BaRana ↪ #26 : Melepas Bintang

13 5 0
                                    

Sebelum membaca part ini, harap membaca kembali cerita 'BaRana' dari awal, sebab cerita ini di remake dari 'Livina' menjadi 'BaRana'. Dan buat teman-teman yang udah support cerita 'Livina', maaf udah mengecewakan. Tapi alur cerita 'Livina' terlalu acak, jadi saya menggantinya dengan cerita lain dulu. Sekali lagi maaf ya, karena 'Livina' dihapus dan diganti menjadi 'BaRana'. Lagipula'Livina' pasti bakalan kembali kok dengan alur cerita yang lebih menarik tentunya. So, enjoy this story:)

---

Yoga menarik nafasnya dalam-dalam. Cuaca bersalju sangat membuat sekujur tubuhnya gemetar kedinginan. Ia mengusap kedua tangannya yang sudah memerah karena kedinginan. Bahkan seluruh badannya hampir membeku setelah 23 menit yang lalu ia menunggu temannya menjemputnya di bandara.

"gosh! Aku tidak bisa menunggu lebih lama lagi." gumam Yoga sambil berjalan masuk kembali ke bandara.

Yoga mengambil handphone di tasnya, dan mencari nama 'stupid' di kontak handphonenya.

Tuut.

Tuut.

"halo?"

"hey, kamu dimana? Aku hampir membeku kedinginan disini. Bisakah kau lebih cepat untuk menjemputku keluar dari bandara? Aku risih karena banyak orang menatapku terus-terusan."

"hahaha..." gelak tawa terdengar dari seberang sana. "hey, apa kau tahu? Aku sangat yakin kalau hanya kau orang tertampan yang sedang sibuk menunggu di bandara bukan?"

"ya, tertawa saja terus. Ejek saja terus. Tapi kau kapan sampainya huh? Kakiku sudah keram karena berdiri terus-terusan. Tanganku sudah mati rasa saking dinginnya. Dan kau belum sampai padahal aku sudah menunggumu 28 menit yang lalu."

"hey, sabar dulu. Aku sudah dekat. Aku sedikit terlambat karena memang aku sedang mengantar tunanganku pulang terlebih dahulu."

"ya, sibuk saja dengan kisah cintamu. Lupakan temanmu yang satu ini."

"astaga, bisakah kau diam dulu? Aku hampir sampai. Aku sudah di depan pintu gerbang masuk bandara."

Yoga berjalan cepat keluar dari bandara. Pandangan matanya berkelana mencari sahabatnya yang cerewet itu. Dan dengan cepat, ia melihat Lamborghin hitam masuk dengan cepat melewati mobil-mobil lain yang sedang ikut masuk juga.

Mobil itu berhenti tepat di depan Yoga. Dalam hitungan beberapa detik, kaca mobil sebelah kiri terbuka secara perlahan. Menampakkan lelaki tampan berjas biru yang tengah duduk di dalam mobil menatap Yoga dengan ramah sambil tersenyum ke arahnya.

"hey bro! Sudah lama tak bertemu kau semakin tampan saja." puji lelaki itu.

Yoga menatapnya dengan malas. Walau dalam beberapa detik kemudian senyum terpampang jelas di wajahnya. "terus saja puji. Apa kau tak berniat meminta temanmu yang satu ini untuk masuk ke dalam? Lihatlah, tubuhku seperti mati rasa karena kedinginan."

"ayo masuklah, tanpa kau memohon pun aku tetap akan menyuruhmu untuk masuk." ujar lelaki itu.

Yoga berjalan ke belakang mobil. Membuka pintu bagasi dan meletakkan koper besar di dalamnya. Setelah meletakkan barangnya di bagasi, lelaki jakun itu berjalan ke samping mobil dan membuka pintu mobil di samping pengemudi. Membuat temannya hanya bisa menatap dalam diam melihat pergerakannya.

BaRanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang