34% Marah

63 4 5
                                    

Dirasa pelajaran sekolah sudah selesai, Hexa keluar dari toilet. Ia mengedarkan pandangan dan aman. Hexa berjalan keluar dengan mata sembab dan hidung merah.

Degh.

Hexa terpaku ditempat. Jantungnya berpacu cepat saat melihat Alex sudah ada di samping pintu dengan tas miliknya di tangan Alex.

"Setiap ada masalah. Lo mau bolos terus?" Tanya Alex dengan dingin. Sangat dingin.

"Kenapa kak Alex tau Hexa di sini?"

"Lo nangis sepanjang jalan, terus masuk ke toilet. Emang gak ada orang yang lihat?"

Hexa tertunduk.

"Kenapa lo nangis? Gara-gara gue di peluk? Atau gue narik Rachel pergi?" Tanya Alex.

"Habisnya dia nyebelin, main peluk-peluk kak Alex."

"Dia sepupu gue. Dia gak ada berhak buat ambil gue dari lo."

Degh.

Hexa kembali terkejut mendengar kalimat terakhir Alex. Bibirnya tak bisa lagi membendung sebuah senyuman, sebisa mungkin Hexa menahannya dengan menggigit bawah bibir. Hexa gak boleh gampang luluh sama kak Alex. Meskipun gak tahan mau senyum. Tapi harga diri seorang Hexa sedang di permainkan disini huft.

"Nih ambil. Lo tunggu di gerbang. Gue anter pulang" kata Alex sambil berlalu pergi ke tempat parkir

Hexa menerima tas yang di beri Alex. Hexa menyedot kuat ingus yang keluar. Samar-samar bibirnya tersenyum. Rasa sakit tadi seolah tak pernah ada. Hexa memang beruntung bisa mendapatkannya. Tidak, tapi sangat beruntung. Bahkan mereka tak tahu dibalik sisi serius dan dingin seorang Alex, ada kehangatan yang membuat Hexa tenang.

***

"Kak Alex, sakit ih." Kata Rachel sambil melepas paksa cengkraman tangan Alex.

"Lo ngapain peluk-peluk gue?"

Rachel melipat kedua tangannya. "Emang gak boleh? Achel kan kangen."

"Lo gak tau tempat apa?"

"Kak Alex! Achel gak peduli. Pokonya, selama kak Alex belum jadi suami Achel. Achel gak bakal berhenti ngejar. Enak aja."

"Lo itu sepupu gue. Lagian gue punya pacar, Chel"

Rachel melotot "pacar!?" Teriaknya.

"Ya."

Tapi wajah Achel tiba-tiba berubah santai "gak peduli. Lagian kalian kan belum tentu jodoh. Achel bakalan ancurin hubungan kalian. Gak terima kalau kak Alex punya pacar!"

"Chel udah ya. Dari dulu sampai sekarang sifat lo gak berubah. Lo ke kelas sekarang, udah mau masuk. Gue anter."

"Ih baru juga beberapa menit." Kesal Rachel. Alex mengembuskan napas berat. Ada setitik sesal dalam hatinya.

"Loh, Alex? Ngapain lo di sini? Lah ini sape? Pacar baru?" Tanya Adelio.

"Hexa mana?"

"Mana gue tau. Gue kira sama lo dari istirahat. Ternyata lo juga main kotor di belakang si Hexa."

Alex berdecap dan mengulum bibir bawahnya. Ia kemudian berbalik menuju ke kelas.

Untuk pertama kalinya dalam sejarah. Seorang Alex Bale tidak benar-benar memerhatikan guru di depan. Pikirannya melayang entah kemana. Rendi bahkan beberapa kali menepuk punggung Alex agar tak terus melamun

"Mikirin utang ye?" Bisik Rendi dan hanya delikan yang di dapat.

Saat bel pulang berbunyi. Buru-buru Alex mengemasi buku ke tas. Dengan langkah cepat, Alex menuju ke kelas Hexa. Di lihat Tiara hanya duduk seorang diri, disitu Alex merasa sangat tak tenang.

Hai, Kak Alex!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang