BaRana ↪ #31 : Rumit

9 4 0
                                    

Sebelum membaca part ini, harap membaca kembali cerita 'BaRana' dari awal, sebab cerita ini di remake dari 'Livina' menjadi 'BaRana'. Dan buat teman-teman yang udah support cerita 'Livina', maaf udah mengecewakan. Tapi alur cerita 'Livina' terlalu acak, jadi saya menggantinya dengan cerita lain dulu. Sekali lagi maaf ya, karena 'Livina' dihapus dan diganti menjadi 'BaRana'. Lagipula'Livina' pasti bakalan kembali kok dengan alur cerita yang lebih menarik tentunya. So, enjoy this story:)

---

Semua orang menunggu. Apalagi yang ditunggu sudah di telepon berkali-kali tidak ada yang mengangkatnya. Gilang sampai kelimpungan mencari Rana di rumahnya. Kesia mencari Sheila di rumah sakit tapi orang tuanya bilang dia sudah pergi setengah jam yang lalu. Mario bahkan sudah memutari seisi sekolah mencari Nessa, tapi gadis itu tak kunjung terlihat padahal dia mengirim pesan kalau dia sudah sampai di sekolah sejak tadi. Di Kafe yang Raja sebut di telepon, membuat Bara harus bertanya satu persatu pada pegawai Kafe ataupun pada pelanggan kalau seandainya mereka melihat Raja ada di dalam Kafe.

Semua orang panik mendadak. Bagaimana tidak, Bara memberitahukan pada semua temannya kalau ada sesuatu yang aneh yang terjadi pada Rana. Raja menelponnya dan mengatakan kalau dia menyuruh seseorang untuk menjemput Rana, padahal dia sudah bilang pada semua temannya kalau dia akan berangkat bersama Kesia.

"halo Bar, gimana? Kak Raja udah ketemu?" tanya Gilang panik.

Bara mengacak rambutnya dengan frustasi. Bingung harus bagaimana. "nggak, Lang. Aku nggak tahu mau cari dimana lagi. Aku udah tanya sama pegawai Kafenya tapi mereka nggak tahu, apalagi mereka juga udah ganti shift dari setengah jam yang lalu. Jadi mungkin aja, mereka pegawai yang berbeda."

"gosh! Terus gimana ini? Rana juga nggak ada di rumahnya. Padahal aku udah bilang kalau jemput dia nanti jam satu gitu, tapi aku cari udah nggak ada."

"tunggu, yang cari Chris siapa?" betul juga, mereka melupakan lelaki konyol satu itu.

"nggak ada kayaknya. Kamu aja deh yang cari dia di Kafe. Eh tapi, tahukan dimana lokasinya?"

"ya, i know.  Udah dulu, aku mau cari Chris disana." ucap Bara sambil berlari ke arah mobilnya yang diparkir di tepi jalan.

"oke, kasih tahu kalau udah ada info."

Tut.

Bara masuk ke dalam mobil dan langsung menyalakan mesin mobilnya. Hari ini benar-benar aneh. Bukan aneh lagi sih, tapi buruk! Hampir semua temannya hilang tanpa kabar. Apalagi setelah acara makan malam dua hari yang lalu mengusik pikirannya, ia takut kalau semua yang terjadi karena rencana Gera.

"BANGSAT!" Bara memukul setir mobinya dengan geram sampai membunyikan suara klakson yang mengusik kendaraan di depannya.

"RENDRA! APA SIH MAU KAMU?!" teriak Bara sambil melajukan kecepatan mobilnya.

Drrt! Drrt!

"ya?"

"Bar, Shei juga nggak ada di rumah sakit. Kata mamanya sih dia ke bawah mau urus administrasinya om Darwin, tapi semenjak itu dia nggak balik-balik. Aku juga udah cari di semua tempat, udah nanya sama perawat-perawat disana kalau misal mereka lihat Shei, tapi semua nggak tahu. Terus gimana ini, Bar?"

Bara memijit pelan dahinya. "aku juga nggak tahu. Aku juga udah lelah cari Kak Raja di Kafe itu tapi semua nggak ada yang tahu. Sekarang aku mau cari Chris dulu, udah dulu ya?"

BaRanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang