Tiga Belas

139 4 0
                                    

Suatu malam, Ria sedang asyik menyantap ayam penyet disalah satu tendang warung di pinggi jalan. Dia sudah terbiasa dengan makan seorang diri dan makan malam di warung tenda. Duduk sendiri sambil menikmati jalanan memberikan suasana tersendiri untuk Ria. Selesai makan, Ria segera pergi dari sana dan menghampiri motornya. Baru saja menaiki motornya, tiba-tiba seseorang berhenti didepannya dengan motornya. Lelaki itu turun dari motornya setelah melepas helmnya.

"Apa kabar?" Tanya lelaki itu setelah mendekat.

"Kamu." Ria kaget mengetahui siapa dia.

"Udah baikan? Untung ya waktu itu gue cuma pakai pisau kecil, jadi nyawa lo selamat. Tapi gue puas udah buat Pandu marah karena lihat elo terluka." Kata lelaki itu.

Ria tak menanggapinya dan langsung menaiki motornya.

"Nama gue Rendi, di ingat nama gue ya cantik." Tambah lelaki itu sambil menarik pergelangan Ria untuk menghentikan niat Ria pergi dari sana.

"Gak perlu aku ingat." Ketusnya dengan membuang tangan lelaki itu.

"Ya siapa tau kalau elo terluka terus Pandu tanya siapa orangnya, jawab aja Rendi."

"Gila.." Balas Ria lebih ketus lagi dan segera pergi dari sana.

"Cantik sih, pinter juga Pandu cari cewek." Kata Rendi pada dirinya sendiri.

Rendi pun segera pergi dari sana.

Jam pelajaran di sekolah, Ria meminta ijin untuk ke toilet untuk buang air. Dia berjalan seorang diri dan tanpa menyadari ada seseorang yang mengikutinya. Saat Ria sudah selesai dan keluar dari bilik kamar mandi, dia dikejutkan dengan keberadaan Bayu yang membawa segelas kopi.

"Kok kamu bisa disini?" Tanya Ria heran.

"Iya, cuma pengen tanya aja sama kamu. Tadi malam udah kenalan kan sama Rendi?" Bayu balik tanya.

Ria hanya terkejut, bagaimana Bayu tahu tentang Rendi.

"Kalau misal aku gak bisa buat kamu terluka di sekolah, ada dia yang bisa melukai kamu di jalanan." Sambung Bayu sambil berjalan mendekat.

Ria yang merasa ada yang tidak beres melangkah mundur. Namun sayang, Rendi sudah mendekat dan menyiramnya dengan kopi panas tepat mengenai bahu belakangnya.

"Ahhh..." Rintih Ria karena menimbulkan rasa perih.

pada saat bersamaan Pandu melintas dan mengenali suara Ria. Dia langsung memasuki toilet itu dan menemukan Ria kepanasan sementera Bayu tersenyum puas. Saat Bayu berniat pergi, dia menyadari kehadiran Pandu. Pandu langsung melayangkan bogem mentahnya dan mengenai pelipis kiri Bayu. Bayu hanya tersenyum puas dan segera pergi. Pandu langsung menghampiri Ria yang sedang kepanasan.

"Ngapain ikut masuk."

Belum sempat melanjutkan kalimatnya, ada beberapa murid perempuan masuk. Karena menyadari keberadaan Pandu disana, mereka langsung keluar.

"Kamu gak papa?" Tanya Pandu.

"Nanti kalau mereka beranggapan yang tidak-tidak bagaimana?" Kata Ria mengabaikan pertanyaan Pandu.

"Aku gak peduli dengan omongan mereka, yang aku pedulikan saat ini itu kamu." Balas Pandu.

Ria hanya diam tak menjawab.

Akhirnya Pandu meminta ijin ke BK agar Ria bisa pulang. Setelah mendapat ijin, Pandu sendiri yang mengantarkan ke kelasnya sekaligus mengambilkan tas Ria. Kedatangannya disana membuat heboh isi kelas. Namun Pandu mengabaikannya dan segera pergi setelah mendapatkan tas Ria. Di parkiran Ria sudah menunggu dengan memakai jaket Pandu. Bibir tersenyum tak kala melihat Pandu yang sudah datang. Pandu segera memberikan tasnya.

"Makasih ya. Jaketnya aku pinjem lagi." Kata Ria.

Pandu hanya mengangguk.

"Saat gak ada teman sekelasku yang bisa bantu aku, cuma kamu yang mau bantu." Ucap Ria tulus.

Kali ini Pandu hanya bisa diam, dia tahu betul jika Ria berkata jujur.

RIA LOVES PANDUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang