Sembilan Belas

137 5 1
                                    

Jam tangan Ria sudah menunjukkan pukul setengah sepuluh, namun acara balapan belum kunjung mulai. Ria merasa sedikit menyesal telah datang kemari. Berkumpul bersama anak seusianya bahkan ada yang dewasa. Mita yang disampingnya hanya diam tanpa mengajaknya bicara. Mungkin Mita masih marah kepadanya karena ajakan datang kemari. Hingga akhirnya balapan di mulai, dua motor sudah datang dan bersiap di jalanan. Seorang perempuan berada ditengah dengan kain berukuran kecil. Para penonton bersorak karena acara sebentar lagi akan dimulai. Hingga akhirnya mata Ria melihat jaket yang dikenakan salah satu pembalap yang menaiki motor hitam. Dia merasa tidak asing dengan jaket itu. Namun Ria tak terlalu memikirkannya. Balapan pun dimulai. Kali ini Ria begitu antusias melihatnya karena asyik juga melihat balapan motor secara langsung. Sementara kedua pembalap saling menyalip satu sama lain. Si motor hitam sering berada didepan. hingga beberapa menit berlalu akhirnya si motor hitam muncul sebagai pemenang di garis finish. Penonton bersorak senang, mungkin dia memang sangat dijagokan. Hingga Ria dibuat heran dengan kedatangan Amar dan Dani yang menghampiri si pemilik motor hitam. Tak lama dibuat terkejut setelah si pemilik motor membuka helmnya.

"Pandu.." Kata Ria.

Mita yang ada disana juga dibuat kaget. Ria yang penasaran langsung berjalan menghampiri Pandu. Mita yang meneriaki namanya agar tidak kesana justru diabaikan. Mita merasa kesal punya teman seperti Ria.

"Pandu.." Panggil Ria setelah mendekat.

Sontak Pandu, Amar dan Dani dibuat terkejut dengan kedatangan Ria.

"Ria, ngapain disini?" Tanya Pandu tak suka.

"Kamu yang ngapain disini? Kamu ikut balapan? Jadi ini yang dimaksud Amar waktu itu." Jawab Ria.

"Gak usah ikut campur, pulang sekarang." Perinta Pandu masih duduk di motornya.

"Enggak." Bantah Ria.

"Kalau aku bilang pulang ya pulang." Tegas Pandu.

Belum sempat Ria kembali menjawab, lawan balap Pandu menghampiri mereka.

"Wahh,, bilangnya pakai aku kamu. Pacar elo Ndu?" Tanyanya.

"Bukan urusan elo." Jawab Pandu dingin.

"Cantik juga." Balasnya sambil berniat mengelus rambut Ria namun tangannya ditahan Pandu.

"Jangan sentuh dia." Pandu memperingati.

"Santai Ndu, gak akan gue ambil. Cuma pengen kenalan aja." Jawab lelaki itu sambil melepaskan tangan Pandu.

"Gue Aldo, nama elo siapa?" Tanya Aldo dengan senyum manisnya.

Melihat Ria yang akan menjawab, Pandu langsung membuka suara.

"Jangan dijawab." Katanya.

Ria hanya diam dan tak mau membuat Pandu marah.

"Galak amat jadi cowok, ntar kalau ceweknya gak betah aku siap kok menerima." Kata Aldo.

"Pergi lo." Usir Pandu.

Aldo menurut dan langsung pergi dari sana.

"Elo pulang sekarang." Perintah Pandu.

"Kok kamu kayak gini sih Ndu?" Tanya Ria heran.

"Kalau gue bilang pulang ya pulang." Kata Pandu sedikit membentak.

"Sabar Ndu." Kata Dani menenangkan.

"Jangan kasar. Ingat dia itu cewek." Kata Amar sok tegas.

"Motor elo dimana?" Tanya Pandu turun dari motornya.

Ria yang sudah merasakan kemarahan Pandu hanya bisa diam saat Pandu menariknya pergi dari sana.

Setiba di parkiran, Pandu tak henti-hentinya bertanya motor Ria dimana. Ria tak menjawab karena merasa kesakitan di pergelangan tangannya akibat tarikan Pandu. Karena merasa kasihan, Mita yang baru datang langsung menunjukkan keberadaan motor Ria.

"Pulang sekarang." Perintah Pandu.

Ria hanya diam dan tak menjawab. Dia menuruti apa kata Pandu. Setelah Mita naik, Ria segera pergi dari sana tanpa sepatah kata pun. Setelah kepergian Ria, Amar dan Dani datang.

"Ndu, dari lintasan sampai kesini elo tarik terus tangan Ria?" Tanya Dani.

Pandu hanya diam. Amar terlihat menggeleng-geleng melihat sikap sahabatnya.

"Elo yakin tangannya dia gak papa? Secara elo kan cowok, jago nonjok orang." Lanjut Dani.

"Parah lo Ndu." Tambah Amar.

"Dia kesini cuma pengen nonton, emang salah kalau dia kemari. Sedangkan elo, elo bukan siapa-siapanya malah nyuruh pergi. main narik tangan segala." Jelas Dani.

"Meskipun sampai semalam ini, Ria pasti bisa Ndu jaga diri. Tapi bukan gini lah cara elo minta dia pulang. Kasihan tau." Kata Amar.

Pandu yang tersadar akan kesalahannya langsung menyesal. Dia pergi dari sana dan mengambil motornya.

RIA LOVES PANDUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang