Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pernikahan bukanlah akhir, melainkan sebuah awal.
***
Menikah dengan Taehyungーartinya harus waspada terhadap diabetes sebab ia akan memberikan rasa manis setiap hari.
Kemarin sore di meja kerjaku, tiba-tiba aku mendapati sebuah buket bunga. Sebelum aku bertanya pada Hera, rekan sekerjaku yang berada di meja sebelah, tulisan yang tertera di sanaーmenuliskan nama Kim Taehyung sebagai pengirimnya membuatku lekas sadar dan bangkit dengan rasa berbunga-bunga yang segera membuncah. Well, ternyata setelah menikah pun aku masih merasa seperti anak remaja yang baru berpacaran kemarin sore.
Hari ini, seperti yang Taehyung sudah janjikan, kami pergi menghabiskan waktu untuk kencan di akhir pekan. Mobil Taehyung sudah memasuki area Shinsegae dan berhenti tepat di depan sebuah cafe, The Menagerie. Setelah kami berdua turun, tangannya lekas menggenggam tanganku, membawaku masuk ke dalam seperti seorang anak kecil yang butuh bimbingan.
"Hmm ... kau mau yang mana, Sayang?"
Kami berdua sudah sibuk menatap etalase kue dengan banyak pilihan animal cupcake. Mataku sibuk meneliti, terlalu banyak pilihan kue kue lucu yang membuatku tak mudah untuk segera menentukan. Ada bentuk panda dengan dua oreo sebagai telinganya, gajah, kelinci dan lainnya.
"Aku mau little tiger, satu."
"Litー"
"Baik, Nona. Ada lagi?" Pelayan sudah mengambilkan satu cupcake yang kuminta dan menaruhnya ke atas nampan sebelum Taehyung selesai bersuara. Aku sendiri tak tahu ia ingin mengatakan apa. "Tae, kau mau yang mana?"
Taehyung nyaris terkesiap dan mengusap-usap kepala belakangnya. "Aaahーaku mau yang mini piggy." Ia menunjuk satu cupcake berbentuk babi. "Oh, little tiger itu yang berbentuk harimau di ujung sana, astaga aku pikirー" Taehyung berhenti berbicara. Tangannya sibuk mengambil dompet dari saku dan mengambil kartunya untuk membayar. "Minumannya satu cafe latte dan satu jus stroberi." Pelayan itu sudah sibuk menginput di mesin kasir, memberikan kartunya dan bukti pembayaran kemudian.
"Ngomong-ngomong, dia istriku. Panggil Nyonya saja ya, Nona." Taehyung membisikkan itu pada pelayan yang baru saja melayaninya. Sejenak darahku berdesir dan wajahku mendadak panas. Kupikir itu bukan sesuatu yang perlu diperjelas pada orang yang tak dikenal.
"Oh, astaga. Maaf, Tuan. Kupikir kalian pasangan kekasih karena terlihat masih muda." Pelayan itu terlihat gugup.
"Well, terima kasih untuk pujiannya." Taehyung menyimpan kartunya, menggenggam tanganku kembali sebelum mengambil *pager calling (alat pemanggil customer yang bergetar) dan mengajakku duduk di sebuah meja yang kosong.