SATU

282 10 0
                                    

Pagi ini kantin terlihat ramai karena para murid terlihat sarapan disana. Ada yang sekedar berbincang atau menyantap gorengan. Ria yang baru datang langsung menjadi pusat perhatian disana. Siapa yang tak kenal dengannya, murid yang terkenal karena paras cantiknya dan susah berteman. Apalagi tanpa rasa malu menyatakan perasaan sukanya terhadap Pandu secara terang-terangan. Kali ini langkahnya terhenti di salah satu meja yang ditempati sahabat dekatnya.

"Hai Mit.." Ucapnya sambil bersandar pada meja kantin.

"Gak sarapan?" Tanya Mita.

Ria menggeleng.

"Aku dengar dari anak-anak, kamu buat ulah lagi ya?" Tanya Mita lagi.

"Ulah apa sih. Emang salah kalau aku bilang aku suka sama Pandu. Gak ada yang melarang kan, toh dia juga gak punya pacar. Selama dia belum punya pacar, kesempatan buat memilikinya masih besar." Jawab Ria dengan percaya diri.

"Cuma kejadian kelas X dulu kamu masih suka sama dia sampai sekarang?"

Ria mengangguk mantap.

Flashback on

Suasana masih pagi, lalu lalang peserta MOS terlihat begitu ramai. Ria yang baru sampai terlihat kesal karena dia belum melihat sahabatnya datang. Ria berjalan lambat karena masih diiringi perasaan kesal terhadap sahabatnya. Karena kurang berhati-hati dirinya ditabrak kumpulan cewek-cewek hingga membuatnya terjatuh ke tanah. Dia mengeluh kesakitan namun tak ada satupun dari mereka yang melintas membantunya berdiri. Ria yang tambah kesal dengan kejadian barusan hanya bisa mengumpat dalam hati. Hingga akhirnya uluran tangan ingin membantunya untuk berdiri. Ria menerimanya dengan senang hati tanpa melihat si pemilik tangan.

"Terima kasih." Ucapnya setelah berdiri.

"Iya." Jawab lelaki itu.

Ria yang hanya dijawab singkat akhirnya memperhatikan lelaki yang menolongnya tadi. Betapa senangnya Ria saat mengetahui ternyata yang membantunya tadi adalah lelaki tampan.

"Ganteng banget.." Ucap Ria tanpa memperdulikan ekspresi lelaki itu.

Lelaki itu langsung pergi dari sana tanpa mau menanggapi.

"Nama kamu siapa?" Tanya Ria sambil mengejar lelaki itu.

"Hey..." Panggil Ria lagi setelah menarik tangannya.

Lelaki itu berhenti dan melihat Ria dengan tatapan yang sulit diartikan. Melhat lelaki itu yang tak kunjung berbicara, Ria pun mengamati seragam SMP yang dikenakan lelaki itu.

"Pandu.. Nama yang bagus, sebagus wajahnya." Kata Ria.

Lelaki itu tak menjawab dan langsung pergi meninggalkan Ria yang tersenyum sendiri.

Flashback off

"Mungkin hanya kejadian sepele, tapi buat aku enggak. Wajah tampannya, sikap baiknya dan terlalu cueknya dia buat aku semakin penasaran." Ungkap Ria.

Tak berselang lama tiba-tiba tumpahan es teh membasahi punggung belakangnya. Ria yang kesal langsung melihat si pembuat ulah.

"Punya mata gak sih. Basah nih baju aku.." Kesal Ria dengan nada tingginya hingga membuat pusat perhatian.

"Maaf, tadi aku gak sengaja. Aku tersandung." Jelas cewek itu ketakutan.

"Maaf kamu bilang, lantai kantin gak ada apa-apanya kok bisa gak sengaja. Haaa.."
Bentak Ria.

Tanktop hitam yang dikenakannya langsung terlihat. Mita yang dibelakangnya dibuat bingung karena murid lelaki mulai memperhatikan Ria.

"Kalau jalan pakai otak, jangan cuma kaki aja. Ngerti gak.." Kesal Ria karena menyadari dirinya kini menjadi tontonan dan bahkan murid lelaki bersiul-siul kepadanya.

Ria memutuskan pergi dari sana tanpa memperdulikan suasana sekitar. Saat baru keluar dari kantin, Ria berpapasan dengan Pandu. Ria hanya melempar senyum tanpa menyapa. Jika setiap berpapasan Ria selalu menyapanya, kali ini Pandu dibuat heran dengan sikapnya. Pandu memperhatikan suasan kantin yang terlihat ramai dengan siulan dari beberapa siswa. Pandu kembali memperhatikan Ria yang mulai menjauh dan dibuat kaget karena punggung Ria yang basah dan memperlihatkan tanktop hitamnya. Pandu berjalan cepat menyusul Ria karena beberapa murid yang dilaluinya tampak menjadikan Ria sebagai bahan gosipnya. Setelah mendekat Pandu melepas jaketnya dan langsung memakaikanya pada Ria. Merasa ada beban pada bahunya, Ria menghentikan langkahnya dan menyadari ada jaket yang sudah menutupi punggung belakangnya. Ria berbalik badan dan alangkah terkejutnya jika Pandu lah si pemilik jaket itu.

"Makasih." Ucap Ria.

Pandu hanya diam sambil mengedipkan kedua matanya.

"Nanti aku kembalikan. Bye Pandu." Pamit Ria dengan senyum kecilnya dan melangkah pergi.

Entah kenapa Pandu merasa senyuman Ria terlihat dipaksakan.

RIA LOVES PANDUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang