Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"There is no perfect love, there never will be, but there is someone who will love you for what you really are, what you stand for. There is someone who will love you, your soul as if it was theirs. There is no perfect love, but there is a perfect time, a perfect fit."
***
Di hari pernikahan kami, Taehyung membacakan janji pernikahannya dengan nada serak serta bulir yang membasahi pipi mulusnyaーtanpa mengurangi ketampanannya sedikit pun. Pupilnya tepat menatap ke arahku, tersenyum canggung ia menatapku lurus, mengambil tanganku lalu menyelipkan cincin ke jari manisku. Tersenyum hingga membuat jantungku hampir meledak saat membuka veil-ku.
"I love you." Kalimat itu tak bersuara, namun aku bisa membacanya secara jelas melalui vokal pada bibir merahnya, sebelum ia mulai mendekatkan wajahnya untuk memberikan wedding kiss. Riuh suara serta tepukan tangan menjadi saksi dimana kami telah mengucap janji sehidup semati.
"Morning, Baby." Dan terkadang aku masih belum percaya jika ia sudah berada di sisiku saat aku baru saja membuka mata bahkan setelah satu minggu pernikahan kami seperti saat ini. Suaranya akan selalu lebih berat jika baru bangun tidur. Tubuh atasnya tak beralaskan apapunーkebiasaannya sejak dulu jika sedang tidur. Memelukku seperti guling dan mendusel di antara dada atau leher, terkadang membuatku risih karena merinding, namun tak mampu untuk melepaskan diri karena kekuatannya selalu lebih dibanding diriku sendiri.
"Morning kiss." Selalu harus memberi ciuman bangun tidur yang tak jarangーatau bahkan lebih sering berakhir menjadi sesi make out. Taehyung memang begitu, penuh dominasi dan tidak mudah untuk menolak. Kami melakukan konsultasi sebelumnya dengan Kim Namjoon dan terbuka untuk beberapa hal yang mesti kami ketahui satu sama lain.
"Hhhh ... T-tae, aku ada meeting pagi." Lidahnya sudah mulai sibuk memeta sekitaran leher dibarengi tangannya yang menjalar kemana-mana. Selalu begitu. Tiga hari yang lalu, aku terlambat setengah jam sebab sesi foreplay yang sangat lama tetapi Tuan Bang masih memakluminya karena masih pengantin baru, katanya. Bulan madu kami harus ditunda karena proyek yang kami jalankan sedang berjalan dan sudah memiliki target waktu yang harus diselesaikan. Kami sepakat sebab berada di proyek yang sama.
"Taehyung .... "
Bukannya berhenti, ia malah memasukkan dua jarinya ke dalam mulutku, menggesekkan itu sembari bibirnya sedang sibuk setelah mengungkap pakaian atasku. Aku tidak bisa menolak karena menikmatinya juga. Aku tak pernah keberatan jika bukan karena waktu yang terus berjalan. Memiliki Kim Taehyung, cinta pertama sekaligus satu-satunya yang pernah kucintai, seperti sebuah mimpi yang menjadi nyata.
Aku tak ingin berakhir sebab aku pun menginginkan lebih. Tatkala bibir nakalnya sudah mulai turun ke bawah, dengan tangan yang sudah menarik celana tidurku terlebih dulu, aku tahu bahwa aku tak akan pernah bisa menolaknya.