Buku tebal, cetakan 2017, 2018 dan 2019 menumpuk di atas bangku. Cowok idaman para kaum hawa itu tengah duduk santai di bangkunya sambil mempelajari teori-teori yang terdapat dalam buku tersebut. Keadaan santai dan damai. Tiba-tiba saja berubah menjadi gaduh dan berisik.
"Alex buruan keluar! Samperin tuh cewek yang baru aja gila gara-gara lo!" Teriak Rendi saat memasuki kelas. Alex hanya meliriknya sekilas kemudian melanjutkan kembali mempelajari buku yang menumpuk itu.
"Alex! Dia terus merengek ke gue. Ayolah, gue mohon. Dia berisik banget. Gendeng gue dengernya!" Teriaknya di ambang pintu. Alex menutup buku dan melihat ke arah Rendi dengan helaan napas berat.
"Lo bilangin, gue sibuk."
"Gue beberapa kali bilang sama dia. Tapi kagak mau denger woy! Ah... ribet dah tu anak." Pasrah Rendi.
Flashback on
Hexa berjalan dengan tenang sambil membawa kresek jajanannya. Matanya melihat ke lapangan nan luas dengan rumput buatan. Dalam hati ia berdecak kagum bisa lolos di SMA yang besar dan menjadi unggulan. Tiba-tiba langkahnya terhenti... Hexa ingat sesuatu, ia melihat jam di tangannya. "Masih ada 10 menit lagi!" Gumamnya. Hexa memutar balik menuju deretan pintu kelas 12.Ditengah jalan, ia menghentikan langkahnya lagi. Eh tapi kak Alex kelas 12 apa ya? Batinnya sambil menaruh telunjuk di keningnya. Bujuk dicinta, ulam pun tiba, Hexa melihat orang yang dikenalnya. Sebenarnya, ia masih kesal dengan perlakuan Rendi di kantin. Tapi, mereka satu-satunya yang bisa Hexa mintai bantuan.
"KAK RENDI!" Teriak Hexa lantang. Namun, Rendi tak menoleh, seolah ia tuli dengan teriakan cempreng Hexa.
Hexa berdecak kesal, dan langsung menghampiri mereka yang berada di lorong menyebrangi lapangan.
"Kak Rendi! Kakak temennya kak Alex ya?"
Cowok yang dipanggil Rendi melirik ke arah Hexa. "Lo yang tadi nepuk gue ya? Iye, emangnye kenape? Lo mau minta foto sama tuh cowok?"
"Woy Ren. Santai dikit napa. Tuh kasian anak orang maen serobot aja." Kata cowok dengan perawakan sedikit gemuk.
"Kamu ada perlu apa dek sama Alex?" Tanya cowok putih yang sedikit gemuk, di name tag nya tertulis nama D O N I.
"Emm anu kak. Aku mau.. kenalan." Kata Hexa dengan senyum unjuk giginya.
"Si Alex sibuk. Mending lo balik kelas dah. Gue mah baek, mo bilangin ke elo jangan ngedeketin kutub utara kalau kagak mau beku." Kata Rendi kembali nyerobot.
"Tapi aku mau kenalan." Keukeuh Hexa.
"Gak bisa. Gue mau ke kelas." Rendi berlalu dengan Doni yang mengikutinya. Tapi, tak bisa di elak, suara decitan sepatu Hexa membuat Rendi menghentikan langkahnya. "Lo jangan ikutin gue napa! Gue tau gue ganteng. Tapi plis neng, abang kagak mau sama eneng."
"Aku mau kenalan sama temen kakak yang namanya kak Alex. Sekaligus mau ucap terima kasih juga udah nolongin Hexa tadi."
"Dah dibilangin sibuk. Ribet dah ah. Sini, kasih ke gue. Lo pasti mau kasih sesuatu sama si Alex kan?" Tanya Rendi sambil mengulurkan tangannyanya berharap Hexa memberinya sesuatu. Hexa menggeleng. "Gak ada." Kata Hexa.
"Dengerin gue ya dek! Kak Alex orangnya sibuk banget se antero sekolah. Gak ada waktu buat ngeladeni adek. Apalagi sekarang kite juga ikutan sibuk buat acara Band. Jadi mending sono ke kelas ya!"
"Gak mau!"
Rendi memutar bola matanya kesal. "Oke fix! Gue lagi yang jadi sasaran semua cewek. Kenapa si hah! Mau apa lo sama dia?"
"Umm mau minta ketemu."
Flashback off."Kak Rendi aku tunggu lama banget, yaudah aku masuk, gakpapa ya. Kak Alexnya mana?" Tanya Hexa di ambang pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hai, Kak Alex!
Teen Fiction15+ ONGOING Hexa Aprilia, cewek cantik yang sangat ceria. Dengan tingkahnya yang konyol, membuat cowok bernama Alex yang dingin, jarang senyum dan cuek menjadi hangat dan perhatian. "Lo mau jadi pacar gue?" Potong Alex, sontak membuat Hexa terpaku...