25% Es Batu Mencair

50 6 0
                                        

Hexa merasa ada seseorang yang duduk di sampingnya, sedikit demi sedikit matanya mulai terbuka. Buram. Pandangannya kabur, ia tak bisa melihat jelas siapa yang berada di sampingnya.

"Lo kenapa?"

Degh... Hexa merasa jantungnya berpacu cepat, ia mengenali suara itu. Napas Hexa mulai tak teratur. Kenapa dia ada di sini. Batin Hexa yang terasa ngilu mengingat kejadian tadi. Hexa memalingkan wajah. Tangisnya ingin kembali keluar.

"Kak Alex kenapa ada di sini? Kak Alex bolos ya? Mending ke kelas aja, gakpapa Hexa di sini sendiri,"

"Gue tanya lo kenapa? Siapa yang udah buat lo gini?"

"Hexa jatuh, udah. Ke kelas aja kak Alex ya. Hexa gakpapa,"

"Lo gak mau jawab? Atau gue yang cari tahu sendiri?"

"Cari tahu aja kalau bisa,"

"Okay, kemungkinan hanya satu orang yang gue curigai. Iriana."

Hexa terkejut dengan ucapan barusan. "Kak Alex ke kelas aja sana. Jangan bolos, Hexa gakpapa,"

Alex menghela napas pelan "lo gak perlu takut sama ancaman Iriana, Xa,"

"Apaan kak? Kok malah ke kak Iriana?"

"Lo gak bisa bohong,"

"Hexa gak bohong,"

"Lo berani natap mata gue?"

"Buat apa?"

"Biar gue percaya lo gak bohong,"

"Gak perlu, Hexa gak mau lihat mata kak Alex, mulai sekarang Hexa benci sama kak Alex. Hexa juga gak bakal ngengganggu, bom chat atau stalk kak Alex lagi. Hexa mau nyerah aja,"

"Kalau gue minta lo jangan nyerah gimana?"

Hexa menggigit bibir bawahnya "ya..iya Hexa bakal tetep nyerah,"

"Kalau gue yang balik ngejar lo gimana?"

Hexa tak bisa menahan senyumnya "gak usah lah. Hati Hexa udah di dikunci rapat,"

"Gue punya kuncinya,"

"Ish kok malah ngegombal, Hexa suka kak Alex yang diem aja kayak orang bisu, gak usah ngegombal. Gak cocok,"

Alex memberikan secarik kertas ke arah Hexa yang masih memalingkan wajahnya. Hexa mengambilnya dengan kesal. Ia membaca pesan singkat itu perlahan.

Anggap saja aku itu tanaman dan kamu air. Tanaman tanpa air akan mengering dan layu kemudian mati. Tapi jika air terus bersama tanaman, ia akan tumbuh subur dan indah.

"Lo tau maksud gue?"

Hexa ingin menangis, apakah ini tanda cintanya terbalaskan. Hexa ingin menjerit senang, memeluknya erat. Seketika semua itu roboh begitu saja, Hexa meremas tulisan indah itu dan melempar ke sembarang arah.

"Hexa sebenernya gak suka kak Alex, Hexa pura-pura aja biar Hexa jadi terkenal,"

"Tapi sekarang gue suka lo,"

"Hexa gak peduli. Kak Alex Hexa tolak, keluar dari sini," usir Hexa dengan perasaan campur aduk.

Alex terdiam. Ia berdiri dan meninggalkan Hexa sendiri di ruang UKS. Saat pintu tertutup, Hexa meneteskan air mata sakit dan perih. Aku harus kuat. Batin Hexa menguatkan. Tak lama kemudian ia kembali sedih. "Kok aku bisa suka sama kak Alex sih. Jadi ribet kan, aaahh payah,"

***

"Xa, suhu lo panas banget," panik Reza yang baru datang.

"Maaf... maaf kak Alex," Hexa mengigau.

Hai, Kak Alex!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang