Bab 39: Semakin dekat

214 20 25
                                    

Dua bulan berlalu. Huda dan Aisyah sudah menikah dengan sah, Huda sedang sibuk mengetik leptopnya untuk pekerjaan dari Rumah sakit.

Malam ini Stella berangat ke pengajian lagi, namun bersama Aisyah sang  kakak ipar.

Stella mulai bersiap-siap dengan gamis yang berwarna pink dusty benar-benar cocok di tubuhnya dengan balutan khimar yang senada dan Niqob berwarna hitam.

"Stella! itu ada ka Aisyah nungguin kamu!" jerit Tia. Stella mulai beranjak dari kamarnya menuju ruang tamu. Benar saja, Aisyah sudah menunggunya dengan baju berwarna Maroon dan niqob hitamnya sangat anggun.

"Masya allah ka, Afwan ka udah bikin kakak menunggu ya," ujar Stella sambil menunduk, Aisyah langsung berdiri dan memegang pundak Stella.

"Gak apa-apa ko. Izin dulu sama mama," ujar Aisyah, Tia mulai menghampiri mereka.

"Emang kakak udah izin sama Abang?" tanya Stella yang membuat Aisyah tertawa kecil, "Kan dia lagi sibuk di ruang kerja, gak enak ngeganggu Stell," ucap Aisyah.

Stella dan Aisyah mulai mencium tangan mamanya dan mulai berangkat ke pengajian di mesjid Jami.

Saat di perjalanan Aisyah dan Stella sangat ramai dengan kisah-kisah gimana sih Aisyah dan Huda bisa saling kenal.

"Jadi, Abang yang ngejar kakak pas jaman SMA?" tanya Stella antusias, Aisyah mengangguk.

"Ya begitulah, Cuman di awal aja kita ketemu di saat yang gak enak. Dia mau nyebat rokok, untung aku cegah. Alhamdulillah sih mau nurut," ujar Aisyah, Stella mulai mengangguk saja.

"Gimana Stell, rasanya mau menuju khitbah?" tanya Aisyah, sambil menggoda sang adik iparnya. Stella mulai tersenyum bahkan pipinya sudah panas.

"Gimana ya? Dia dua bulan ini sering minta aku yang aneh-aneh, tapi lucu sih. Kenal sejak SMP, SMA sama, dan Kuliah sama," ujar Stella sambil tertawa, Aisyah juga ikut tertawa mengingat masa-masa dia bersama sang suami.

Tiba-tiba ada panggilan telpon dari ponsel Aisyah. Ponsel Aisyah mulai berdering.

"Assalamualaikum, Ada apa Mas?" tanya Aisyah, ya itu yang nelpon adalah suami tergantengnya.

"Waalaikumsalam, Kamu kemana heum? masa gak izin sama aku sih!" ujar Huda bernada manja kepada sang istri.

"Hehe. kali aja aku ngeganggu kamu. Aku sama adek kepengajian kaya malam minggu kemaren, Iya entar deh ya aku kasih sesuatu," ucap Aisyah yang mulai tersenyum, sedangkan Stella hanya menyimak saja.

Padahal di ponselnya sudah banyak notif pesan dari room chat grup dan salah satunya pemilik hatinya.

"Kejutan? Oke deh, aku tunggu. Muuuach, Hati-hati sayang, Assalamualaikum," ujar Huda membuat Stella bergedik ngeri.

Huda semenjak menikah dengan Aisyah, benar-benar persis sama kaya papahnya Vernon. Manjanya luar binasa.

"Mas! iya, Waalaikumsalam," Aisyah mulai menutup telponnya. Mereka sudah sampai di parkiran masjid Jami. Aisyah dan Stella mulai turun dari mobil menuju dalam Masjid.

Stella sangat menikmati tausiyah dari sang ustadz, sedangkan Aisyah sedang menikmati juga.

Hari sudah larut, Stella dan Aisyah mulai sampai di rumah mewah kediaman Reyes.

"Ka, Makasih atas hari ini," ujar Stella memeluk Aisyah, Aisyah langsung membalas pelukan tersebut. Kebetulan Huda sudah datang, tadi dirinya berada di Rumah sakit sebentar.

"Assalamualaikum," salam Huda, Membuat kedua perempuan yang sedang berpelukan itu langsung melepas satu sama lain. Stella mulia meninggalkan kedua kakaknya itu.

VELANSTELLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang