat mengerti, sangat mewajarkan. Namun di sisi lain hatinya hanya takut sebab itu artinya ibu tidak akan pernah mengijinkan ia memiliki ikatan dengan putrinya. Jangankan memiliki ikatan, sekadar bertemu pun mungkin ibunya tidak akan mengijinkan lagi. Dan itu menjadi ketakutan terbesar Taehyung.
"Buー" Ara ikut bersuara. Sama seperti Taehyung, ia memiliki ketakutan yang sama.
"ーTapi kau tau apa yang paling kubenci darimu, Taehyung?" Ibu menyambung, seolah tak mendengar suara putrinya barusan. Terus mengunci tatapan pria itu dengan ketegasan yang ingin ia tekankan. "Karena kau membuat putriku lebih tersiksa dari sebelumnya. Meninggalkannya dalam keputusasaan dan seluruh rasa sakit yang ia sendiri tak bisa mengerti. Putriku patah hati karenamu, karena kau tinggalkan, karena kau yang tak cukup menjadi iblis, namun juga pecundang sejati. Aku benci kau tapi putriku begitu mencintaimu. Harusnya ia membencimu juga agar semuanya menjadi lebih mudah, Taehyung. Agar ia bisa melanjutkan hidupnya lagi tanpa perlu tinggal dalam bayang-bayangmu. Itu, hal yang paling kubenci darimu."
Tak hanya Taehyung, Ara pun sama terkejutnya. Kalimat demi kalimat yang ibunya lontarkan membuat dirinya tercengang sebab ia tak pernah membicarakan itu dengan ibu sebelumnya. Setelah Namjoon mengurusi segalanya, menekankan bahwa mereka harus melanjutkan hidup dengan normal, tak pernah sekalipun mereka membahas tentang Taehyung lagi. Terlebih tentang perasaan Ara yang masih tersimpan dan diam-diam melakukan sedikit usaha untuk mencari Taehyung hingga ia berhenti total sebab keadaan begitu tak mendukung.
KAMU SEDANG MEMBACA
PUNISHMENT✔
Fiksi Penggemar[COMPLETED] "Aku tidak akan menggugat, kau tak perlu kembali pada kehidupan lamamu yang melarat. Satu syaratnya, gantikan peran kakakmu." - Kim Taehyung ©️msvante • 2019