20% Temen Makan

91 7 0
                                        

"Woy! Si Hexa udah nunggu lo tuh"

"Suruh masuk lah." Kata Alex mengalihkan pandangan dingin ke arah Rendi. Laki-laki itu berjalan dengan gagahnya sambil ngomong "dingin banget mas!"

Rendi mendudukkan bokongnya di atas kursi. Ia mengajak Hexa masuk ke kelasnya

Kini mereka sedang memerhatikan Alex yang terlihat sangat fokus mengerjakan sesuatu. Ia melihat deretan angka-angka, akar, dan lain sebagainya. "Lo gak bosen apa? Tiap hari ketemu angka, ketemu angka dan angka lagi? Gue heran deh sama lo Lex. Lo udah pinter masih aja belajar," kata Rendi

"Gue mau masuk ke universitas impian gue. Makanya gue harus belajar,"

"Ntar pinter lo bagi-bagi sama gue ya,"

"Ogah!"

Hexa terlihat senyum-senyum sendiri, ia mulai membayangkan bagaimana berumah tangga dengan sosok Alex, jika Hexa diberi pilihan mempunyai suami seperti Sehun atau Alex, sudah pasti dia akan memilih Alex, entah kenapa rasa sukanya sudah terkunci pada satu laki-laki yang telah mencuri hatinya.

"Lah, ngapain lo senyum-senyum?" Tanya Rendi yang bergidik ngeri.

"Lex, gue pinjem pulpen dong," pinta Yari, sambil menyodorkam tangannya.

"Gak modal."

"Plis. Sekarang aja. Ntar istirahat, gue beli di kantin," mohonnya.

Alex merogoh tasnya, ia merasa ada sebuah kain di dalam, seperti baju. Alex mengeluarkan baju itu. Dirinya masih ingat baju siapa ini. Gue lupa. Batin Alex. Kemarin ia akan mengembalikannya sepulang sekolah, tapi Hexa pulang lebih dulu karena sakit. Ia mengeluarn baju yang sangat kecil itu, sekalian dengan pulpen.

"Nih baju lo kemarin ketinggalan di toilet." Kata Alex. Hexa membelalak, sama sekali tidak mengingat bajunya itu. Hexa menerimanya dan mengucapkan kata terima kasih. Meski tidak terlalu dekat, wangi parfume Alex masuk ke hidungnya. Kak Alex wangi banget parfumenya. Batin Hexa

Hexa melihat jam di pergelangan tangannya.

"Kak Alex, Hexa ke kelas dulu ya. Oh iya, ini untuk nanti kak Alex makan siang. Diterima ya!" pamit Hexa dengan perasaan berdebar setelah memberikan kotak bekal buatannya.

Selepas kepergian Hexa, datang guru mata pelajaran bahasa Inggris, sebagian murid mendesah pelan karena pelajaran yang gak disukai masuk. Hanya 10 : 36 yang fasih bahasa asing itu. Alex, Reza, Winda, Farhan, Joni, Ucup dan lainnya, sisanya hanya mengerti "yes, no, I, Love, U"

"Good morning everybody,"

"Good morning ma'am,"

"How are you today?"

"I'm fine, thank you. And you?"

"I'm fine too,"

Dan hanya seperti itu saja yang lancar mereka ucapkan, karena sebuah rutinitas di setiap pelajarannya

***

Hexa menatap Tiara dengan kesal. Pasalnya ia tetap tidak mau pergi ke kantin bersamanya. "Tiara kok gak mau ke kantin bareng aku. Tiara malu punya temen kayak Hexa ya?"

"Aku di kasih bekal, nih." ucap Tiara sambil memperlihatkan kotak makan berwarna biru.

"Yasudah, aku sendiri lagi deh makannya." Hexa berjalan seorang diri ke kantin. "Dasar Tiara, dia temen deketku satu-satunya malah jarang barengan, kenapa sih dengan kantin. Jarang banget dia ke sana. Anti kantin kayaknya," gumam Hexa menahan kesal.

"Ah sudahlah. Makan bakso pasti akan membuat moodku balik lagi,"

Hexa menghampiri tukang bakso dengan nama BOWO Bakso Jowo, dilihat dari wajah dan warna kulitnya. Sudah dipastikan bapak ini orang Jawa. "Pak. saya pesan bakso satu porsi ya,"

"Nggih neng. Silakan duduk dulu, nanti tak anterin ke meja sama anak saya," ucapnya sopan dengan logat jawa medok, Hexa melihat anak perempuan bapak ini, sepertinya seumuran denganku. Batin Hexa. "Pak, bapak gak lagi sibuk banget ya?"

"Enda neng, kenapa emang?"

"Enggak. Baksonya dua porsi ya,"

"Walah.. neng ayu banyak juga makannya,"

"Yang satu lagi untuk teman saya,"

"Oh nggih nggih... tunggu sebentar yo,"

"Siap,"

Hexa memilih meja dekat bakso BOWO, terlihat kelihaian pak Jowo dalam menyajikan bakso. Tidak lama, bakso yang dipesan Hexa datang. "Kamu gak lagi sibuk kan?" Tanya Hexa pada gadis yang membawa nampan bakso. Gadis itu menggeleng sambil tersenyum.

"Ah ayo-ayo sini makan bakso ayahmu bareng aku," ajak Hexa

"Aku harus bekerja,"

"Sebentar ko," Hexa berdiri dan berjalan menghampiri kedai pak Jowo. "Pak Jowo, Anak bapak boleh ya makan bakso sama aku. Soalnya aku gak ada temen buat makan bakso. Boleh ya. Ayolah pak,"

"Boleh saja neng. Tapi anak saya ndak sekolah, cuman bantu saya kerja di sini, nanti neng malu,"

"Ah gakpapa pak, saya mah udah gak masalahin itu. Yang penting saya punya teman makan di kantin. Ngak apa-apa ya pak,"

"Yowes ndak papa,"

"Asik. Makasih pak." ucap Hexa tersenyum senang, pak Jowo melihat kagum ke arah Hexa. Cah ayu. Batinnya.

"Nama kamu siapa? Kalau nama aku Hexa, aku kelas 10 IPA 1. Pasti tahukan letak kelas aku di mana? Oh ya.. aku juga punya satu cowok yang aku suka, namanya kak Alex. Kamu tahu gak, dia itu ganteng, baik, cool, warbyazah pokoknya," ucap Hexa dengan riang gembira.

Gadis itu terkekeh pelan dengan Hexa yang terlihat mudah akrab dengan siapa pun "Nama aku Siti, apa neng Hexa ndak apa kalau cerita panjang lebar sama aku yang baru di kenal?"

"Gakpapa kali, itu bukan rahasia negara yang harus di lindungi,"

"Sekali-kali Siti main dong ke kelas aku, nanti aku kenalin sama temen baik aku di sana. Namanya Tiara."

"Dia ndak ke sini neng?"

"Yah gini lah Sit. Aku selalu sendiri pergi ke kantin,"

"Ndak apa, sekarang ada aku yang temenin. Karena bakso bapakku tidak terlalu ramai, jadi bisa nemenin neng Hexa di kantin."

"Iya Siti. Wah aku harus ajak temen-temen aku buat jajan bakso BOWO. Enak banget," sanjung Hexa saat meyeruput kuahnya.

Siti kembali terkekeh. Jowo yang melihat anaknya dekat dengan siswi di sekokah elite ini hanya tersenyum senang. Gadis itu tidak pandang bulu. Tidak merasa jijik berteman atau makan dengan anak tukan bakso. batin Jowo.

"Za, gue keliling dulu," kata Rendi

"Lo mau ngemis?"

"Eggaklah bego. Gue mau cari makanan yang di jual di sini."
________________

Hola epribadi yang ketjeh gilak. Oke part ini sudah selesai aku up ya hwehehe.. diam-diam Bagas ngajak Hexa kencan. Ternyata sejauh ini masih dikit ya pembacanya. Apa yang harus author lakukan?

(Berdo'a dan bersabar thor)

asiap 🖒

Go 100%

Thanks

Honey

Hai, Kak Alex!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang