EPILOGUE IV

23.9K 1.8K 193
                                    

Pernikahan; proses belajar sepanjang hidup

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pernikahan; proses belajar sepanjang hidup.

***

Selalu ada hal baru yang kupelajari setiap hari. Bahkan ketika memasuki usia ketiga bulan usia pernikahan kami. Taehyung masih sama romantisnya, seperti kali pertama. Memelukku sepanjang malam, membaca buku bersama sebelum tidur, memberi ciuman selamat pagi, terkadang memberi kejutan dengan mengirimkan buket bunga atau snack box ke kantor, kencan di akhir pekan dan banyak hal manis lainnya.

Ah, aku akan ceritakan sedikit kisah pertemuan kami dengan Ana.

Hari itu, sesuai kesepakatan kami, aku dan Taehyung datang ke rumah ibu mengambil bubur kacang merah untuk Ana. Ibu menyambutーsudah kukabari hari sebelumnya supaya ibu bisa menyiapkanーmencium pipi dan memeluk aku serta Taehyung bergantian. Dan Taehyung menyerahkan bingkisan berisi sekotak brownies yang kami beli di toko roti dekat rumah.

Semuanya berjalan sempurna. Ibu menyambut kami dengan baik, tak terlihat canggung sama sekali dengan Taehyung. Setelah itu kami memutuskan langsung pergi ke rumah sakit. Awalnya, Ana tampak seperti biasa. Duduk diam dengan tatapan yang menanar. Namun ketika Taehyung mulai bersuara, menyebut namanya, seketika Ana mendongak seolah baru tersadar.

"Ana, ini aku, Kim Taehyung. Kau ingat?"

Ana tak menjawab, sedangkan aku sudah bersiap mengambil posisi jika ia tiba-tiba histeris seperti sebelumnya. Namun perkiraanku kali ini terlihat salah. Sebab ia masih tetap tenang terkecuali bola matanya yang bergerak-gerak meneliti wajah Taehyung. Seketika kedua tangannya naik dan memegang wajah Taehyung. Pria itu hampir menarik wajahnya sebelum aku bersuara,"Tahan, Tae. Biarkan dulu."

Taehyung menuruti, satu tangannya meraih dan menggenggam milikku seolah menenangkanku meski aku sendiri merasa khawatir.

"Ana, aku sudah menikah dengan adikmu, Ara. Kami menikah dua minggu yang lalu, Ana," katanya. Dan di situlah Ana melepaskan wajah Taehyung secara tiba-tiba, nyaris membuat Taehyung terjengkang ke belakang jika bukan karena tanganku yang menahannya dan Ana menjadi histeris seperti apa yang terjadi tiap kali ia bertemu denganku.

Beberapa perawat segera datang, berusaha menenangkan dan kutahu bahwa kesempatan kami berakhir sejak mereka membawa Ana kembali ke dalam ruangannya.

"Maaf, Tae." Tanganku masih memegang kotak makanan yang dititipkan oleh ibu. Taehyung hanya bergeleng, meraih kepalaku dan mencium pucuknya.

"Kita bisa datang lagi lain kali. Okey."

Aku mengangguk. Kurasa kami harus lebih sering menemuinya.

PUNISHMENT✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang