Back to 30th years ago!
(Part 2)“Iris, apa kau mau menikah denganku?”
“h-hah?!”
Asvrel menahan napas. Sudah ia duga ini akan terjadi. Apalagi mereka bertemu baru beberapa menit yang lalu.
Asvrel tersenyum. Mencoba menenangkan Irisla. “tak apa bila kau tak menjawabnya. Tapi aku benar-benar serius. Aku ingin menikahimu. Kalau kau butuh waktu untuk berpikir, tak apa. Aku akan menunggumu. Dan jika kau menerima lamaranku, aku akan langsung datang ke rumahmu bersama orang tuaku. Mengatakan pada orang tuamu kalau aku siap menikahimu.” ucap Asvrel sambil mengelus lembut pipi kiri Irisla.
“he-hey, kau bercanda kan?” Irisla masih tak percaya. Apalagi kata-kata Naori benar-benar memenuhi otaknya. Ia belum sepenuhnya yakin.
“untuk mengatakan hal seperti ini aku tidak bercanda. Pernikahan adalah hubungan yang dijalin seumur hidup. Dan di seumur hidup ini aku ingin menghabiskannya bersamamu.” lagi, Asvrel masih mencoba meyakinkan Irisla.
“ta-tapi kan...”
“kau tak perlu menjawabnya sekarang. Aku tahu kau perlu meyakinkan hatimu dulu. Aku akan menunggu sampai kau siap. Yang penting aku sudah mengatakannya padamu, kalau aku serius ingin menikahimu.”
“maaf, aku tak bisa.”
“kenapa?! Apa aku masih kurang meyakinkanmu? Kalau begitu, apa yang perlu aku lakukan supaya kau mau menerimaku?”
“bukan begitu. Aku hanya takut. Aku takut kalau aku hanya akan menjadi salah satu diantara deretan wanita yang pernah menjalin hubungan denganmu.”
“tapi aku tak pernah menganggapmu seperti itu!”
“tapi aku tetap khawatir! Aku bukan siapa-siapa bagimu. Kita bertemu beberapa menit yang lalu. Aku tak mengenal siapa dirimu. Dan kau juga tak mengenal siapa diriku. Lalu sekarang, dengan lantangnya kau melamarku seolah kita saling mengenal. Aku takut kalau nanti kau membuangku setelah kau merasa bosan padaku. Aku bukan tipe wanita cantik dan anggun yang tak membuatmu malu saat membawanya pergi bersamamu. Aku adalah tipe orang yang sederhana saja. Bahkan mungkin bisa membuatmu malu saat kau membawaku pergi bersamamu.”
“tidak akan. Itu tidak akan pernah terjadi. Kau satu-satunya, bukan salah satunya. Jika kau tipe orang yang sederhana, maka tetaplah seperti itu. Aku menyukaimu apa adanya.”
Gosh! Irisla bingung bagaimana menjelaskannya pada lelaki satu ini. Irisla tak tahu lagi harus menggunakan kalimat apa untuk mengatakannya pada Asvrel, kalau sebuah pernikahan adalah hubungan yang sakral. Apalagi Irisla tak mau menjalin hubungan dengan orang yang tak ia kenal. Bahkan lelaki yang ingin ibunya jodohkan adalah lelaki yang Irisla kenal. Tapi hal itu tak membuat Irisla mau menikah dengan lelaki yang tidak ia cintai. Dan sekarang, untuk tipe orang aneh seperti ini, Irisla bingung mengapa dengan mudahnya Asvrel melamarnya secara tiba-tiba.
“pokoknya tidak!”
“pikirkanlah dulu. Mungkin lambat laun kau akan menyetujui lamaranku.”
“tidak akan!”
“ay--”
Tok! Tok!
“sudah lihat kan? Bahkan waktu tak setuju bila melihat kita bersama.” kata Irisla sebelum ia beranjak dari sofa empuk yang ia duduk bersama pria aneh ini.
“hey, kau akan kemana?” cegat Asvrel dengan cepat.
“pulang. Tak sepantasnya aku ada disini.”
KAMU SEDANG MEMBACA
BaRana
Teen FictionSetelah bersusah payah menahan perih saat menjelajahi masa lalu, kini Rana mulai belajar beradaptasi dengan lingkungan barunya sebagai penyembuh luka. Mencoba melupakan keisengannya bermain bersama sang Bintang di bebatuan asteroid, mencoba melupaka...