Sudah satu minggu mereka menghabiskan waktu di Maladewa, mengelilingi tempat - tempat yang indah, tertawa bersama, berlari bersama. Sekarang mereka sudah berada di pesawat kembali ke korea.
Setelah pulang dari honeymoon mereka berdua seperti biasa menjalani aktivitas sehari hari.
" Hai Nara. " sapa Jimin
" Oh hai.. Apa kabar?. "
" Aku baik, bagaimana dengamu?. "
" Aku juga baik, apa yang kau lakukan di kantor ku?. "
" Bekerja, aku pegawai disini. "
" oh ya beberapa minggu yang lalu aku tidak melihatmu di kantor, kau tidak bekerja?. " lanjutnya." Tidak, aku ada urusan keluarga. "
Mereka berbicara sambil berjalan memasuki kantor sesekali tertawa. Orang - orang membungkukkan badan saat mereka lewat.
" Kenapa mereka membungkuk padamu? Oh ya kau disini sebagai apa?. "
" Aku direktur. "
" Waah kalau begitu saya minta maaf ya tidak sopan pada anda. " sambil membungkukkan badan.
" Tidak apa - apa kau tidak perlu seformal itu. "
" Terima kasih. "
" Baiklah aku kembali ke ruangan ku dulu. "
" Iya sampai jumpa. "
Jam kerja sudah selesai semua pegawai berhambur keluar kantor untuk pulang, Nara pun juga segera keluar saat kantor sudah mulai sepi.
" Hai. " Nara dikejutkan oleh Jimin saat memasuki lift.
" Kau mengagetkan aku saja. " sambil mengelus dadanya.
" Haha maaf maaf bos. "
" Kenapa baru mau pulang?. "
" Tadi ada pekerjaan yang belum selesai. " Nara hanya ber'O ria saja.
" Kau mau minum kopi bersamaku?. " tawar Jimin.
" Emm boleh. " mereka pun pergi ke cafe dekat perusahaan.
Mereka bercerita sambil tertawa." Apa kau tidak membawa mobil? "
" Tidak, aku naik bus. "
" Kalau begitu ayo ku antar. "
" Tidak perlu ini sudah malam, kau pasti lelah. "
" Ini sebagai ucapan terima kasih ku karena kau mau ku ajak untuk minum kopi. "
" Baiklah. "
Sesampainya di mansion Nara.
" Mau mampir dulu? "
" Tidak terima kasih, aku duluan ya nona. "
" Baiklah terima kasih hati-hati di jalan. "
Nara pun memasuki mansionnya, ia melihat mobil Sehun yang artinya suaminya itu sudah pulang. Saat memasuki rumah lampunya tidak menyala, ruang tamu sangatlah gelap, Nara mencari saklar lampu dan menyalakannya,namun dikagetkan dengan Sehun.
" Darimana saja kau baru pulang? " Sehun bertanya dengan tatapan tajam, tangan dimasukkan ke saku celana.
" Aku habis dari cafe bersama temanku. " ia mulai takut karena tatapan Sehun.
" Harus sampai malam ya? Dia pria juga. "
" Aku minta maaf Sehun, kami hanya minum kopi dan bercerita lucu itu saja. "
" Ada hubungan apa kau dengannya? "
" Jimin hanya temanku, dia juga bekerja di kantorku. " Nara mulai kesal karena seperti di curigai.
" Kau tidak bilang padanya kalau kau sudah bersuami? "
" Memangnya aku harus memberitahu semua orang bahwa aku sudah memiliki suami? Aku hanya menjawab jika mereka bertanya padaku apakah aku sudah bersuami atau belum. "
" Kau sekarang berani membantah suami mu Nara, apa karena pengaruh dari pria brengsek itu? "
" Kau tidak usah menyalahkannya, dia hanya temanku hanya itu. "
" Aku tidak suka kau dekat dengannya. "
" Kau terlalu egois Sehun, apa aku tidak boleh berteman dengan seorang pria? Aku tau batasanku saat aku sudah memiliki suami. "
" Jangan membantahku Nara. " Sehun membentak nya.
" Sudahlah aku terlalu lelah jika harus bertengkar denganmu. " saat Nara baru melangkahkan kakinya, tiba - tiba tangannya ditarik oleh Sehun menuju kamar mereka.
Sehun menarik Nara dengan kasar memasuki kamar lalu mengunci pintu kamar. Dia mendekati Nara dengan wajah memerah, rahangnya mengeras, tangannya terkepal.
" Kau harus di beri pelajaran. " Sehun mendorong tubuh Nara hingga terbentur dinding. Nara ketakutan ia tidak bisa memberontak atau lari.
Plak
" Pertama, aku tidak suka dibantah. " Sehun menampar bokong Nara dengan keras.
" Sehun sakit.... hiks... hiks"
Plak
" Kedua, kau harus menjaga mulut mu. " ia menampar lebih keras.
" Hentikan...hiks...hiks"
Plak
" Ketiga, kau tidak boleh dekat dengan pria manapun. "
"Aku mohon hentikan." rintihan Nara seakan tidak di dengar oleh Sehun.
Plak
" Jika kau melanggar, maka aku akan menghukummu lebih dari ini. " Sehun pun keluar meninggalkan Nara.
Plak
Nara menangis merasa kesakitan pada bokongnya, ia tidak tahu jika akan seperti ini saat Sehun marah. Dia terduduk di lantai sambil menahan sakit diperutnya yang tiba - tiba kram, Nara merintih kesakitan tidak kuat untuk sekedar berdiri, kakinya lemas.
Sehun berada di dapur meminum kopi, ia sangat marah saat ini.
Apakah aku terlalu keterlaluan? batin Sehun.
Ia pun melangkah kan kakinya menuju kamar ingin melihat keadaan Nara." Nara, kau kenapa? " ia melihat Nara duduk di bawah sambil memeluk kakinya, Nara menangis sesenggukan.
" Pergi, aku takut. " suaranya sangat lirih.
" Aku minta maaf, apa ada yang sakit? " tanya Sehun khawatir.
" Pergilah, kau menakutiku. " masih dengan posisi yang sama sambil menangis.
" Aku minta maaf, ayo tidurlah. " Sehun memegang bahu Nara namun di tepis.
" Baiklah tidurlah, aku akan tidur diluar aku minta maaf. " Sehun pun keluar kamar dan di tidur di sofa.
Nara berdiri menuju ranjangnya, dia menidurkan tubuhnya tanpa mengganti pakaiannya dulu.
Next!!
TBC!!
Makasih buat yang udah baca, jangan lupa vote ya!! 😆❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
It is just.✔ {COMPLETED}
RandomJangan lupa follow dulu🙏😆 " Aku tidak peduli Nara, selagi aku bisa mendapatkan Sehun, kenapa tidak. " " Berhenti atau aku akan melakukan hal yang tidak pernah terjadi padamu. " Happy reading💖