" Hey, selamat pagi bos." sapa Jimin pada Nara.
" Hmm pagi, kemana saja kau? Kenapa aku sudah lama tidak melihatmu di kantor? " - Nara
" Aku mengurus proyek perusahaan di Busan selama 3 bulan. " jelasnya pada Nara.
Nara hanya ber'ohria saja.
" Bos kenapa wajahmu pucat? Kau sakit? "
" Berhenti memanggil ku bos Jim, panggil namaku saja. Aku tidak sakit. "
" Kau hamil ya, perutmu buncit lihat. " tunjuk Jimin pada perut Nara.
" Iya aku hamil. " sambil tersenyum.
" Waah sudah berapa bulan? " - Jimin
" Sudah jalan 5 bulan. "
" Kira-kira dia lebih mirip siapa ya? Kau atau suami mu? " - Jimin
" Tidak tahu, yasudah aku keruanganku dulu. "
" Iya bos selamat bekerja. " ucap Jimin
Nara tidak bersemangat hari ini, wajahnya sedikit pucat tapi tidak mengurangi kadar kecantikannya.
Pikirannya yang kacau membuatnya tidak fokus pada pekerjaan, ia masih memikirkan kejadian kemarin malam.
" Apa aku harus menemui Hyerin dan bilang agar menjauh dari Sehun? " gumannya.
" Aku tidak akan membiarkan dia merebut Sehun dariku. Sayang maafkan mommy ya, tidak bisa menjaga daddy mu. " Nara mengusap perutnya.
Nara pun memutuskan untuk menemui Hyerin.
--------------
Setibanya di kantor Sehun, ia masuk dan semua pegawai menunduk hormat padanya. Ia terus berjalan menuju ruang kerja Hyerin.
" Oh selamat siang Nyonya Oh, apa anda ingin menemui sajangnim? " Hyerin tersenyum ramah.
" Tidak, aku kesini ingin menemui mu. " Nara dengan nada malasnya
" Ada apa Nyonya? "
" Temui aku setelah ini di cafe sebrang kantor. "
" Apakah penting Nyonya? Karena saya ada pekerjaan yang tidak dapat ditinggalkan. "
" Hanya sebentar, tidak selesai pun Sehun tudak akan memecat mu. " kesal Nara.
Hyerin tersenyum tipis, tentu ia tahu apa yang akan di bicarakan Nara.
" Baiklah Nyonya setelah ini saya akan menyusul. " ucap Hyerin dengan menyeringai.
Nara pun berbalik dan melangkahkan kakinya keluar. Ia sangat gatal ingin mencakar wajah wanita ular itu.
Menunggu beberapa menit di cafe menbuatnya bosan. Ia bersumpah serapah dalam hatinya.
" Kau sudah menunggu lama? " tanya Hyerin yang langsung duduk dihadapan Nara.
" To the poin saja. Jauhi Sehun, aku tau hubunganmu dengan suamiku. " tegas Nara.
" Oh jadi kau sudah tahu ya, baguslah. Aku tidak perlu susah - susah untuk memberitahumu. " ucap Hyerin dengan santai.
" Kau tau jika Sehun sudah menikah, dan akan segera menjadi ayah. Tapi kau malah mendekati suami orang. " sindir Nara.
" Aku tidak peduli Nara, selagi aku bisa mendapatkan Sehun, kenapa tidak. "
" Berhenti atau aku akan melakukan hal yang tidak pernah terjadi padamu. " ancam Nara.
" Aku tidak akan berhenti, aku akan membuat Sehun menceraikan mu Nara. " jawab enteng Hyerin.
Nara mengepalkan tangannya, ia meredam emosinya. Ia pandai mengatur mimik wajahnya, ia tidak boleh menunjukkan kemarahan nya. Karena itu akan membuat Hyerin senang.
" Kau tau kan aku ini siapa? Putri seorang pengusaha terkenal di dunia, keluargaku konglomerat sama seperti Sehun. " - Nara
" Aku bisa melakukan apa saja. Aku bisa menghancurkanmu saat ini juga jika aku mau. " ucap Nara dengan santai.
" Aku tidak takut dengan ancaman mu, kau hanya menggertak ku. " sinis Hyerin
" Terserah. Aku tau orang tua mu meninggal dua tahun yang lalu, kau lulusan universitas Hanyang, memiliki adik laki-laki bernama Kim Hye So, dia kuliah di amsterdam. Lalu kau hanya tinggal sendiri di Myeongdong. " jelas Nara
Nara tersenyum puas saat melihat raut wajah Hyerin yang berubah menjadi khawatir.
" Aku sudah mencari tahu tentang mu, aku bisa saja membuat mu hancur. " sinis Nara
" Aku tidak takut denganmu, tunggu saja saat Sehun menceraikan mu. And wait for me to start the game. " Hyerin menyeringai.
" Whatever. " Nara pun beranjak keluar Cafe dengan santai.
Hyerin tetap duduk dengan tenang di cafe tersebut, lalu merogoh ponselnya dan menghubungi seseorang.
" Hallo. "
"...."
" Aku butuh bantuan kalian, datang ke cafe xxx sekarang. "
"..."
" Tenang saja, aku akan membayar kalian. "
Pip
---------------
Nara mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju mansionnya. Ia marah pada Hyerin karena wanita itu tidak mau menyerah.
Saat tiba di mansion ia melihat Sehun sedang menonton tv, Nara melewatinya namun Sehun tidak menyapanya. Nara hanya tersenyum miris, kehadirannya tidak di pedulikan oleh Sehun.
Semenjak kejadian semalam, Sehun sedikit menjauhi Nara. Sehun tau Nara butuh waktu, jadi dia sedikit menjauh.
Sebenarnya Sehun merindukan istrinya, sudah lama mereka tidak bertegur sapa dan ditambah masalah kemarin.
Rasanya Sehun ingin memeluk Nara dan mengelus calon anaknya. Ia ingin seperti dulu, namun Sehun sadar ini semua salahnya. Dia tidak ingin kehilangan Nara, karena istrinya adalah wanita yang baik, pengertian, dan pemberani.
Next!!
KAMU SEDANG MEMBACA
It is just.✔ {COMPLETED}
RandomJangan lupa follow dulu🙏😆 " Aku tidak peduli Nara, selagi aku bisa mendapatkan Sehun, kenapa tidak. " " Berhenti atau aku akan melakukan hal yang tidak pernah terjadi padamu. " Happy reading💖