Sebelum membaca part ini, harap membaca kembali cerita 'BaRana' dari awal, sebab cerita ini di remake dari 'Livina' menjadi 'BaRana'. Dan buat teman-teman yang udah support cerita 'Livina', maaf udah mengecewakan. Tapi alur cerita 'Livina' terlalu acak, jadi saya menggantinya dengan cerita lain dulu. Sekali lagi maaf ya, karena 'Livina' dihapus dan diganti menjadi 'BaRana'. Lagipula'Livina' pasti bakalan kembali kok dengan alur cerita yang lebih menarik tentunya. So, enjoy this story:)
---
"ahahahaha...." gelak tawa Yoga memenuhi ruangan. Serena sampai ikut tertawa dibuatnya. "sungguh? Kau yakin dia seperti itu?"
"ya, sangat. Aku sampai heran dengan sikapnya yang sering berubah-ubah itu. Sekarang ini dia memang perhatian, tapi nanti dia akan merubah sikapnya menjadi dingin kembali. Bahkan sering berbuat kasar. Tapi habis itu dia meminta maaf. Aku sampai tidak tahu lagi dengan jalan pemikirannya, Yoga." keluh Serena.
"kau saja bingung apalagi aku. Tapi sumpah! Ini pertama kalinya aku tahu sikap Rendra padamu. Apa jangan-jangan dia beneran suka sama kamu?" tebak Yoga sampai Serena menutupi wajahnya yang memerah karena malu.
"tidak mungkin. Dia tidak mungkin akan suka padaku." walau dalam hati Serena ingin ucapannya ini menjadi terbalik.
"mungkin saja! Dia menutupinya dengan sikap dinginnya, padahal sebenarnya dia benar-benar menyukaimu!"
Astaga, Serena ingin terbang saat itu juga. Padahal ini hanya dugaan saja, belum tentu menjadi kenyataan. Tapi dugaan ini terlalu membahagiakan untuk Serena. Serena sampai tak mampu lagi untuk membayangkannya saja.
"jangan bicara seperti itu. Aku merasa malu."
Gera menatap dari kejauhan. Dia menatap Serena dengan pandang tidak suka. Sikap Serena yang terlihat manja di depan laki-laki lain membuat Gera berpikir kalau Serena sama seperti perempuan di luar sana. Sama-sama tidak ada harga dirinya.
"jangan malu. Aku hanya mengatakan hal yang sebenarnya kau inginkan bukan?"
"bagaimana kau bisa tahu?"
"matamu tak bisa berbohong nona. Aku tahu tatapan matamu melembut saat menatapnya. Aku tahu apa yang kau rasakan. Karena aku sudah mengalaminya." tatapan mata Yoga melembut. Ia sadar kalau tak seharusnya ia menceritakan hal itu pada orang lain. Tapi yah, Serena sudah terlanjur penasaran.
"oh ya, siapa gadis yang bisa membuat seorang lelaki playboy satu ini menjadi luluh? Sepertinya gadis itu adalah gadis yang beruntung."
"bukan dia yang beruntung, aku yang beruntung bertemu dengannya." ucap Yoga sambil mengambil handohone di saku celananya. "apa kau ingin melihat fotonya?" Yoga membuka galeri di handohonenya. Memilih diantara deretan fotonya dengan Rana, untuk ia tunjukkan kepada Serena. Biar Serena tahu, seberapa cantik gadis yang ia cintai itu.
"ini fotonya." Yoga memberikan handphonenya pada Serena. Dalam hati ia berharap kalau Serena akan kagum melihat wajah gadis yang ia cintai, tapi ekspresi gadis itu diluar dugaan. Wajah Serena langsung berubah pucat pasi saat melihatnya.
"ini Rana kan?"
Yoga tercekat.
"dia Rana kan, adiknya Raja?"
KAMU SEDANG MEMBACA
BaRana
Fiksi RemajaSetelah bersusah payah menahan perih saat menjelajahi masa lalu, kini Rana mulai belajar beradaptasi dengan lingkungan barunya sebagai penyembuh luka. Mencoba melupakan keisengannya bermain bersama sang Bintang di bebatuan asteroid, mencoba melupaka...