Entah dari kejadian kemarin, Velan memilih untuk menahan dirinya dari Stella. Tak tau kenapa Stella merasa ada hal aneh dari Velan sendiri.
Stella memilih duduk di barisan khusus cewek, dan itu memang udah aturan baru dari ketua kelas si Gemilang.
Syera yang sedang duduk bersama Stella pun mulai menoleh ke pandangan Stella sedikit agak melamun.
Syerapun berinisiatip, "HOIII KEBAKARANN!!" jerit Syera, berhasil membuat Stella kaget bahkan hampir saja melompat.
"Mana api manaaaa??" tanya Stella panik setengah mati, sedangkan teman yang duduk di samping tertawa ngakak akibat dirinya sendiri.
"HEH! gua di kibulin, astagfirullah, Syeraa!!" jerit Stella, Syera mulai menangkup kedua tangannya seraya memohon minta maaf kepada temannya ini.
"Maafin saya, Adinda!" ucap Syera bermohon, Stella merasa iba dan menarik Syera dan memeluk tubuh sahabatnya.
"Hehe, gua gak sejahat itu ko sama orang yang punya kesalahan gak gua maafin. Pastinya gua maafin elo," ujar Stella yang sudah melepas pelukannya, Syera hanya bisa cengengesan.
Sella mulai datang dari izin ke toiletnya bersama Audry, "Lagi ngomongin apaan? Doi?" tanya Audry yang langsung menyambar.
"Doi aja terus yang diinget," ucap Sella yang ingin menoyor kepala Audry, namun dia ingat larangan Nabi dan Rasullnya.
Guru pun mulai memasuk ke dalam kelas Stella. Beralih ke kelas Huda yang sangat ricuh dengan suara gendang oleh sahabatnya lagi konser bersama.
"Ke sana ke mari membawa alamat!"
"Eey! Asik-asik joss!" saut Sello.
"Namun, yang kutemui bukan dirinya ...,"
"Sayangg ... yang ku temui alamat palsu ...."
"Hobahh!! Tarek mangg ...!" seru Huda, sedangkan Cakra dan Moa sedang anteng membacai novel mereka.
Beda halnya Sello dan Huda sudah sedari tadi mereka konser dangdutan, yang diikutin semua murid kelas 11 IPS 4 ini, yang di wali kelasi oleh Bu Sharfati. Guru terkiller sejagat raya SMABINBA.
"Berisik arrrghh!" ucap Cakra membuat kedua sahabatnya pun mulai berhenti bernyanyi, Huda mulai turun dari mejanya dan menaruh lagi kembali emeber yang sudah dijadikannya gendang.
"Lo pernah waras gak sih?" tanya Moa, Huda mulai ingin menjawab tapi sudah dicegah Cakra. "Iya deh bang, Maafin Huda sama Sello." huda dan Sello mulai menunduk karna merasa salah sudah konser ke sekian kalinya.
"Gua nyalahin, enggak sih. Tapi Ada bapak Wahyu mau ke sini, entar kelas kita malah jadi skatmat," lanjut Cakra membuat Huda dan Sello kembali duduk dengan tenang, bukan halnya lagi untuk cewek di seberang mereka sedang rame menggibah para geng Panjaksa padahal orangnya ada di dalam kelas itu juga.
"Ehh, betewe apa kabarnya Stella CS ya? BTW, Chelsea kan lagi di london tuh, Terus mereka sisa ber empat dong?" tanya Sello, membuat Huda mengangguk riya.
"Tanya aja sendiri ke orangnya. Kan lo Abangnya Sella, kadang kegantengan tidak sesuai ekspetasi wanita, katanya cowok ganteng pinter, buktinya apa?" ujar Cakra, Kadang kata-kata Cakra kebangetan bikin anak orang kepedeean jadinya.
Sello mulai mengangkat angkat alisnya, "Uluh Abang bisa aja, ngemuji Eneng teh," ucap Sello sambil melembut-lembutkan suaranya, yang ada orang pada enek.
Tak lama kemudian, di jam-jam terkahir hampir mau istirahat Pak Wahyu yang menjabat sebagai guru Sejarah sekaligus Guru konseling pun mulai memasuki kelas Huda.
Skip kelas Stella.
Kelas Stella sudah berhamburan, karna Bel sudah berbunyi tiga menit yang lalu. Stella dan para sahabatnya pun mulai beranjak dari Kelas.
Baru aja Stella mau ke kantin, ada aja ujiannya. Mana Stella sekarang lagi ngiket tali sepatunya, Saat Stella sudah selesai mengikat tali sepatunya, hal pertama yang terlihat dan terlintas di mata Stella adalah Velan ngobrol sama Sekar, bendahara OSIS.
Cemburu? Gak, tapi ada yang sakit rasanya. "Woi Stell!" teriak Syera, rata-rata temennya Stella mana ada yang gak bar-barnya terkecuali Stella dan Chelsea.
Stella mulai menghampiri ketiga sahabatnya itu, di sana juga sudah ada Bara, Kenzie, Aksa, dan Maryam yang sudah duduk rapi di depan Syera, Audry dan Sella.
Entah kenapa Stella kalau lihat Sekar sama Velan, kayanya sengaja deh biar manas-manasin Stella. You know lah, Stella mana tau rasa Cemburu gaes, pacaran aja dia gak tau.
"Eh adek, pakabar lo?" tanya Kenzie ke Stella yang mulai menoleh ke Kenzie yang sedang minum teh botol sossronya. "Baik, Alhamdulillah." Stella menjawab dengan seadanya, Stella rada lesu kali ini.
Di meja lain, Sekara sangat senang di ajarin langsung ketua OSIS di SMALFAJR. Seengganya, Velan merasa risih sama keberadaan Sekar, mana Alden libur lagi.
"Please, gak usah centil," ujar Velan yang mulai menepis tangan Sekar yang sebgaja bergelantungan di pergelangan tangan Sekar. "Cie ... ada yang cemburu nih," gumam Sekar melirik Stella yang lagi urik-ruingan.
"Lo ngapa dah? Kek, comberan gitu?" ujar Bara, you know Bara kalau ngeledek gak pake rem gaes. "Bukan kaya comberan, Kaya kaleng bekas," sambung Audry. "Bukan kalnge-kaleng, Khahaha!" sambung Kenzie yang mulai tertawa, dan semua pun tertawa. Terkecuali Stella bodo amat.
"Jauh banget rasanya, Apa Velan pake jarak?" batin Stella.
··||··
KAMU SEDANG MEMBACA
VELANSTELLA
General FictionIni tentang Stella Radhina Reyes. Yang diperebutkan banyak pemuda. Dia Cantik, anggun, sholehah, dan juga sedikit pendiam. Mampu saja membuat banyak pemuda terpesona oleh kemolekan dirinya dan lantunan ayat suci al-qur'an nya. Bagaimana rasanya...