Sebelum membaca part ini, harap membaca kembali cerita 'BaRana' dari awal, sebab cerita ini di remake dari 'Livina' menjadi 'BaRana'. Dan buat teman-teman yang udah support cerita 'Livina', maaf udah mengecewakan. Tapi alur cerita 'Livina' terlalu acak, jadi saya menggantinya dengan cerita lain dulu. Sekali lagi maaf ya, karena 'Livina' dihapus dan diganti menjadi 'BaRana'. Lagipula'Livina' pasti bakalan kembali kok dengan alur cerita yang lebih menarik tentunya. So, enjoy this story:)
---
Asvrel berdiri diam di ruang kerjanya sambil menatap foto wanita muda yang tersenyum ceria sambil memeluk beberapa tangkai bunga iris di sebuah kebun saat mereka bertamasya di Belanda sekitar 27 tahun yang lalu. Saat melihat foto itu, Asvrel tersenyum simpul. Bahkan debaran yang ia rasa masih sama.
Irisla Amelie Isabell, nama perempuan di foto yang saat ini ditatap Asvrel. Perempuan yang amat ia cintai itu adalah gadis hiperaktif yang mampu meluluhkan hati seorang ladykiller hanya dalam sehari saja. Sesuai dengan namanya, Irisla sangat menyukai bunga iris. Bahkan warna matanya sama persis dengan bunga Iris. Rambutnya berwarna cokelat sedikit kehitaman membuat dia terlihat anggun saat pertama kali Asvrel bertemu dengannya. Karena beralasan cinta, Asvrel berani melamar Irisla secara terang-terangan di kantornya. Dan karena perasaan yang sama, mereka menikah. Dikaruniai 3 orang anak yang tumbuh dengan sehat. Tapi karena banyak mantan kekasih Asvrel yang iri pada Irisla, mereka sampai menyuruh seseorang untuk melecehkan Irisla. Dan karena mimpi buruk itu telah terjadi, Irisla hamil diluar dugaan. Asvrel tidak mempermasalahkan hal itu, karena ia pun tak bisa mengelak hal yang sudah terjadi. Tapi karena Irisla merasa tertekan karena mendapat cemooh dari keluarga Angkara, mau tak mau ia kabur dari rumah. Meninggalkan keluarganya dengan hati yang hancur. Tapi tak berselang setahun, Irisla kecelakaan. Dan penyebabnya masih belum diketahui.
Astaga, mengingat masa lalu membuat Asvrel menangis sekali lagi.
"berhenti menangis, Asvrel. Irisla pasti tak mau melihat kau lemah seperti ini." gumam Asvrel sambil meletakkan kembali bingkai foto yang ia pegang tadi ke atas meja kerjanya.
Tok! Tok! Tok!
"masuk."
Asvrel menghapus air matanya lalu duduk di kursi kerjanya. Tatapan matanya menatap lurus memperhatikan Victoria dengan seksama. Sepertinya ada yang berbeda.
"kau mewarnai rambutmu?" tanya Asvrel setelah ia selesai memperhatikan Victoria.
Gadis itu tersenyum malu-malu sambil berjalan mendekat ke meja kerja Asvrel. "bagaimana anda bisa tahu pak?"
"kau memakai parfum yang berbeda juga. Benar kan?"
Victoria mengangguk malu. "i-iya pak."
Asvrel menahan napas. Rasanya ia ingin segera mengganti sekretaris baru. Kalau bisa ia mau yang berjenis kelamin laki-laki. Tapi karena keluarga Victoria sudah menjadi sekretaris untuk keluarganya selama bertahun-tahun lamanya, membuat Asvrel sedikit tak tega untuk memecatnya.
"sudah aku bilang kan? Jangan pernah merubah hidupmu seperti orang lain. Hidup saja dengan apa adanya dirimu. Lagipula aku tidak akan luluh semudah itu hanya karena kau merubah dirimu supaya terlihat seperti mantan istriku." tegas Asvrel.
"tap-tapi kan--"
"Apa kau mau saya pecat?"
Pertanyaan itu langsung membuat Victoria tertunduk lesu. "tidak. Saya tidak mau, pak."
KAMU SEDANG MEMBACA
BaRana
Teen FictionSetelah bersusah payah menahan perih saat menjelajahi masa lalu, kini Rana mulai belajar beradaptasi dengan lingkungan barunya sebagai penyembuh luka. Mencoba melupakan keisengannya bermain bersama sang Bintang di bebatuan asteroid, mencoba melupaka...