Matahari menerbos masuk menusuk mata seorang wanita cantik, membuat sang empu menggeliat lalu mengerjapkan matanya. Saat hendak bangun ada sebuah tangan melingkar di perut sang wanita, ia pun menoleh ke sebelah kanan mendapati sang suami yang sedang terlelap. Nara pun teringat akan kejadian semalam sang suami yang mengambil mahkota berharga milik Nara.
Ia pun perlahan memindahkan tangan kekar yang berada di perutnya dan bangkit, namun saat hendak berjalan dia merasakan nyeri di bagian intim nya.
" Aww... ahh brengsek kau Oh Sehun. " gerutunya menahan kesal.
Nara pun menuju kamar mandi membersihkan sisa-sisa percintaan mereka semalam, lalu memakai pakaian kantornya dan membuat sarapan. Saat keluar dari kamar mandi ia melihat Sehun yang masih terlelap di alam mimpinya. Dia pun tak mempedulikan suaminya dan langsung menuju dapur, karena Nara sangat kesal.
Suara pintu kamar yang di tutup begitu keras membuat Sehun bangun, ia sebenarnya sudah bangun lebih dulu daripada Nara namun ia tetap memilih untuk memejamkan matanya. Karena ingin tahu bagaimana reaksi Nara saat bangun, ternyata istrinya kesakitan dan marah padanya.
Sehun langsung beranjak ke kamar mandi, setelah mandi ia menuju meja makan yang sudah di penuhi oleh makanan, Ia langsung duduk.
" Makanlah. " ucapan Nara sinis pada Sehun.
" Hmm terima kasih. " mereka pun mulai makan tanpa ada yang bicara, namun menit selanjutnya Sehun membuka suara memecah keheningan.
" Nara. " panggilnya.
" Hmm. "
" Maafkan aku karena kejadian semalam--,"
Beluk sempat menyelesaikan ucapannya Nara langsung memotong nya." Sudahlah hentikan dan lupakan, kau itu brengsek. "
" Maafkan aku Nara, aku tidak bermak--, "
" Sudah ku bilang hentikan ya hentikan. " bentak Nara sambil membanting sendok garpu di meja. Ia pun menatap tajam pada Sehun. Suaminya pun hanya menunduk merasa bersalah.
Sehun mendongakkan kepalanya menatap Nara, ia melihat tatapan kemarahan dan kekecewaan di manik indah tersebut. Nara langsung pergi berangkat ke kantor tanpa membereskan meja makan.
" Hahh, maafkan aku Nara. " gumam Sehun setelah melihat punggung Nara yang semakin tidak kelihatan.
Ia pun berangkat ke kantor dengan perasaan tidak enak.
Nara Rooms.
Nara tiba di kantornya di tatap aneh oleh para pegawainya karena cara berjalan Nara yang sedikit aneh. Ia pun tidak peduli dan segera masuk ke ruangannya. Selama beberapa jam ia mengerjakan berkas - berkas nya, namun ia tidak bisa fokus karena memikirkan kejadian semalam. Perasaannya gundah, ia pun menghubungi sahabatnya Irene yang sedang berada di Korea beberapa hari ini, dia ingin menceritakan apa yang dirasakannya kepada sang sahabat agar ia merasa lega.
" Irene... Kau sekarang sedang sibuk tidak?. "
" Tidak memangnya kenapa, kau ingin bertemu denganku? Besok kita kan bertemu. "
" Aku ingin kita bertemu sekarang,, aku membutuhkan mu saat ini. " rengek Nara.
" Iya iya baiklah, kita bertemu nanti di cafe biasanya pada saat jam makan siang. "
" Baiklah terima kasih sahabatku. " senyum Nara mengembang, sahabat nya itu sangat pengertian pada dirinya.
" Hmm. "
Pip.
Beberapa jam kemudian.
Nara sudah berada di cafe biasanya tempat ia dan kedua sahabat nya berkumpul setelah pulang kuliah. Ia sudah duduk selama 15 menit disana menunggu Irene, namun sahabatnya belum juga datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
It is just.✔ {COMPLETED}
RandomJangan lupa follow dulu🙏😆 " Aku tidak peduli Nara, selagi aku bisa mendapatkan Sehun, kenapa tidak. " " Berhenti atau aku akan melakukan hal yang tidak pernah terjadi padamu. " Happy reading💖