39% Gejala

47 3 6
                                    

Ukhuk.. ukhukkk...

Beberapa kali Ratna mendengar suara batuk Hexa tengah malam. Ratna bergegas ke kamar Hexa, ia melihat putrinya meringkuk sambil menggigil.

"Ma dingin. Kenapa ACnya di nyalain." Racau Hexa. Ratna menghampiri AC kamar Hexa, mati, dan udara dikamar Hexa juga hangat. Dengan cemas, Ratna menghampiri Hexa dan menyentuh dahinya. Ia terkejut, suhu tubuh Hexa sangat panas. Ratna membuka telapak tangan Hexa dipenuhi keringan, tidak dengan leher dan pelipisnya.

Ranta sedikit panik dan buru-buru pergi ke dapur untuk membuatkannya kompres.

"Papa. Hexa kangen. Papa kapan ke sini?" Racaunya lagi. Ratna menempelkan handuk kecil di dahi Hexa.

"Hexa, kamu tadi lupa makan obat?" Tanya mama Hexa dengan wajah pucat. Perlahan mata Hexa mengerjap. "Hexa gak mau makan obat lagi. Hexa udah capek, Hexa mau hidup normal seperti yang lain." Lirihnya. Ratna menitikan air mata sedih. Sejak usia 9 tahun, Hexa didiagnosa memiliki Asma, kelenjar paru-paru dan juga detak jantung yang lemah. Entah harus mengeluarkan uang berapa banyak lagi untuk bisa menyembuhkan putri semata wayangnya. Ratna bahkan memutuskan untuk pindah ke Bandung yang masih asri lingkungannya, jauh dari hiruk piruk asap kendaraan kota padat.

Perlahan tubuh Hexa tidak lagi menggigil. Tangannya memeluk guling dan terlelap. Mama Hexa mengganti kompresan dengan yang baru dan menempelkannya pada dahi Hexa.

"Mama yakin, penyakit kamu pasti sembuh nak." Gumam Ratna sambil mengusap kepala Hexa lembut.

***

"Hexa." Suara familiar serta tepukan pelan membuat Hexa sontak menoleh ke arahnya. Hexa tak membalas sapaan Rachel yang tersenyum kepadanya.

"Maafin Achel ya udah buat hubungan kalian gak baik. Achel nyadar kok Achel salah. Maka dari itu, Achel mau minta maaf sama kamu. Achel udah pindah kemarin dan gak tinggal lagi di rumahnya kak Alex. Achel juga udah anggap kak Alex sepupu Hexa." Ucapan Achel membuat Hexa berkedip-kedip.

"Jadi mau gak kalau Hexa temenan sama Achel?" Tanya Rachel sambil mengulurkan tangannya. Hexa ragu, entah itu memang tulus dari Rachel atau hanya pura-pura agar bisa lebih dekat dengan Alex melalui Hexa.

Tapi keraguan itu Hexa tepis. Hexa membalas uluran tangan Rachel. "Hexa maafin kok dan mau jadi teman Rachel."

Rachel tersenyum senang dan dibalas senyuman oleh Hexa.

"We we we, ngapain tangan kotor lo pegang tangan Hexa?" Tanya Adelio yang tiba-tiba datang dari luar.

"Lio jangan gitu. Achel gak maksud jahat kok. Dia minta maaf sama Hexa." Kata Hexa tersenyum lebar.

Mata Adelio memicing. "Dan lo percaya gitu aja?" Tanya Adelio dan dibalas anggukan oleh Hexa.

"Gini ya Xa. Lo tau serigala yang nyamar jadi seekor domba?"

"Gak tau. Lio kalau emang gak suka sama Achel jangan buat Achel sedih."

"Emang aku serigala apa!" Ketus Rachel sambil mendelikkan matanya.

"Awas kalau lo macem-macem sama calon bini
gue!" Peringatan Adelio hanya dibalas putaran bola mata oleh Achel.

***

Dengan langkah riang dan sudah lama sekali Hexa tak pernah datang ke kelas Alex. "Seneng bat lu. Kek dapet nomor togel." Kata Rendi dengan smirknya. Tapi itu bukan senyunan sinis, melainkan ingin tersenyum tapi gengsi.

"Seneng lah. Hexa kan mau ketemu sama kak Alex."

"Sining lih kimirin kin birdiiin simi si ilix di timin."

Hai, Kak Alex!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang