Sebelum membaca part ini, harap membaca kembali cerita 'BaRana' dari awal, sebab cerita ini di remake dari 'Livina' menjadi 'BaRana'. Dan buat teman-teman yang udah support cerita 'Livina', maaf udah mengecewakan. Tapi alur cerita 'Livina' terlalu acak, jadi saya menggantinya dengan cerita lain dulu. Sekali lagi maaf ya, karena 'Livina' dihapus dan diganti menjadi 'BaRana'. Lagipula'Livina' pasti bakalan kembali kok dengan alur cerita yang lebih menarik tentunya. So, enjoy this story:)
---
"oh, ternyata gitu toh. Bilang dong kalau kamu sahabat masa kecil Rana! Aku kan jadi was-was bicara sama kamu. Takut kalau kamu punya maksud buruk." ucap Yoga setelah menenangkan detak jantungnya yang menahan malu setelah mengetahui kalau Kesia adalah sahabat Rana.
"makanya jangan berpikir berlebihan. Kan kasian cewek secantik Kesia ketakutan cuma karena liat mata lo yang tajem banget." ucap Raja sambil menaikkan satu kakinya di atas meja.
"maaf." ucap Yoga tanpa berani menatap Kesia. "aku nggak bermaksud kayak gitu. Sewaktu liat kejadian kemarin, aku agak sedikit curiga sama teman-teman Rana. Seperti ada suatu kesalahpahaman yang terjadi diantara kalian. Aku bisa liat dari raut wajah Rana. Dia menghindari kalian. Sewaktu di Paris juga, dia gak pernah bercerita tentang temannya. Justru yang selalu mengganggu pikiran Rana adalah Bara. Aku sempat baca buku diarynya yang dia tulis selama 2 tahun yang lalu. Diantara deretan kata yang Rana tulis, semua hanya bertuliskan tentang Bara. Dia nggak pernah sebut teman-temannya ataupun sebut keluarganya. Jadi aku pikir, mungkin Rana menghindari kalian karena sebuah alasan. Makanya aku agak berhati-hati sama kalian. Sekali lagi maaf ya kalau kalian tersinggung." Yoga makin merundukkan kepalanya. Perasaan bersalah menyelimuti pikirannya. Rasa gelisah juga mengganggu raganya. Rasanya Yoga ingin lari dari tempat itu.
"aku tahu kok."
"hah?" Yoga mendongak.
"aku tahu maksud kamu. Aku tahu seberapa besar perasaan kamu buat Rana. Aku tahu seberapa besar kamu ingin melindungi Rana. Aku nggak marah dengan perkataan kamu. Hanya saja, bagaimana perasaan Rana buat kamu? Bukannya kamu sendiri tau, kalau Rana masih cinta sama Bara? Kalau nanti Rana balik lagi sama Bara gimana?" pertanyaan ini, yang menjadi tujuan mengapa Kesia ada disini. Sudah sejak kejadian kemarin Kesia ingin berbincang dengan Yoga. Ingin bertanya tentang siapa dirinya. Ingin bertanya bagaimana perasaannya pada Rana. Kesia ingin tahu semuanya. Biar nanti Kesia tahu apa langkah yang akan Kesia lakukan selanjutnya.
"entahlah." Yoga tersenyum ramah. Membuat perasaan Kesia bercampur aduk.
"aku mencintai Rana. Itu tulus. Aku nggak akan berhenti berjuang buat dapetin Rana sebelum akhirnya Rana memilih orang lain. Dan kalau misalnya nanti Rana memilih Bara, aku akan berhenti. Mendoakan dengan tulus. Yang penting Rana bahagia."
---
"Rana."
Rana mendongak dengan cepat. Sedikit terkejut dengan nada suara berat yang memanggil namanya.
"ya?"
"jadi pacar saya." ucap Bara tiba-tiba.
"hah?!" Rana berdiri dari duduknya saking kagetnya.
HEY! INI BENERAN? COWOK TAMPAN NEMBAK RANA? YA AMPUN! MIMPI APA RANA SEMALAM SAMPAI DAPAT A GIFT FROM THE GOD?
"hey? Kenapa melamun?" tanya Bara sambil menggerakkan tangan kanannya ke kiri dan ke kanan di hadapan muka Rana. Mencoba menarik Rana keluar dari lamunannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BaRana
Teen FictionSetelah bersusah payah menahan perih saat menjelajahi masa lalu, kini Rana mulai belajar beradaptasi dengan lingkungan barunya sebagai penyembuh luka. Mencoba melupakan keisengannya bermain bersama sang Bintang di bebatuan asteroid, mencoba melupaka...